Filosofy: Aliran Kanan vs. Aliran Kiri & Aliran Tuhan

From OnnoWiki
Jump to navigation Jump to search

Secara naif, filosofi arsitektur sosial, budaya & hukum di dunia maya tampaknya dapat digambarkan secara sederhana dalam bentuk tiga (3) pilar utama yang membangun di atas sebuah infrastruktur atau platform.

Adapun ke tiga (3) pilar yang dimaksud, adalah:

Filosofi1.jpg
  • Norma, Nilai, Value, Norm, Iman, Taqwa - yang sifatnya vertikal antara manusia dengan penciptanya.
  • Hukum tertulis (written law), undang-undang, PP, KEPMEN, KEPDIRJEN - yang sifatnya horizontal & bertumpu pada aparat penegak hukum & pengadilan sebagai lembaga yang menjamin ditegakannya kebenaran.
  • Hukum tidak tertulis, konsensus, hukum adat - yang sifatnya juga horizontal akan tetapi tidak mengandalkan pengadilan & aparat untuk menegakan kebenaran & keadilan tetapi menggunakan "People's Power".

Ke tiga (3) pilar tersebut berjalan di platform dimana kita berada. Platform ini menjadi menarik untuk dibahas karena perubahan dinamika platform tersebut ternyata akan sangat mempengaruhi dominasi diantara ke tiga (3) pilar di atas. Pergerakan ini pada akhirnya akan menimbulkan banyak pertentangan filosofis, yang sangat nyata dalam dunia pendidikan, beberapa pertentangan tersebut adalah:

  • Apakah kita akan menganut pola pengajaran teaching based yang berpusat pada guru? atau learning based dimana guru hanya berfungsi fasilitator?
  • Apakah kita akan membentuk siswa / mahasiswa sebagai konsumen informasi & pengetahuan? atau aktif sebagai produsen pengetahuan?
  • Apakah kita akan menjaga pengetahuan yang kita miliki menggunakan copyright, HAKI & hak paten? Atau menggunakan konsensus masyarakat berbasis copyleft, copywrong dan public domain?
  • Apakah kita percayakan penilaian institusi pendidikan kepada Badan Akreditasi Nasional (BAN)? Atau langsung kepada pengakuan dari masyarakat?
  • Apakah kita mengejar ijazah, serifikat, KUM? Atau bertumpu langsung pada pengakuan masyarakat?
  • Apakah kita yakin dengan pendidikan formal yang standar, rigid, terstruktur, diseragamkan berbasis pada kurikulum nasional untuk membentuk karakter manusia yang berbeda-beda? Atau bertumpu pada pendidikan informal, nyantri, tanpa kurikulum?

Hal-hal di atas perlu dipikirkan secara matang jika kita ingin menyelenggarakan e-learning, pendidikan berbasis komputer. Komputer (platform) akan mengubah platform yang kita gunakan untuk berinteraksi dari platform biasa yang dibatasi tembok, dinding dimana informasi dan pengetahuan berjalan sangat lambat. Menjadi platform lain dimana informasi dan pengetahuan berjalan sangat cepat dan pada akhirnya mengubah banyak paradigma berfikir yang mungkin belum pernah terfikirkan sebelumnya oleh mereka yang terbiasa di platform dengan informasi yang lambat.

Terus terang, saya telah secara penuh sejak bulan Februari 2000 lebih dari sembilan (9) tahun' melepaskan diri dari platform bangunan, dinding & birokrasi. Saya berada pada platform Internet, konsensus, pengakuan masyarakat , nyantri menjadi sangat nyata di platform ini.

Pada akhirnya, nilai dan karakter manusia menjadi tujuan akhir dari platform pendidikan apapun namanya (termasuk e-learning). Pada tahapan tertinggi dari pilar vertikal ini, manusia harusnya kembali kepada fitrah-nya di muka bumi sebagai khalifah yang secara horizontal beramal kepada sesama umat, secara vertikal beribadah kepada-Nya. Rizki harusnya disesuaikan dengan amal yang dilakukan, sedang tingkat ibadah akan menentukan pahala yang akan diperolehnya. Sederhana untuk dikatakan, amat sulit untuk dilakukan.


Pranala Menarik