Difference between revisions of "Filosofy: Jaringan Lokal"
Jump to navigation
Jump to search
Onnowpurbo (talk | contribs) |
Onnowpurbo (talk | contribs) |
||
Line 9: | Line 9: | ||
==Impact yang diharapkan== | ==Impact yang diharapkan== | ||
− | Pengguna [[Internet]] Indonesia 15 juta + 17.5 juta + 2.6 juta / tahun | + | Pengguna [[Internet]] Indonesia 15 juta + 17.5 juta + 2.6 juta / tahun |
− | Belanja Bandwidth Rp. 500 Milyard / bulan | + | Belanja [[Bandwidth]] Rp. 500 Milyard / bulan |
− | Belanja Bandwidth ~22Gbps | + | Belanja [[Bandwidth]] ~22Gbps |
Revision as of 06:29, 3 September 2009
Teknologi pada hari ini semakin murah dan mudah. Tidak sukar untuk membangun infrastruktur IT / telekomunikasi. Bahkan jaringan lokal tingkat RT/RW bahkan kota dengan jarak 20-30 km dapat dibangun sendiri oleh komunitas. Kebutuhan bandwidth internasional tersedia dengan murah melalui satelit. Sayangnya, regulasi tidak mengijinkan manusia Indonesia untuk mendeploy Infrastruktur sendiri.
Solusi
- WARNET dan RT/RW-net di legalkan di tingkat KEPMEN / PP, tanpa ijin, cukup perjanjian dengan Upstream Provider.
- Bebaskan 5.8GHz.
- Ijinkan 3.5GHz untuk terrestrial Wireless.
- Bebaskan Lisensi / Landing Right VSAT DVB, received Only.
- ORARI sebagai salah satu tulang pungggung pembelajaran teknologi 2.3GHz, 2.4GHz, 3.3-3.5GHz, 5.8GHz, 10GHz, 24GHz berdasarkan KEPMEN 49/2002.
Impact yang diharapkan
Pengguna Internet Indonesia 15 juta + 17.5 juta + 2.6 juta / tahun Belanja Bandwidth Rp. 500 Milyard / bulan Belanja Bandwidth ~22Gbps