Filosofy: Organisasi Buku

From OnnoWiki
Jump to navigation Jump to search

Dengan adanya beberapa pergeseran paradigma yang disebabkan oleh banyaknya proses percepatan yang terjadi, jangan heran jika banyak filosofy yang di anut dalam dunia lama ternyata tidak banyak berlaku di dunia maya. Buku ini akan banyak memfokuskan pada aspek filosofy dari dunia cyber.

Sebelum membahas terlalu mendalam tentang filosofi kehidupan di dunia cyber, pada Bab 1 di terangkan tentang infrastruktur internet pembentuk dunia cyber, baik dari sisi infrastruktur telekomunikasinya, infrastruktur jaringan komputer, termasuk beberapa contoh aplikasi jaringan yang mengeffisienkan proses transaksi maupun mempercepat proses perputaran pengetahuan.

Gaya hidup di dunia cyber akan diterangkan pada Bab 2, pengalaman pribadi Onno W. Purbo bekerja pada Small Office Home Office (SOHO), bahkan tanpa kantor sama sekali di dunia cyber akan menjadi sorotan utama.

Evaluasi kekuatan komunitas Indonesia di dunia cyber akan dibahas pada Bab 3. Beberapa konsep dasar pembangunan komunitas cyber yang berbasis tempat diskusi mailing list beserta sejarahnya di Internet akan di terangkan. Hasil studi tentang komunitas Indonesia di yahoogroups.com akan di bahas dan menjadi basis untuk melihat kekuatan komunitas Indonesia di dunia cyber.

Pola fikir dunia lama tampaknya banyak membatasi kita dalam melihat dunia cyber, hal ini akan di ketengahkan pada Bab 4 yang lebih memfokuskan pada pandangan naif tentang pergeseran paradigma berfikir dunia cyber. Contoh ekstrim yang di ketengahkan adalah tentang pendapat bahwa tiada tuhan di dunia cyber.

Filosofi kehidupan dunia cyber akan di bahas pada Bab 5. Pembahasan akan melihat platform tempat kita berpijak yang ternyata dapat mengubah struktur masyarakat dunia cyber. Proses percepatan perputaran informasi dan pengetahuan akan nampak sebagai dasar utama berbagai perubahan paradigma yang ada. Jawaban filosofy mendasarnya sebetulnya dapat di peroleh dari Al Qur’an.

Konsekuensi infrastruktur cyber terhadap proses pendidikan dan pemandaian umat akan di bahas pada Bab 6, yang berusaha menjawab beberapa pertanyaan mendasar tentang paradigma pendidikan. Beberapa contoh infrastruktur internet khsususnya hasil karya bangsa Indonesia sebagai alat bantu proses pendidikan dan pemandaian akan di bahas pada Bab 6.

Bagian yang cukup sensitif dari filosofi kehidupan dunia cyber adalah mempertanyakan beberapa hal mendasar tentang essensi kehidupan bernegara. Hal ini akan di bahas pada Bab 7, masalah transparansi dialog bangsa menuju demokratisasi beserta konsekuensi mekanisme kehidupan bernegara pada masyarakat berbasis internet akan di bahas. Pada akhirnya di terangkan pula pola dan strategi perang informasi di dunia cyber.

Budaya bawah tanah yang paling menarik di dunia cyber adalah dunia para hacker. Dunia ini akan di bahas secara garis besar pada Bab 8. Strata masyarakat hacker akan di ketengahkan beserta etika dan aturan main pada hacker. Akan tampak nyata sekali dari pembahasan yang ada bahwa para hacker tidak mempercayai penguasa (otoritas), mereka hanya akan menghormati seseorang yang mempunyai kemampuan yang tinggi. Di akhir Bab 8, akan di bahas proses hacking dilakukan, tentunya pembahasan akan cukup teknis untuk dapat dimengerti dengan mudah oleh orang awam.

Bab 9 merupakan penutup yang akan merangkum secara garis besar filosofi naif kehidupan dunia cyber.


Pranala Menarik