Difference between revisions of "Filosofy: Transparansi Dialog Bangsa Menuju Demokratisasi"
Onnowpurbo (talk | contribs) (New page: Salah satu hal mendasar yang terjadi dengan adanya teknologi informasi, setiap orang akan memiliki hak yang sama dalam waktu serentak. Bayangkan, jika infrastruktur cyber telah menyebar se...) |
Onnowpurbo (talk | contribs) |
||
Line 19: | Line 19: | ||
Berbeda dengan filosofi yang banyak mendasari berbagai media massa yang digunakan saat ini, yaitu umumnya proses transmisi informasi harus dilakukan secara sinkron dan lebih satu arah (asimetrik). Media baru memungkinkan terjadi arus informasi yang tidak sinkron (asinkron) dan lebih simetrik dengan memperlebar selebar-lebarnya fasilitas umpan balik yang ada. Kemampuan transmisi informasi sinkron berbarengan dengan pelebaran media umpan balik menjadi kunci keberhasilan proses dialog interaktif internal bangsa menuju tahap demokratisasinya. | Berbeda dengan filosofi yang banyak mendasari berbagai media massa yang digunakan saat ini, yaitu umumnya proses transmisi informasi harus dilakukan secara sinkron dan lebih satu arah (asimetrik). Media baru memungkinkan terjadi arus informasi yang tidak sinkron (asinkron) dan lebih simetrik dengan memperlebar selebar-lebarnya fasilitas umpan balik yang ada. Kemampuan transmisi informasi sinkron berbarengan dengan pelebaran media umpan balik menjadi kunci keberhasilan proses dialog interaktif internal bangsa menuju tahap demokratisasinya. | ||
− | [[ | + | [[Image:Filsuf2.jpg|thumb|300px|right]] |
Model umum sistem yang di usulkan merupakan sebuah sistem umpan balik dengan platform knowledge / informasi sebagai pusat-nya. Knowledge Platform dibangun dalam distributed Internet based knowledge servers. Tidak harus berpusat di badan pemerintah malahan sebaiknya dapat tersebar di berbagai media dengan metoda transaksi yang di sepakati. Informasi / knowledge tersebut terkait dalam jaringan News Network merupakan kesepakatan jaringan pertukaran informasi yang sifatnya reciprocal antar berbagai media informasi (elektronik, cetak, web). Mekanisme umpan balik (feedback) di bangun oleh masyarakat melalui infrastruktur informasi yang dimiliki apakah itu FAX, telepon, surat, [[e-mail]], [[IRC]] dll. Hal ini memungkinkan adanya polling pendapat masyarakat & melihat secara transparant aspirasi yang ada. Jika SLJJ / SLI dirasakan mahal, teknologi Internet Telepon dapat menjadi solusi. Karena knowledge infrastructure dibangun secara elektronik maka akses terhadap knowledge infrastructur yang ada – harusnya dapat dengan mudah dilakukan secara elektronik oleh berbagai lembaga baik itu [[MPR]], [[DPR]], Lembaga Pemerintah Lainnya, maupun lembaga-lembaga lain. | Model umum sistem yang di usulkan merupakan sebuah sistem umpan balik dengan platform knowledge / informasi sebagai pusat-nya. Knowledge Platform dibangun dalam distributed Internet based knowledge servers. Tidak harus berpusat di badan pemerintah malahan sebaiknya dapat tersebar di berbagai media dengan metoda transaksi yang di sepakati. Informasi / knowledge tersebut terkait dalam jaringan News Network merupakan kesepakatan jaringan pertukaran informasi yang sifatnya reciprocal antar berbagai media informasi (elektronik, cetak, web). Mekanisme umpan balik (feedback) di bangun oleh masyarakat melalui infrastruktur informasi yang dimiliki apakah itu FAX, telepon, surat, [[e-mail]], [[IRC]] dll. Hal ini memungkinkan adanya polling pendapat masyarakat & melihat secara transparant aspirasi yang ada. Jika SLJJ / SLI dirasakan mahal, teknologi Internet Telepon dapat menjadi solusi. Karena knowledge infrastructure dibangun secara elektronik maka akses terhadap knowledge infrastructur yang ada – harusnya dapat dengan mudah dilakukan secara elektronik oleh berbagai lembaga baik itu [[MPR]], [[DPR]], Lembaga Pemerintah Lainnya, maupun lembaga-lembaga lain. | ||
Revision as of 20:01, 16 August 2009
Salah satu hal mendasar yang terjadi dengan adanya teknologi informasi, setiap orang akan memiliki hak yang sama dalam waktu serentak. Bayangkan, jika infrastruktur cyber telah menyebar secara merata ke setiap orang di Indonesia, maupun dunia, konsekuensi yang harus di tanggung cukup dahsyat – mekanisme perwakilan, mekanisme partai, mekanisme pemilu menjadi usang, dan harus di tinggalkan jauh-jauh. Gilanya, tidak perlu lagi adanya mekanisme proses perwakilan dalam menyuarakan pendapatnya.
Jangan kaget jika saya pribadi tidak percaya dengan mekanisme perwakilan, kepartaian, pemilu yang ada di Indonesia saat ini, apalagi dengan banyaknya manipulasi politik & money politik.
Transparansi Dialog Bangsa Menuju Demokratisasi
Secara teknologi terus terang tidak ada yang terlalu baru dalam tulisan ini. Saya hanya mencoba menjahit / merakit beberapa teknologi yang sebetulnya sudah dikenal oleh rekan-rekan media dengan tujuan utama mempercepat proses interaksi / alih informasi / alih pengetahuan di dalam bangsa Indonesia ini. Proses dialektika akan menjadi lebih cepat dengan percepatan platform interaksi internal bangsa untuk menjadikan-nya ke tingkat yang lebih baik. Dalam bahasa sederhananya sebetulnya dimungkinkan membangun sebuah sistem Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) tandingan berbasis media informasi yang memungkinkan fasilitasi ekspresi anak bangsa bahkan jika perlu tanpa melalui wakil-wakil-nya dan juga tidak seperti sekarang ini yang terkadang harus berhadapan dengan PHH dalam proses penyampaian aspirasinya.
Karena mekanisme perwakilan menjadi usang, mungkin lebih tepat di sebut Majelis Rakyat (MR) maupun Dewan Rakyat (DR) melalui teknologi informasi.
Filosofi dan pemilihan program / fokus substansi isi yang baik akan menjadi kunci sukses dari sistem yang dikembangkan. Filosofi yang mendasari model sistem yang ingin di usulkan ambil dari knowledge management yang pada dasarnya berusaha untuk mengatur tiga (3) tipe pengetahuan, yaitu, tacit (implicit) knowledge, explicit knowledge dan potensial knowledge.
Knowledge management harus dapat memfasilitasi ke tiga tipe pengetahuan ini. Tacit knowledge di fasilitasi melalui fasilitas diskusi, kerjasama, talkshow. Explicit knowledge di fasilitasi melalui database server, web, digital library. Potential knowledge di fasilitasi melalui kerjasama dengan lembaga yang mampu melakukan analysis yang mendalam. Berbeda dengan masyarakat tradisional atau masyarakat yang berada dibawah nuansa represif penguasa - dalam knowledge based society, informasi / pengetahuan pada dasarnya tidak mungkin dipegang / dikuasai oleh hanya satu orang / kelompok saja. Masing-masing kelompok / anak bangsa pasti memiliki pengetahuan sekecil apapun – konsep ini dikenal sebagai distributed knowledge. Aksi represif hanya akan terjadi pada saat dalam masyarakat terjadi gap-gap informasi dan gap pengetahuan.
Fasilitasi agar tacit knowledge / implicit knowledge bangsa dapat di manfaatkan semaksimal mungkin maka proses dialog interaktif yang effisien menjadi sangat penting. Dialog interaktif memungkinkan transfer tacit knowledge antar anak bangsa yang pada akhirnya meningkatkan pemahaman / perspektif dan tingkat pendidikan bangsa secara keseluruhan. Kenaikan pemahanan perspektif secara total melalui proses dialog interaktif pada akhirnya memicu demokratisasi di Indonesia.
Berbeda dengan filosofi yang banyak mendasari berbagai media massa yang digunakan saat ini, yaitu umumnya proses transmisi informasi harus dilakukan secara sinkron dan lebih satu arah (asimetrik). Media baru memungkinkan terjadi arus informasi yang tidak sinkron (asinkron) dan lebih simetrik dengan memperlebar selebar-lebarnya fasilitas umpan balik yang ada. Kemampuan transmisi informasi sinkron berbarengan dengan pelebaran media umpan balik menjadi kunci keberhasilan proses dialog interaktif internal bangsa menuju tahap demokratisasinya.
Model umum sistem yang di usulkan merupakan sebuah sistem umpan balik dengan platform knowledge / informasi sebagai pusat-nya. Knowledge Platform dibangun dalam distributed Internet based knowledge servers. Tidak harus berpusat di badan pemerintah malahan sebaiknya dapat tersebar di berbagai media dengan metoda transaksi yang di sepakati. Informasi / knowledge tersebut terkait dalam jaringan News Network merupakan kesepakatan jaringan pertukaran informasi yang sifatnya reciprocal antar berbagai media informasi (elektronik, cetak, web). Mekanisme umpan balik (feedback) di bangun oleh masyarakat melalui infrastruktur informasi yang dimiliki apakah itu FAX, telepon, surat, e-mail, IRC dll. Hal ini memungkinkan adanya polling pendapat masyarakat & melihat secara transparant aspirasi yang ada. Jika SLJJ / SLI dirasakan mahal, teknologi Internet Telepon dapat menjadi solusi. Karena knowledge infrastructure dibangun secara elektronik maka akses terhadap knowledge infrastructur yang ada – harusnya dapat dengan mudah dilakukan secara elektronik oleh berbagai lembaga baik itu MPR, DPR, Lembaga Pemerintah Lainnya, maupun lembaga-lembaga lain.
Cara paling sederhana yang mungkin dilakukan adalah fasilitasi diskusi / sarasehan yang di dukung diskusi virtual yang berkelanjutan secara masif. Secara teknologi proses fasilitasi ini dapat secara sederhana dibangun melalui berbagai mailing list elektronik di Internet. Sebagai contoh. di awal tahun 2000-an, ada 200+ mailing list di server ITB dengan berbagai diskusinya. Yang perlu kita bina adalah bagaimana supaya secara substantif fasilitasi yang dilakukan akan banyak bermanfaat, artinya kita perlu mengajak para informal leader yang banyak di Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam berbagai diskusi / sarasehan yang di adakah pada fokus-fokus group diskusi yang dibangun. Keberadaan platform informasi yang cepat akan menyebabkan struktur bangsa menjadi lebih datar (flat). Artinya setiap anak bangsa mempunyai hak yang sama dalam menerima informasi dan memberikan pendapat. Fasilitasi terhadap persamaan hak tersebut menjadi sangat penting dan memicu proses pen-datar-an struktur bangsa. Pada sisi ekstrim pada saat struktur bangsa telah betul-betul datar – tidak perlu lagi adanya proses perwakilan dalam bermusyawarah, setiap anak bangsa memiliki satu suara yang sah.
Pada masa transisi teknologi dimana hanya sebagian anak bangsa yang terkait ke media informasi cepat, kita dapat memodifikasi talk-show di media elektronik yang merupakan program standar yang berkaitan dengan fasilitasi aspirasi publik. Sebuah acara talk-show di media elektronik TV / Radio dapat dibuat asinkron & lebih memfasilitasi aspirasi publik dengan dibantu media asinkron seperti Internet dengan skenario tambahan, seperti, sebelum acara talk-show dimulai – bahan bacaan / perdebatan dapat jauh-jauh hari di lemparkan ke masyarakat melalui media Web / cetak agar masyarakat dapat membaca konsep masing-masing pemrasaran dan dapat mengajukan pertanyaan melalui media umpan balik yang dimilikinya. Semua interaksi dapat di catat dalam server untuk catatan pada acara talk-show. Pada saat acara talk-show – Secara life para pembicara on-line melalui media elektronik & Web / Internet. Interaksi melalui media umpan balik dapat dilakukan secara life baik itu IRC & telepon. Sesudah acara talk-show – Karena waktu yang sangat singkat hasil / rekaman talk-show dapat di simpan dalam Web untuk di retrieve secara asinkron melalui media Internet. Diskusi dapat terus berlanjut dalam media diskusi virtual. Contoh talk-show yang terintegrasi seperti ini pernah di lakukan di Indonesia, pada saat ITB memilih ketua ikatan alumni-nya, pada saat itu proses mimbar bebas yang di siarkan secara langsung melalui NetShow di Internet di barengi interaksi lokal di mimbar maupun di Internet melalui IRC & e-mail.
Untuk menambah nilai pengetahuan yang dihasilkan proses analisis harus dimasukan ke dalam proses secara keseluruhan. Seluruh rekaman hasil diskusi, talk-show dll haruslah di eksposisi ke dunia pendidikan tinggi sebagai bahan mentah dalam analisis yang lebih mendalam di pandang dari berbagai sudut pandang. Kerjasama dengan berbagai peneliti di berbagai perguruan tinggi akan menjadi kunci keberhasilan dalam mentransformasi potensial knowledge yang ada menjadi pengetahuan yang berguna. Digital Library di perguruan tinggi yang sudah berjalan saat ini yang dikaitkan kedalam infrastructur pengetahuan yang dibangun menjadi kunci sukses percepatan peningkatan nilai pengetahuan yang dihasilkan.
Semua yang dituliskan di sini sebetulnya telah berjalan dengan baik, hanya umumnya masih bersifat terpisah satu dengan yang lain sehingga perlu kesepakatan semua pihak untuk bekerjasama yang saling menguntungkan untuk membangun media dialog interaktif bangsa – yang bukan tidak mungkin menjadi sebuah Majelis Rakyat (MR) virtual.