Difference between revisions of "Kinerja Kanal Wireless Dengan Beban"
Onnowpurbo (talk | contribs) |
Onnowpurbo (talk | contribs) |
||
(6 intermediate revisions by the same user not shown) | |||
Line 1: | Line 1: | ||
− | Untuk | + | [[Image:Wfi-performance1.jpg|right|400px|thumb|Performansi Kanal Pada WiFi]] |
+ | Untuk memberikan gambaran tentang peformansi system, sebetulnya hampir semua peralatan IEEE 802.11 adalah [[radio]] [[half-duplex]]. Artinya tidak bisa secara simultan transmit dan receive sekaligus. Konsekuensinya thruput sebetulnya tidak mungkin 11Mbps, tapi sekitar 6-7Mbps maksimum. [[Thruput]] yang akan kita peroleh biasanya lebih rendah lagi sekitar 5-6Mbps (atau sekitar 600-800Kbyte per detik) karena adanya overhead protocol di system. Thruput maksimum seperti ini hanya akan tercapai jika hanya ada dua (2) stasiun yang berkomunikasi di jaringan. | ||
− | + | Kenyataannya, pada [[WiFi]] merupakan media radio yang sifatnya sharing atau digunakan bersama. Tentunya agar tidak ada paket yang rusak hanya boleh ada satu stasion yang menggunakan frekuensi pada satu saat. Stasion lain dapat menggunakan frekuensi secara bergantian. Semakin banyak stasiun yang ada pada frekuensi semakin tinggi delay yang harus di alami sebelum sebuah stasiun dapat mengirimkan data. Oleh karena itu, sangat logis jika [[thruput]] akan drop dengan semakin banyak station yang menggunakan frekuensi yang sama. | |
− | + | Degradasi pada thruput akan tampak lebih dahsyat jika banyak stasion yang mendownload / mengirim file-file besar atau melalukan streaming video. Tentunya untuk traffifc yang kecil-kecil & rendah seperti chatting, kita tidak melihat degradasi yang fatal di jaringan dan oleh karenanya lebih banyak stasion yang dapat menggunakan system secara bersamaan. | |
− | + | Tampak pada gambar, total maksimum stasiun yang dapat sharing pada sebuah channel yang sama pada dasarnya terbatas & sangat tergantung pada tipe traffic-nya. Pada traffic yang rendah, kita akan melihat sekitar 30-an stasiun sebelum kita melihat drop thruput yang besar. Pada traffic yang besar / tinggi, sebuah channel kemungkinan hanya akan mampu menampung jumlat yang sangat terbatas sekali, sekitar 10-15 stasiun, sebelum kita melihat drop thruput yang sangat besar. Oleh karena itu, kita perlu membatasi jumlah stasiun sekitar 10-30 stasiun saja. | |
+ | Jika sebuah channel / sell demikian penuh, seseorang / sebuah stasiun hanya dapat menggunakan kembali [[frekuensi]] / channel tersebut untuk membuat sebuah sel baru harus dilakukan setelah jarak tertentu. Oleh karena itu membatasi power setiap station dan membuat sell dengan maksimum 20-30 stasion untuk setiap channel sel sangat penting sekali artinya. Artinya, tunduk pada batasan [[EIRP]] maksimum 30dBm sangat penting sekali untuk menjamin terjadinya frekuensi reuse di sebuah daerah. | ||
+ | Perlu di catat bahwa stasiun yang bekerja di sebuah sell (sebuah channel) dapat menggunakan [[SSID]] yang berbeda-beda. Tidak ada hubungannya dengan jumlah [[Access Point]] pada sebuah sel. Jumlah stasiun yang dapat beroperasi tetap sekitar 20-30 buah saja, tidak peduli berapa [[Access Point]] yang beroperasi untuk memberikan servis pada sebuah sel. | ||
+ | Kita juga perlu mendisain penggunaan [[frekuensi]] dengan baik untuk meminimalkan interferensi antara sell. Penggunan set channel yang tidak saling mengganggu sangat penting artinya untuk menjamin pemisahan [[frekuensi]] operasi yang cukup bagi beberapa link [[radio]] yang beroperasi agar tidak saling mengganggu satu sama lain. | ||
==Pranala Menarik== | ==Pranala Menarik== | ||
Line 14: | Line 18: | ||
* [[Wireless Internet Berbasis WiFi]] | * [[Wireless Internet Berbasis WiFi]] | ||
* [[Wireless Internet]] | * [[Wireless Internet]] | ||
+ | * [[WiFi: Menghitung Link Budget]] | ||
+ | * [[WiFi: Konversi Satuan Watt - dBm]] | ||
+ | * [[WiFi: Kalkulasi Free Space Loss (FSL)]] | ||
+ | * [[WiFi: Kalkulasi Fresnel Zone Clearence]] | ||
+ | * [[Effective Isotropics Radiated Power]] | ||
+ | * [[WiFi: Mengarahkan Antenna]] | ||
+ | * [[WiFi: Sudut Tilt Antenna]] | ||
+ | * [[WiFi: Down Tilt Coverage]] | ||
+ | * [[Mengapa Disain Metropolitan Area Network Menjadi Penting]] | ||
+ | * [[Kinerja Kanal Wireless Dengan Beban]] | ||
+ | * [[WiFi: Channel di Infrastruktur WiFi 2.4GHz]] | ||
+ | * [[WiFi: Non-Overlapping Channel Set]] | ||
+ | * [[WiFi: Jarak Transmisi WLAN]] | ||
+ | * [[WiFi: Modeling Jangkauan Transmisi Radio]] | ||
+ | * [[WiFi: Disain MAN Tiga (3) Non-Overlapping Channel Omnidirectional Access Point]] | ||
+ | * [[WiFi: Disain MAN Tiga (3) Non-Overlapping Channel Sectoral Access Point]] | ||
+ | * [[WiFi: Disain MAN Empat (4) Non-Overlapping Channel Sectoral Access Point]] | ||
+ | * [[WiFi: Memasukan Sambungan Point To Point (P2P)]] | ||
+ | * [[WiFi: Beberapa Catatan Tentang Polarisasi Antenna]] | ||
+ | * [[WiFi: Beberapa Catatan Tentang Wilayah Sektoral]] | ||
+ | * [[WiFi: Interkoneksi Sel]] | ||
+ | * [[WiFi: Disain Jaringan Wireless berbasis WiFi]] |
Latest revision as of 08:35, 3 February 2010
Untuk memberikan gambaran tentang peformansi system, sebetulnya hampir semua peralatan IEEE 802.11 adalah radio half-duplex. Artinya tidak bisa secara simultan transmit dan receive sekaligus. Konsekuensinya thruput sebetulnya tidak mungkin 11Mbps, tapi sekitar 6-7Mbps maksimum. Thruput yang akan kita peroleh biasanya lebih rendah lagi sekitar 5-6Mbps (atau sekitar 600-800Kbyte per detik) karena adanya overhead protocol di system. Thruput maksimum seperti ini hanya akan tercapai jika hanya ada dua (2) stasiun yang berkomunikasi di jaringan.
Kenyataannya, pada WiFi merupakan media radio yang sifatnya sharing atau digunakan bersama. Tentunya agar tidak ada paket yang rusak hanya boleh ada satu stasion yang menggunakan frekuensi pada satu saat. Stasion lain dapat menggunakan frekuensi secara bergantian. Semakin banyak stasiun yang ada pada frekuensi semakin tinggi delay yang harus di alami sebelum sebuah stasiun dapat mengirimkan data. Oleh karena itu, sangat logis jika thruput akan drop dengan semakin banyak station yang menggunakan frekuensi yang sama.
Degradasi pada thruput akan tampak lebih dahsyat jika banyak stasion yang mendownload / mengirim file-file besar atau melalukan streaming video. Tentunya untuk traffifc yang kecil-kecil & rendah seperti chatting, kita tidak melihat degradasi yang fatal di jaringan dan oleh karenanya lebih banyak stasion yang dapat menggunakan system secara bersamaan.
Tampak pada gambar, total maksimum stasiun yang dapat sharing pada sebuah channel yang sama pada dasarnya terbatas & sangat tergantung pada tipe traffic-nya. Pada traffic yang rendah, kita akan melihat sekitar 30-an stasiun sebelum kita melihat drop thruput yang besar. Pada traffic yang besar / tinggi, sebuah channel kemungkinan hanya akan mampu menampung jumlat yang sangat terbatas sekali, sekitar 10-15 stasiun, sebelum kita melihat drop thruput yang sangat besar. Oleh karena itu, kita perlu membatasi jumlah stasiun sekitar 10-30 stasiun saja.
Jika sebuah channel / sell demikian penuh, seseorang / sebuah stasiun hanya dapat menggunakan kembali frekuensi / channel tersebut untuk membuat sebuah sel baru harus dilakukan setelah jarak tertentu. Oleh karena itu membatasi power setiap station dan membuat sell dengan maksimum 20-30 stasion untuk setiap channel sel sangat penting sekali artinya. Artinya, tunduk pada batasan EIRP maksimum 30dBm sangat penting sekali untuk menjamin terjadinya frekuensi reuse di sebuah daerah.
Perlu di catat bahwa stasiun yang bekerja di sebuah sell (sebuah channel) dapat menggunakan SSID yang berbeda-beda. Tidak ada hubungannya dengan jumlah Access Point pada sebuah sel. Jumlah stasiun yang dapat beroperasi tetap sekitar 20-30 buah saja, tidak peduli berapa Access Point yang beroperasi untuk memberikan servis pada sebuah sel.
Kita juga perlu mendisain penggunaan frekuensi dengan baik untuk meminimalkan interferensi antara sell. Penggunan set channel yang tidak saling mengganggu sangat penting artinya untuk menjamin pemisahan frekuensi operasi yang cukup bagi beberapa link radio yang beroperasi agar tidak saling mengganggu satu sama lain.
Pranala Menarik
- Wireless Internet Berbasis WiFi
- Wireless Internet
- WiFi: Menghitung Link Budget
- WiFi: Konversi Satuan Watt - dBm
- WiFi: Kalkulasi Free Space Loss (FSL)
- WiFi: Kalkulasi Fresnel Zone Clearence
- Effective Isotropics Radiated Power
- WiFi: Mengarahkan Antenna
- WiFi: Sudut Tilt Antenna
- WiFi: Down Tilt Coverage
- Mengapa Disain Metropolitan Area Network Menjadi Penting
- Kinerja Kanal Wireless Dengan Beban
- WiFi: Channel di Infrastruktur WiFi 2.4GHz
- WiFi: Non-Overlapping Channel Set
- WiFi: Jarak Transmisi WLAN
- WiFi: Modeling Jangkauan Transmisi Radio
- WiFi: Disain MAN Tiga (3) Non-Overlapping Channel Omnidirectional Access Point
- WiFi: Disain MAN Tiga (3) Non-Overlapping Channel Sectoral Access Point
- WiFi: Disain MAN Empat (4) Non-Overlapping Channel Sectoral Access Point
- WiFi: Memasukan Sambungan Point To Point (P2P)
- WiFi: Beberapa Catatan Tentang Polarisasi Antenna
- WiFi: Beberapa Catatan Tentang Wilayah Sektoral
- WiFi: Interkoneksi Sel
- WiFi: Disain Jaringan Wireless berbasis WiFi