Filosofy: Konsekuensi Mekanisme Struktur Masyarakat berbasis Internet

From OnnoWiki
Jump to navigation Jump to search

Jika anda telah biasa berdiskusi di mailing list di Internet, mungkin akan sangat terasa sebuah budaya yang mungkin jarang terjadi di dunia biasa. Dalam forum diskusi di Internet akan sangat terasa bahwa:

  • Informasi menjadi lebih terbuka.
  • Kecenderungan untuk menutup-nutupi pengetahuan yang dimiliki menjadi berkurang – karena hanya orang yang rela memberikan pengetahuan kepada khalayak banyak yang akan dipandang oleh yang lain.

Rasa kekeluargaan sangat lah erat, kira-kira mirip dengan jaman breaker di tahun 70-80-an.

  • Seseorang akan di akui keberadaannya karena kontribusi & bantuan-nya ke masyarakat banyak. Bottom-line-nya hanya amal & ibadah seseorang kepada masyarakat banyak yang akan menentukan penghargaan kepada seseorang.
  • Seseorang tidak akan dihargai di Internet hanya karena jabatannya di dunia nyata. Tidak perduli apakah itu menteri atau presiden. Hal ini sudah kejadian di mailing list telematika@yahoogroups.com dimana seorang menteri kabinet GusDur mengundurkan diri dari diskusi di Internet.

Dari penjelasan sepintas ini sebetulnya dapat di ambil inti filosofi masyarakat internet yang berbasis interaksi dua (2) arah, sebagai:

  • Setiap orang mempunyai kesempatan & hak yang sama dengan berpartisipasi dengan dunia informasi. Dalam bahasa politiknya di Internet hanya mengenal “one man one vote” – tidak dikenal pola-pola perwakilan seperti yang ada di dunia nyata. Hal ini kejadian dalam pembentukan Asosiasi Warung Internet (AWARI).
  • Masyarakat Internet dibentuk bukan oleh tatanan struktur & jabatan, tapi oleh fungsi, kepakaran, kontribusi dari para anggota masyarakatnya. Hal ini tampak jelas dalam berbagai diskusi di mailing list.
  • Struktur & jabatan di dunia nyata tidak berpengaruh apa-apa di Internet, setiap orang adalah sama & sejajar di Internet, tidak lebih tidak kurang.


Pranala Menarik