Linux: Skema Partisi di Linux

From OnnoWiki
Jump to navigation Jump to search

Sumber: http://www.howtogeek.com/howto/35676/how-to-choose-a-partition-scheme-for-your-linux-pc/

Apakah Partisi?

Partisi adalah pembagian dalam format hard disk. Ini adalah pembagian secara logic - bukan secara fisik , sehingga Anda dapat mengedit dan memanipulasi partisi untuk berbagai tujuan. Bayangkan membagi disk menjadi dua bagian yang berbeda konfigurasi. Partisi benar-benar berguna karena mereka bertindak sebagai bak pasir. Jika Anda memiliki drive 1 TB dipartisi menjadi partisi GB 250 dan 750 GB partisi, apa yang kita lakukan di partisi yang satu tidak akan mempengaruhi yang lain, dan sebaliknya. Kita dapat berbagi salah satu partisi pada jaringan dan tidak pernah khawatir tentang orang-orang mengakses informasi di partisi yang lain. Satu partisi bisa berisi Windows yang diinstal, penuh dengan virus dan trojan. Yang lain bisa menjalankan Linux yang sudah sangat tua yang penuh dengan lubang-lubang security. Kerdua-nya tidak akan saling mengganggu, kecuali jika kita membuat keduanya mati secara fisik.

Hal lain yang berguna adalah bahwa kita dapat memiliki beberapa partisi, masing-masing diformat dengan sistem file yang berbeda. File system adalah format disk yang dimasukan ke dalam tabel yang dapat di baca, ditafsirkan, dan di tulis oleh sistem operasi. Kita hanya memiliki satu hard drive? Tidak apa-apa, karena kita dapat menginstal beberapa sistem operasi di satu disk tersebut tanpa perlu punya disk lain secara fisik.

Sementara ada banyak sekali jenis file sistem, hanya ada tiga jenis partisi: primary, extended, dan logical. Setiap hard disk yang diberikan hanya dapat memiliki maksimal empat partisi primer. Keterbatasan ini disebabkan keterbatasan dari Master Boot Record yang memberitahu komputer akan partisi dapat di boot, oleh karenanya biasanya partisi primer disediakan untuk sistem operasi. Tapi bagaimana kalau kita ingin lebih dari empat? Di situlah partisi extended mulai berperan. Ini berfungsi sebagai wadah untuk sejumlah kecil, partisi logical. Anda dapat membuat sebanyak yang kita suka di sana, serta membuat tempat / partisi non-OS / data.

Jika partisi extended yang begitu hebat, mengapa kita tidak menggunakan itu saja? Itu karena kita tidak bisa langsung boot dari sebuah partisi extended. Memang ada banyak cara untuk mengatasi hal ini, tetapi hal terbaik yang perlu kita lakukan adalah untukc merencanakan dengan baik terlebih dahulu dengan partisi primer. Di samping itu, partisi diberi nomor oleh sistem tergantung pada jenisnya. Pertama, mesin akan memberi nomor pertama-tama pada semua partisi primer, dan kemudian partisi logical. Hal ini dapat menyebabkan perubahan huruf drive jika Anda beralih antara OS atau menambah atau menghapus partisi kemudian.

Mount point di Linux

Pada Windows, berbagai hal cukup jelas dan sederhana: dia hidup di disk anda, biasanya di satu partisi saja, titik. Jika kita punya disk lain, dan menggunakan file sistem yang kompatibel, maka disk tambahan tersebut biasanya akan di baca. Jika tidak, biasanya di ignore, atau di tawarkan untuk di reformat. Linux - maupun sesuatu yang mirip dengan Unix, biasanya tidak seperti itu cara bekerjanya.

Cara bekerja Linux, dia akan meletakan semua menjadi sebuah pohon (tree). Jika kita memiliki partisi atau disk lain, dia akan di "mount" sebagai salah satu folder di cabang spesifik, biasanya di /media atau /mnt. Directory tempat menempelkan partisi biasanya di sebut "mount point". Metoda ini bekerja dengan baik di struktur pohon (tree) dari Linux, dan kita dapat menempelkan (mount) partisi sebagai folder di hampir semua directory di bawah tree di Linux. Di Windows, hal ini tidak mudah dilakukan, partisi baru akan muncul sebagai drive yang berbeda. Di samping itu, Linux dapat bekerja dengan lebih banyak jenis file system di bandingkan dengan Windows.

Ingat bahwa hanya ada empat partisi primary? Jika kita ingin melakukan boot ke 145 sistem operasi, kita harus setup sebuah primary partisi untuk /boot, tempat menyimpan boot-loader, seperti GRUB atau Lilo, yang akan menangani fungsi awal sistem operasi dan kemudian boot ke partisi extended.

Pengenalan Partisi di Linux

WARNING:

  • Jika kita ingin menggunakan partisi logical, maka max. jumlah partisi primary yang dapat digunakan hanya 3. TIDAK BISA LEBIH DARI 3.
  • Partisi root (/) dari Linux tidak masalah berada di partisi logical.

Untuk melihat harddisk dan / atau partisi di Linux dapat menggunakan perintah

sudo su
fdisk -l

Contoh hasil

Disk /dev/sda: 500.1 GB, 500107862016 bytes
255 heads, 63 sectors/track, 60801 cylinders, total 976773168 sectors
Units = sectors of 1 * 512 = 512 bytes
Sector size (logical/physical): 512 bytes / 512 bytes
I/O size (minimum/optimal): 512 bytes / 512 bytes
Disk identifier: 0x0009b6ff

   Device Boot      Start         End      Blocks   Id  System
/dev/sda1   *          63      208844      104391   83  Linux
/dev/sda2          208896    33816317    16803711   83  Linux
/dev/sda3       975209760   976768064      779152+  82  Linux swap / Solaris
/dev/sda4        33818622   975209759   470695569    5  Extended
/dev/sda5       104117328   143187344    19535008+  83  Linux
/dev/sda6       143187408   975209759   416011176   83  Linux
/dev/sda7        33818624    72878079    19529728   83  Linux
/dev/sda8        72880128   104116223    15618048   83  Linux

Partition table entries are not in disk order

Disk /dev/sdb: 2000.4 GB, 2000365289472 bytes
255 heads, 63 sectors/track, 243197 cylinders, total 3906963456 sectors
Units = sectors of 1 * 512 = 512 bytes
Sector size (logical/physical): 512 bytes / 512 bytes
I/O size (minimum/optimal): 512 bytes / 512 bytes
Disk identifier: 0x00021365

   Device Boot      Start         End      Blocks   Id  System
/dev/sdb1            2048  3906963455  1953480704   83  Linux

Tampak pada hasil di atas

  • ada 2 harddisk, dikenali sebagai /dev/sda (500G) dan /dev/sdb (2TB)
  • /dev/sda di bagi dalam 8 partisi, 3 primary, 1 extended, 4 logical.
  • /dev/sdb di bagi hanya dalam 1 partisi


Pengenalan harddisk secara umum

  • harddisk SATA akan di kenali sebagai /dev/sdX
  • harddisk IDE akan dikenali sebagai /dev/hdX
  • penomoran partisi pada sebuah harddisk
/dev/sdX1 - primary
/dev/sdX2 - primary
/dev/sdX3 - primary
/dev/sdX4 - primary atau extended, jika kita ingin menggunakan partisi logical.
  • Penomoran partisi logical
/dev/sdX5 - logical
/dev/sdX6 - logical
/dev/sdXdst ..
  • Untuk bisa menggunakan partisi logical, max. partisi primary hanya TIGA (3), tidak bisa lebih dari itu.

Skema Partisi Linux Yang Perlu Kita Gunakan?

Panduan Secara Umum

  • masing-masing sistem operasi harus berada pada partisi yang berbeda. Ini perlu di perhatikan kalau kita ingin membuat satu harddisk dengan banyak sistem operasi.
  • partisi swap bisa di share oleh banyak sistem operasi. Jadi walaupun ada banyak sistem operasi, swap bisa satu partisi saja.

Skema Minimal

Skema partisi minimal di komputer Linux adalah

  • partisi swap
    • kalau kita tidak melakukan suspend / hibernate, 500MB lebih dari cukup.
    • Kalau kita ingin melakukan suspend, ada baiknya 1.5-2 x RAM.
  • partisi root atau / - sisa dari harddisk.

Skema Standard

Skema partisi standard yang sering digunakan

  • partisi swap - 500MB
  • partisi / - 20G
  • partisi /home - sisa harddisk.

Skema Tukang Ngoprek

Jika kita suka ngoprek mungkin kita bisa suka-suka membuat partisi, dan akan sangat bermain dengan, misalnya, perintah

mount /dev/sdXn /mnt/namafoldermount
mount --bind /mnt/namafoldermount/folderlagi /mnt/folderkefolder

Contoh partisi komputer yang sering di oprek

  • partisi swap - 500MB
  • partisi / OS1 - 20GB (backtrack)
  • partisi / OS2 - 20GB (Ubuntu)
  • partisi / OS3 - 20GB (server)
  • partisi / OS4 - 20GB (Blankon)
  • partisi data - sisa harddisk

Biasanya di partisi data di simpan repository & berbagai source code. Sekedar info saja, kebutuhan harddisk untuk satu (1) versi repository sekitar 50-70GB

PERHATIKAN: masing-masing sistem operasi di letakan pada partisi yang berbeda.

Referensi

Pranala Menarik

Secara Umum

Instalasi Linux

Compile Kernel

Remaster Linux

Sistem Operasi untuk Embedded

Membuat Firmware Sendiri

Flash ke Device

Beberapa Tip

Tuning Kernel

Tuning Kernel Scheduler

Tuning I/O Scheduler

Tuning Manajemen Memory

Android

Membuat Kernel Module

Monitoring & Benchmark