WNDW: Pola Radiasi

From OnnoWiki
Jump to navigation Jump to search
Gambar 4.4: Sebuah plot rectangular pola radiasi Yagi

Pola radiasi atau pola antena menggambarkan kekuatan relatif medan yang dipancarkan di berbagai arah dari antena, pada jarak yang konstan. Pola radiasi adalah pola penerimaan juga, karena pola radiasi tersebut juga menggambarkan karakteristik menerima antena. Pola radiasi adalah tiga- dimensi, tetapi biasanya pola radiasi yang terukur merupakan irisan dua dimensi dari pola tiga dimensi, di bidang planar horisontal atau vertikal. Pengukuran pola ini ditampil kandalam format rectangular ataupun polar. Angka-angka berikut menunjukkan tampilan alur rectangular khusus untuk Yagi sepuluh-elemen. Detail ini baik tetapi sangatlah sulit untuk menggambarkan perilaku antena di arah yang berbeda.

Sistem koordinat kutub dipakai hampir universal. Di grafik dengan koordinat polar, titik-titik ditemukan berdasarkan proyeksi sepanjang poros berputar (radius) terhadap persimpangan dengan satu di antara beberapa lingkaran konsentris. Yang berikut adalah plot polar dari antena Yagi 10 elemen yang sama

Sistem koordinat polar mungkin dapat dipisahkan secara umum menjadi dua kelas: linear dan logaritmis. Di sistem koordinat linear, lingkaran konsentris berjarak sama, atau berjarak gradual. Grid / kisi-kisi seperti ini mungkin dipergunakan untuk menampilan daya yang tersimpan pada sinyal secara linier. Untuk mempermudah perbandingan, lingkaran konsentris dengan jarak yang sama dapat diganti dengan lingkaran yang ditempatkan secara pas yang melambangkan respons dalam desibel, direferensikan sampai 0 dB di pinggir luar alur. Di plot seperti ini sidelobe kecil akan ditekan. sidelobe dengan puncak lebih dari sekitar 15 dB atau di bawahnya akan tidak terlihat dari lobe utama karena kecil-nya ukuran mereka. Kisi-kisi ini meningkatkan plot dimana antena tersebut mempunyai directivity yang tinggi dan sidelobe minor yang kecil. Tegangan sinyal, bukan daya, juga bisa diplot diatas sistem koordinat linear. Di kasus ini, directivity akan di ditingkatkan dan sidelobe kecil akan ditekan, tetapi tidak pada tingkat yangs ama jika kita menggunakan kisi-kisi daya linear.

Gambar 4.5: Sebuah plot kutub dari antenna yagi yang sama.

Dalam sistem koordinat polar yang logaritmis, garis kisi-kisi konsentris diletakkan secara berkala logaritmis untuk tegangan dalam sinyalnya. Nilai yang berbeda dapat digunakan untuk konstanta dalam spasi logaritmik, dan pilihan ini akan berpengaruh pada penampilan pola yang ditampilkan. Secara umum referensi 0 dB untuk pinggir luar grafik digunakan. Dengan kisi-kisi jenis ini, sidelobe yang 30 atau 40 dB lebih rendah dari lobe utama masih dapat dibedakan. Jarak di antara ujung 0 dB dan -3 dB lebih panjang daripada jarak antara -20 dB dan -23 dB, yang lebih besar daripada jarak antara -50 dB dan -53 dB. Pemberian jarak berhubungan dengan kepentingan relatif pada kinerja antena.

Skala logaritmik yang dimodifikasi akan menegaskan bentuk bean utama dan mengkompresi sidelobe samping pada tingkat yang sangat rendah (>30 dB) terhadap pusat pola. Ini dapat dilihat di Gambar 4.6.

Ada dua jenis pola radiasi, yaitu mutlak dan relatif. Pola radiasi mutlak ditampilkan dalam satuan-satuan mutlak kekuatan atau daya medan. Pola radiasi relatifmerujuk pada satuan-satuan relatif kekuatan atau daya medan. Kebanyakan ukuran pola radiasi relatif kepada antena isotropic, dan metode transfer gain kemudian dipergunakan untuk menentukan gain mutlak antena.

Gambar 4.6: Gambar plot logaritmik

Pola radiasi di daerah dekat antena tidaklah sama seperti pola radiasi pada jarak jauh. Istilah medan dekat merujuk pada pola medan yang berada dekat antena, sedangkan istilah medan jauh merujuk pada pola medan yang berada di jarak jauh. Medan jauh juga disebut sebagai medan radiasi, dan merupakan hal yang diinginkan. Biasanya, daya yang dipancarkan adalah yang kita inginkan, dan oleh karena itu pola antena biasanya diukur di daerah medan jauh. Untuk pengukuran pola sangatlah penting untuk memilih jarak yang cukup besar untuk berada di medan jauh, jauh di luar medan dekat. Jarak dekat minimum yang diperbolehkan bergantung pada dimensi antena berkaitan dengan panjang gelombang. Rumusan yang biasa digunakan untuk jarak ini ialah:

                    2d^2 
           rmin = ------
                     

Di mana rmin adalah jarak minimum dari antena, D adalah dimensi antena yang paling besar, dan  adalah panjang gelombang.


Lebar pancaran/sorotan (beamwidth)

Beamwidth antenna biasanya dipahami sebagai lebar beam saat daya setengah. Puncak intensitas radiasi ditemukan, dan lalu ujung kedua puncak yang melambangkan setengah daya intensitas puncak ditemukan. Jarak bersiku di antara ke dua ujung daya setengah di definisikan sebagai beamwidth. Setengah daya yang diekspresikan dalam decible adalah -3dB, sehingga beamwidth setengah daya beamwidth kadang-kadang dirujuk sebagai beamwidth 3dB. Beamwidth horisontal maupun vertikal biasanya dipertimbangkan.

Dengan asumsi bahwa sebagian besar daya yang dipancarkan tidak dibagi-bagi ke dalam sidelobe, gain kedepan akan berbanding terbalik dengan beamwidth: pada saat beamwidth berkurang, gain ke depan bertambah.


Sidelobes

Tak ada antena yang dapat memancarkan seluruh energi di satu arah yang dipilih. Sebagian energi yang pasti dipancarkan di jurusan lain. Puncak-puncak yang lebih kecil ini dinamakan sebagai sidelobe, yang biasanya ditetapkan dalam dB lebih kecil dari lobe utama.


Nulls

Di pola radiasi antena, null adalah zona dimana daya efektif yang dipancarkan minimum. Null sering mempunyai sudut directivity yang sempit dibandingkan dengan yang dipunyai beam utama. Dengan begitu, null berguna untuk beberapa tujuan, seperti meminimalisir gangguan sinyal pada sebuah arah.


Pranala Menarik