Difference between revisions of "Filosofy: Strategi Membangun Kekuatan Bangsa Indonesia Berbasis Pengetahuan"

From OnnoWiki
Jump to navigation Jump to search
(New page: “Untuk memajukan bangsa dan membangun masyarakat Indonesia yang baru, hanyalah dengan memajukan pendidikan. Khususnya pendidikan di kalangan para pemuda dan pemudinya. Pendidikan dan pen...)
 
 
(5 intermediate revisions by the same user not shown)
Line 1: Line 1:
“Untuk memajukan bangsa dan membangun masyarakat Indonesia yang baru, hanyalah dengan memajukan pendidikan. Khususnya pendidikan di kalangan para pemuda dan pemudinya. Pendidikan dan pengajaran adalah memegang peranan penting dalam pembangun bangsa dan kemajuan umat manusia.”
+
'''''“Untuk memajukan bangsa dan membangun masyarakat Indonesia yang baru, hanyalah dengan memajukan pendidikan. Khususnya pendidikan di kalangan para pemuda dan pemudinya. Pendidikan dan pengajaran adalah memegang peranan penting dalam pembangun bangsa dan kemajuan umat manusia.”'''''
 +
 
 +
Kata-kata '''dr. Wahidin''', “Seri Pahlawan Kemerdekaan Nasional”, DEPEN.RI., Jilid I, 1967, Halaman 11
 +
 
  
Kata-kata dr. Wahidin, “Seri Pahlawan Kemerdekaan Nasional”, DEPEN.RI., Jilid I, 1967, Halaman 11
 
  
 
Sebuah kata bijak yang menjadi fondasi utama jika kita menginginkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang kuat dikawasan Asia Tenggara di era globalisasi yang sangat bertumpu pada kepandaian manusia-nya, bukan kekuatan otot dan bedil.
 
Sebuah kata bijak yang menjadi fondasi utama jika kita menginginkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang kuat dikawasan Asia Tenggara di era globalisasi yang sangat bertumpu pada kepandaian manusia-nya, bukan kekuatan otot dan bedil.
  
 
Bagian ini berusaha mengangkat beberapa milestone realistis yang dapat di implementasi di Indonesia dengan kekuatan yang ada di komunitas IT & rakyat Indonesia sekarang & saat ini juga, tanpa menunggu investor asing, tanpa menunggu investasi dari operator. Fungsi pemerintah dalam skenario ini hanya dua (2), yaitu:
 
Bagian ini berusaha mengangkat beberapa milestone realistis yang dapat di implementasi di Indonesia dengan kekuatan yang ada di komunitas IT & rakyat Indonesia sekarang & saat ini juga, tanpa menunggu investor asing, tanpa menunggu investasi dari operator. Fungsi pemerintah dalam skenario ini hanya dua (2), yaitu:
1.Me-redirect & meng-approve Universal Service Obligation (USO) untuk demand creation, tapi tidak mengumpulkan / mengalokasi / maupun membuat pilot project dari USO.
+
 
2.Membuka dan memperlebar koridor legal yang ada, agar arus inovasi & transaksi di masyarakat menjadi lebih lancar.
+
 
 +
# Me-redirect & meng-approve [[Universal Service Obligation]] ([[USO]]) untuk demand creation, tapi tidak mengumpulkan / mengalokasi / maupun membuat pilot project dari [[USO]].
 +
# Membuka dan memperlebar koridor legal yang ada, agar arus inovasi & transaksi di masyarakat menjadi lebih lancar.
 +
 
  
 
Jadi pemerintah tidak perlu mengeluarkan uang se-peser-pun, hanya wisdom yang diharapkan dari pemerintah. Tentunya dengan asumsi pemerintah mempunyai niat tulus membangun knowledge based society pada rakyat Indonesia dan keberpihakan pada rakyat, bukan operator / investor.
 
Jadi pemerintah tidak perlu mengeluarkan uang se-peser-pun, hanya wisdom yang diharapkan dari pemerintah. Tentunya dengan asumsi pemerintah mempunyai niat tulus membangun knowledge based society pada rakyat Indonesia dan keberpihakan pada rakyat, bukan operator / investor.
  
Beberapa konsekuensi yang akan di peroleh sampai tahun 2009 adalah
+
Beberapa konsekuensi yang akan di peroleh adalah
 +
 
 +
Pengguna Internet Baru / Tahun 2.6 juta / tahun
 +
Jumlah Sekolah Tersambung 46.000 sekolah
 +
Siswa Melek Internet 17.5 juta siswa
 +
Guru Melek IT / Internet 2.6 juta
 +
Massa Internet Indonesia 15 juta + 17.5 juta + 2.6 juta / tahun
 +
Belanja Bandwidth Rp. 500 Milyard / bulan
 +
Belanja Bandwidth ~22Gbps
 +
Output Manufacturing Local ~ Rp. 6 Milyard / bulan
 +
 
 +
Untuk memperoleh gambaran angka estimasi di atas, ada baiknya membaca tulisan tentang [[Sejarah Internet Indonesia:analisa strategi IT Indonesia|Analisis Strategi ICT Indonesia]].
 +
 
 +
Bedakah Indonesia dengan Dunia? Tidak! Seluruh dunia mencari solusi untuk memperkecil digital divide tanpa utangan [[Bank Dunia]], [[IMF]] dll. Keberhasilan metoda rakyat Indonesia membuat [[digital divide]] bridge, dengan [[Wireless]] 2.4GHz, [[RT/RW-net]], [[VoIP Rakyat]], telah menjadi contoh bagi dunia. Keberhasilan kita semua untuk memultiplikasi ini akan membuat pergerakan [[IP based infrastructure]] menjadi sangat dahsyat
 +
 
 +
 
 +
'''“Dunia-pun belajar pada kita, Bangsa Indonesia”.'''
 +
 
  
Pengguna Internet Baru / Tahun 2.6 juta / tahun
+
Strategi pergerakan dalam masyarakat haruslah di dasari pada sebuah visi yang jelas dan sederhana. Visi tersebut sebetulnya tertuangkan dalam Naskah Kerangka Konseptual '''Nusantara 21''', Mei 1998, yang sebetulnya sampai detik ini masih sangat relevan dengan pergerakan per-telekomunikasi-an di Indonesia. Cuplikannya adalah,
Jumlah Sekolah Tersambung 46.000 sekolah
 
Siswa Melek Internet 17.5 juta siswa
 
Guru Melek IT / Internet 2.6 juta
 
Massa Internet Indonesia 15 juta + 17.5 juta + 2.6 juta / tahun
 
Belanja Bandwidth Rp. 500 Milyard / bulan
 
Belanja Bandwidth ~22Gbps
 
Output Manufacturing Local ~ Rp. 6 Milyard / bulan
 
  
Bedakah Indonesia dengan Dunia? Tidak! Seluruh dunia mencari solusi untuk memperkecil digital divide tanpa utangan Bank Dunia, IMF dll. Keberhasilan metoda rakyat Indonesia membuat digital divide bridge, dengan Wireless 2.4GHz, RT/RW-net, VoIP Rakyat, telah menjadi contoh bagi dunia. Keberhasilan kita semua untuk memultiplikasi ini akan membuat pergerakan IP based infrastructure menjadi sangat dahsyat - “Dunia-pun belajar pada kita, Bangsa Indonesia”.
 
  
Strategi pergerakan dalam masyarakat haruslah di dasari pada sebuah visi yang jelas dan sederhana. Visi tersebut sebetulnya tertuangkan dalam Naskah Kerangka Konseptual Nusantara 21, Mei 1998, yang sebetulnya sampai detik ini masih sangat relevan dengan pergerakan per-telekomunikasi-an di Indonesia. Cuplikannya adalah,
+
'''''“Menyediakan wahana berbasis teknologi telekomunikasi dan informatika nasional di dalam proses transformasi bangsa Indonesia dari masyarakat tradisional (traditional society) menjadi sebuah masyarakat yang berwawasan IPTEK dan berbasis pengetahuan (knowledge based society).”'''''
  
“Menyediakan wahana berbasis teknologi telekomunikasi dan informatika nasional di dalam proses transformasi bangsa Indonesia dari masyarakat tradisional (traditional society) menjadi sebuah masyarakat yang berwawasan IPTEK dan berbasis pengetahuan (knowledge based society).”
 
  
Nusantara-21 tidak di arahkan menjadi sebuah proyek besar / mercusuar pemerintah akan tetapi menjadi gerakan masyarakat, oleh masyarakat, dengan dana masyarakat, yang di arahkan & diberikan insentif melalui kebijakan & regulasi pemerintah.
+
'''Nusantara-21''' tidak di arahkan menjadi sebuah proyek besar / mercusuar pemerintah akan tetapi menjadi gerakan masyarakat, oleh masyarakat, dengan dana masyarakat, yang di arahkan & diberikan insentif melalui kebijakan & regulasi pemerintah.
  
  
Line 35: Line 48:
 
==Pranala Menarik==
 
==Pranala Menarik==
  
 +
* '''[[Sejarah Internet Indonesia:analisa strategi IT Indonesia|Analisis Strategi ICT Indonesia]]'''
 
* '''[[Filosofi Naif Kehidupan Dunia Cyber]]'''
 
* '''[[Filosofi Naif Kehidupan Dunia Cyber]]'''
 
* [[Filosofy: Kiprah bangsa Indonesia dalam Teknologi Informasi | Kiprah bangsa Indonesia dalam Teknologi Informasi]]
 
* [[Filosofy: Kiprah bangsa Indonesia dalam Teknologi Informasi | Kiprah bangsa Indonesia dalam Teknologi Informasi]]

Latest revision as of 10:24, 3 January 2010

“Untuk memajukan bangsa dan membangun masyarakat Indonesia yang baru, hanyalah dengan memajukan pendidikan. Khususnya pendidikan di kalangan para pemuda dan pemudinya. Pendidikan dan pengajaran adalah memegang peranan penting dalam pembangun bangsa dan kemajuan umat manusia.”

Kata-kata dr. Wahidin, “Seri Pahlawan Kemerdekaan Nasional”, DEPEN.RI., Jilid I, 1967, Halaman 11


Sebuah kata bijak yang menjadi fondasi utama jika kita menginginkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang kuat dikawasan Asia Tenggara di era globalisasi yang sangat bertumpu pada kepandaian manusia-nya, bukan kekuatan otot dan bedil.

Bagian ini berusaha mengangkat beberapa milestone realistis yang dapat di implementasi di Indonesia dengan kekuatan yang ada di komunitas IT & rakyat Indonesia sekarang & saat ini juga, tanpa menunggu investor asing, tanpa menunggu investasi dari operator. Fungsi pemerintah dalam skenario ini hanya dua (2), yaitu:


  1. Me-redirect & meng-approve Universal Service Obligation (USO) untuk demand creation, tapi tidak mengumpulkan / mengalokasi / maupun membuat pilot project dari USO.
  2. Membuka dan memperlebar koridor legal yang ada, agar arus inovasi & transaksi di masyarakat menjadi lebih lancar.


Jadi pemerintah tidak perlu mengeluarkan uang se-peser-pun, hanya wisdom yang diharapkan dari pemerintah. Tentunya dengan asumsi pemerintah mempunyai niat tulus membangun knowledge based society pada rakyat Indonesia dan keberpihakan pada rakyat, bukan operator / investor.

Beberapa konsekuensi yang akan di peroleh adalah

Pengguna Internet Baru / Tahun	2.6 juta / tahun
Jumlah Sekolah Tersambung	46.000 sekolah
Siswa Melek Internet		17.5 juta siswa
Guru Melek IT / Internet	2.6 juta
Massa Internet Indonesia	15 juta + 17.5 juta + 2.6 juta / tahun
Belanja Bandwidth		Rp. 500 Milyard / bulan
Belanja Bandwidth		~22Gbps
Output Manufacturing Local	~ Rp. 6 Milyard / bulan

Untuk memperoleh gambaran angka estimasi di atas, ada baiknya membaca tulisan tentang Analisis Strategi ICT Indonesia.

Bedakah Indonesia dengan Dunia? Tidak! Seluruh dunia mencari solusi untuk memperkecil digital divide tanpa utangan Bank Dunia, IMF dll. Keberhasilan metoda rakyat Indonesia membuat digital divide bridge, dengan Wireless 2.4GHz, RT/RW-net, VoIP Rakyat, telah menjadi contoh bagi dunia. Keberhasilan kita semua untuk memultiplikasi ini akan membuat pergerakan IP based infrastructure menjadi sangat dahsyat


“Dunia-pun belajar pada kita, Bangsa Indonesia”.


Strategi pergerakan dalam masyarakat haruslah di dasari pada sebuah visi yang jelas dan sederhana. Visi tersebut sebetulnya tertuangkan dalam Naskah Kerangka Konseptual Nusantara 21, Mei 1998, yang sebetulnya sampai detik ini masih sangat relevan dengan pergerakan per-telekomunikasi-an di Indonesia. Cuplikannya adalah,


“Menyediakan wahana berbasis teknologi telekomunikasi dan informatika nasional di dalam proses transformasi bangsa Indonesia dari masyarakat tradisional (traditional society) menjadi sebuah masyarakat yang berwawasan IPTEK dan berbasis pengetahuan (knowledge based society).”


Nusantara-21 tidak di arahkan menjadi sebuah proyek besar / mercusuar pemerintah akan tetapi menjadi gerakan masyarakat, oleh masyarakat, dengan dana masyarakat, yang di arahkan & diberikan insentif melalui kebijakan & regulasi pemerintah.



Pranala Menarik