Filosofy: Kerja tanpa kantor? Siapa takut

From OnnoWiki
Jump to navigation Jump to search

Bagi sebagian orang, peralatan komputer dan infrastruktur Internet hanyalah sebatas alat bantu pekerjaan sehari-hari-nya. Memang betul, bagi sebagian orang ini, sebetulnya gaya hidup mereka tidak berbeda jauh dengan kebanyakan orang yang ada pada saat ini.

Akan tetapi, pada sisi ekstrim, peralatan komputer dan infrastruktur Internet dapat mengubah gaya hidup, budaya, pola kerja seseorang atau bahkan organisasi. Perubahan gaya hidup, dan pola kerja merupakan beberapa hal yang secara kasat mata akan terlihat dengan mudah. Pada bagian ini, perubahan gaya hidup yang kasat mata akan di ketengahkan. Beberapa perubahan tersebut, tampaknya hampir tidak dapat di mengerti oleh sebagian orang yang masih menggunakan paradigma lama dalam kesehariannya.

Kerja tanpa kantor? Siapa takut

Mungkin tidak pernah terbayangkan oleh sebagian besar orang tua kita bahwa pada hari ini dan kemungkinan besar dimasa mendatang bahwa bekerja tidak identik dengan berkantor. Pada tempo doeloe, bekerja di kantoran, bekerja di sebuah institusi atau perusahaan ternama mungkin terkesan sangat bergengsi dan menjadi kelas elit tersendiri pada generasi eyang, tante, oom & para orang tua kita. Kalau kita bekerja sendiri, di rumah – wah bisa repot urusan dengan mertua & orang tua. Di cap orang tak berguna lah, tidak terpakai dll …

Sialnya, pada hari ini, para orang tua tampaknya harus gigit jari & menerima kenyataan bahwa justru semakin banyak dan semakin bergengsi pekerjaan-pekerjaan yang tidak mempunyai pekerjaan eh kantor. Mengapa? Karena pada akhirnya yang di tuntut dari seorang profesional bukan absensi kantor-nya melainkan target / hasil / pencapaian objektif. Kecuali di lembaga pemerintahan, absensi tampaknya masih menjadi paradigma berkarya – yah selamat bertugaslah untuk rekan-rekan Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Mungkin karena saya berada di dunia Internet, dalam banyak kesempatan saya ketemu banyak profesional dengan mobilitas tinggi, kalaupun mempunyai kantor sering kali meninggalkan kantor-nya – bahkan sangat lumrah jika pekerjaannya dikerjakan di rumah atau sambil ngobrol dan minum kopi di café bersama mitra-mitra-nya. Leisure, hobby, kebebasan dan mengerjakan apa yang mereka sukai sangat dominan di diri para profesional tersebut. Apakah ini mirip dengan pola / budaya seniman? Entahlah, tapi tampaknya memang demikian adanya.

Bukan hal yang aneh jika kita melihat teman-teman profesional ini seakan tidak terikat pada satu kantor yang tetap. Pekerjaan kontrakan dan servis yang mengandalkan profesionalitas dan keahlian yang sangat spesifik menjadi sangat dominan diantara para profesional. Tampaknya, keahlian dan kesukaan pada hal-hal yang sangat spesifik menjadi andalan para profesional yang umumnya masih muda antara usia 27-40-an tahun.

Penghasilan jangan di tanya … Rp. 5-10 juta merupakan pendapatan kotor minimal diantara profesional ini. Jelas jauh lebih baik daripada fresh graduate yang umumnya Rp. 750.000 / bulan dari pekerjaan tetap di kantoran itu. Memang masih sedikit para profesional yang bekerja betul-betul bebas dan sangat mobile seperti dijelaskan disini, tapi kecenderungan ke arah itu sangat menonjol terutama di rekan-rekan muda usia sekitar 30-an. Menjadi terbaik adalah dambaan dalam suasana kompetisi yang sehat. Pengakuan dilakukan secara langsung oleh komunitas, bahkan bukan hal yang luar biasa jika terekspose oleh media massa – karena mereka memang terbaik tanpa mekanisme KKN murni kompetisi & fight.

Laptop, palmtop, notebook, netbook, personal digital assistance (PDA), handphone menjadi peralatan yang sangat lumrah bagi para profesional tersebut. Yah, minimal akses ke WARNET yang didukung dengan handphone menjadi ciri khas para rekan muda tersebut. Komunikasi yang intens menjadi ciri khas dari para profesional ini, e-mail traffic di berbagai mailing list yang diselingi oleh banyak berita SMS berseliweran di layar telepon genggam menjadi bagian integral kehidupan mereka. Bahkan sebagian besar berkas pekerjaan-pun banyak di kirim dalam bentuk attachment di e-mail. Memang kadang sebagian merupakan canda tawa diantara mereka, tapi itulah bagian dari ke akraban kehidupan di dunia tanpa batas yang banyak di nikmati terutama oleh profesional muda maupun mahasiswa / siswa.

Pada tingkat yang lebih serius, jangan kaget jika di kereta api, ruang tunggu airport, pesawat terbang melihat para profesional asik men-tik keyboard Nokia 9230 atau bekerja secara online pada BlackBerry.

Unified messaging antara SMS, e-mail menjadi teknologi pemicu, teknologi unified messaging sudah sangat terasa saat ini – integrasi antara berita SMS ke e-mail dapat menjadi saling terkait & sangat membantu para eksekutif & profesional mobile untuk bermanouver di dunia informasi.

Yah itulah kantor mereka, itulah gaya bekerja mereka, gaya hidup sebagian profesional muda yang sangat mobile pada hari ini. Bukan mustahil jumlah mereka akan semakin banyak di masa mendatang. Investasi peralatan US$400-1000 menjadi ter-justified dengan pendapatan kotor minimal mereka yang antara US$500-1000 / bulan.

Kapankah anda mampu melakukan hal tersebut? Jelas bukan pada saat anda memiliki laptop, palmtop, netbook atau HP – hal tersebut akan terjadi dengan sendiri-nya pada saat anda memiliki skill keahlian yang sangat spesifik dan diakui ke-profesionalisme-annya oleh komunitas. Umumnya bekas mahasiswa saya mampu mencapai tahapan tersebut dalam waktu 2-4 tahun, jika dipupuk dengan benar & baik di masa sekolah di perguruan tinggi & SMU.

Harus di akui bahwa biasanya ada ketakutan mendasar pada sebagian besar orang untuk mengadopsi gaya hidup dunia cyber yang tidak bertumpu pada konsep lama dalam bekerja yang biasanya bertumpu pada pekerjaan perkantoran / atau menjadi pegawai tetap di sebuah instansi / perusahaan. Ketakutan bahwa tidak ada penghasilan tetap, ketakutan tidak ada pengakuan status oleh masyarakat dll. Akan tetapi jika kita lihat filosofi mendasarnya sebetulnya sangat sederhana, yaitu:


“Rizki dan pahala hanya tergantung pada tingkat / jumlah amal dan ibadah”


yang kita lakukan, apapun jenis pekerjaan yang kita lakukan. Bahkan biasanya rizki yang diperoleh jauh lebih melimpah rasanya di bandingkan apa yang kita berikan pada saat beramal.



Pranala Menarik