WNDW: Routing

From OnnoWiki
Jump to navigation Jump to search
Gambar 3.6: Computer A ingin mengirimkan data ke 192.168.1.3. Tetapi terlebih dulu harus meminta kepada seluruh jaringan untuk memperoleh alamat MAC yang di tanggapi oleh 192.168.1.3.

Bayangkan sebuah jaringan dengan tiga buah mesin: A, B, dan C. Mereka menggunakan alamat IP berikut 192,168,1,1, 192,168,1,2 dan 192,168,1,3. Mesin tersebut merupakan bagian dari jaringan /24, masker network yang digunakan adalah 255.255.255.0).

Bagi dua mesin berkomunikasi di jaringan lokal, mereka harus menentukan alamat MAC masing-masing. Sangat mungkin secara manual mengkonfigurasi setiap mesin dengan sebuah tabel yang memetakan dari alamat IP ke alamat MAC, tapi biasanya Address Resolution Protocol (ARP) digunakan untuk menentukan pemetaan secara automatis.

Jika digunakan ARP, mesin A akan menanyakan ke semua mesin secara broadcast, “Siapa yang mempunyai alamat MAC bagi alamat IP 192.168.1.3?" Waktu mesin C melihat permohonan ARP untuk alamat IP-nya sendiri, mesin C menjawab dengan alamat MAC-nya.

Gambar 3.7: Dua jaringan IP yang terpisah.

Perhatikan sekarang jaringan lain dengan 3 mesin, D, E, dan F, dengan alamat IP 192.168.2.1, 192.168.2.2, dan 192.168.2.3. Ini adalah jaringan /24 lain, tetapi tidak satu keluarga dengan jaringan di atas. Ke tiga mesin dapat mencapai satu sama lain secara langsung (terlebih dulu mempergunakan ARP untuk memetakan alamat IP ke dalam alamat MAC, dan mengirim paket ke alamat MAC tersebut). Sekarang akan kami tambah mesin G. Mesin G mempunyai dua kartu jaringan (network card) yang tersambung ke masing-masing jaringan. Kartu jaringan yang pertama menggunakan alamat IP 192.168.1.4, dan yang lain menggunakan 192.168.2.4. Mesin G tersambung secara lokal ke kedua jaringan, dan dapat mengarahkan paket di antara jaringan tersebut.

Tetapi bagaimana jika mesin A, B, dan C ingin menghubungi mesin D, E, dan F? Mereka perlu menambahkan rute untuk mencapai jaringan yang lain melalui mesin G. Sebagai contoh, mesin A-C akan menambahkan rute melalui 192.168.1.4. Di Linux, hal ini dapat dicapai menggunakan perintah berikut:

# ip route add 192.168.2.0/24 via 192.168.1.4 

... dan mesin D-F perlu menambahkan perintah berikut:

# ip route add 192.168.1.0/24 via 192.168.2.4 

Hasilnya diperlihatkan di Gambar 3.8. Perhatikan bahwa rute ditambahan via alamat IP dari mesin G yang mempunyai hubungan lokal ke masing-masing jaringan. Host A tidak mungkin menambahkan rute via 192.168.2.4, meskipun secara fisik berada pada mesin yang sama sebagai 192.168.1.4 (mesin G), karena IP tersebut tidak berhubungan secara lokal.

Gambar 3.8: Mesin G berfungsi sebagai router antara dua jaringan.

Rute mengatakan kepada Sistem Operasi bahwa jaringan yang diinginkan tidak terdapat pada jaringan yang terhubung lokal secara langsung, dan harus menyampaikan (memforward) trafik melalui router tertentu. Jika mesin A ingin mengirim paket ke mesin F, terlebih dulu akan mengirimkan paket tersebut ke mesin G. Mesin G kemudian akan mencari mesin F di tabel routing, dan melihat apakah ada sambungan secara langsung ke jaringan tempat mesin F berada. Akhirnya, mesin G akan memetakan alamat hardware (MAC) dari mesin F, dan mengirim paket tersebut ke situ.

Ini adalah contoh routing yang sangat sederhana, di mana tujuan adalah hanya satu hop jauhnya dari sumber. Saat jaringan menjadi lebih komplek, banyak hop yang mungkin perlu dilintasi untuk sampai di tujuan terakhir. Karena tidak praktis untuk setiap mesin di Internet untuk mengetahui rute kepada setiap mesin lain, kami memakai sebuah routing yang dikenal sebagai rute default (juga di kenal sebagai gateway default).

Saat router menerima paket yang ditujukan untuk jaringan yang tidak ada rute secara jelas, paket akan disampaikan ke gateway default. Gateway default biasanya merupakan rute terbaik dari jaringan anda, biasanya di arah anda ISP. Contoh dari sebuah router yang menggunakan gateway default di tampilkan pada Gambar 3.9.

Gambar 3.9: Jika tidak ada rute gamblang ke tujuan tertentu, sebuah mesin akan menggunakan gateway default yang ada di tabel routingnya.

Rute dapat diperbarui secara manual, atau secara dinamis bereaksi pada saat ada jaringan yang putus atau peristiwa lain-nya. Beberapa contoh protokol routing dinamik yang populer ialah RIP, OSPF, BGP, dan OLSR. Mengkonfigurasi routing dinamik diluar lingkup buku ini, bagi anda yang tertarik dapat membaca referensi Appendix A.



Pranala Menarik