Difference between revisions of "Wawancara tirto.id 100% porno di blokir"

From OnnoWiki
Jump to navigation Jump to search
(Created page with " Subject: Re: Izin wawancara. From: "Onno W. Purbo" <onno@indo.net.id> Date: Fri, August 10, 2018 16:45 To: "Adi Briantika" <adibriantika@gmail.com> Priority:...")
 
 
Line 1: Line 1:
Subject:  Re: Izin wawancara.
+
Pada kesempatan ini, saya mencoba menulis dengan bahasa orang biasa aja dan tidak pakai bahasa teknis ya .. supaya mudah di mengerti.
From:  "Onno W. Purbo" <onno@indo.net.id>
 
Date:  Fri, August 10, 2018 16:45
 
To:  "Adi Briantika" <adibriantika@gmail.com>
 
Priority:  Normal
 
Create Filter:  Automatically | From | To | Subject
 
Options:  View Full Header |  View Printable Version  | Download this as a file  | View Message details
 
  
> Selamat pagi Pak Onno. Saya Adi Briantika, jurnalis dari Tirto.id.
+
Dari sisi cita2, betul pemerintah bercita2 utk memfilter semua konten tidak baik. Tentunya dalam proses-nya tidak se-mudah itu, tidak "simsalabim" langsung ter-filter semua situs ngaco tersebut. Ada tahapannya, mau tidak mau dibuat bertahap, terutama karena keterbatasan sumber daya khususnya anggaran di republik ini.
>
 
> Pak, saya mau wawancara terkait "efektifitas filter konten pornografi".
 
>
 
> Mulai 10 Agustus 2018 seluruh konten pornografi tak bisa diakses lagi
 
> melalui penyedia layanan internet (ISP) nasional berkat penerapan mode
 
> aman
 
> (safe mode) pada mesin pencari. Menkominfo Rudiantara menjelaskan bahwa
 
> Kementerian Kominfo perlu melakukan penindakan dari sisi hilir dengan
 
> pemblokiran akses ke situs pornografi untuk melindungi generasi muda
 
> bangsa.
 
>
 
> Naskah ini fokus pada efektifitas filter ini. Jangan-jangan meski telah
 
> difilter tapi masih dapat diakali, misalnya dengan menggunakan software
 
> atau program tertentu. <--- ini perlu dicoba, benar2 efektif tidak? Selain
 
> itu, tanya juga para pakar IT soal ini.
 
>
 
> Mohon pendapat Pak Onno.
 
> Terima kasih ya Pak..
 
>
 
  
 +
Secara teknik tahapannya kira-kira
  
 +
* Memblokir Domain / IP bermasalah (mis. http: // www. situsngaco.com)
 +
* Memblokir URL yang bermasalah (mis. http: // www.baik.co.id/baik/ngaco.html)
 +
* Memblokir keyword kalau ada kata2 / konten yang ngaco. Untuk keperluan terakhir ini butuh mesin besar dengan kemampuan Artificial Intellegence (AI).
  
 +
Supaya hidup administrator pemblokiran yang mencari situs ngaco2 menjadi mudah hidupnya, maka proses pemcarian di bantu mesin pencari content ngaco. Mesin yang menjadi andalan utama KEMKOMINFO saat ini. Proses dibantu mesin crawling pencari situs / content ngaco menjadikan proses pencarian menjadi amat sangat jauh lebih cepat di bandingkan pada masa lalu yang dilakukan secara manual oleh manusia.
  
kayanya kita perlu ngomong di level
+
Jujur kalau mau full implementasi, akan butuh anggaran Trilyun rupiah karena 2 hal utama
 
 
# cita2 & roadmap (jalan menuju)
 
# biaya implementasi, kondisi anggaran
 
# strategi implementasi
 
# kondisi saat ini ...
 
 
 
 
 
 
 
Saya coba bicara dengan bahasa orang biasa aja ya
 
tidak pakai bahasa teknis ya ..
 
 
 
cita2, betul pemerintah bercita2 utk memfilter semua konten tidak baik tentunya tidak "simsalabim" langsung ke filter semua ada tahapannya, dibuat bertahap, sehingga bisa diatur anggarannya
 
 
 
Secara teknik tahapannya kira-kira
 
# memblokir Domain / IP bermasalah (mis. http://www.sex.com)
 
# memblokir URL yang bermasalah (mis. http://www.baik.co.id/baik/ngaco.html)
 
# memblokir keyword kalau ada kata2 / konten yang ngaco ini butuh Artificial Intellegence (AI)
 
 
 
Supaya hidup yang nyari situs ngaco2 gampang
 
proses pemcarian di bantu mesin pencari content ngaco
 
dulu-nya yang nyari manusia, jadi lambat
 
  
jujur kalau mau full implementasi, butuh anggaran Trilyun rupiah karena 2 hal utama
+
* 80% traffik ke internet pakai di acak / di enkripsi menggunakan HTTPS.
 +
* Kecepatan Indonesia ke Internet mendekati 10 Terabit per detik
  
# 80% traffik ke internet pakai HTTPS (di enkripsi)
+
Konsekuensinya, butuh mesin yang bisa cepat mendeteksi dan membuka enkripsi semua traffic. Apalagi operator dan pengguna Internet Indonesia biasanya akan rewel kalau terjadi kelambatan (nge-lag) pasti pada teriak semua di media sosial, maklum proses pendeteksian & enkripsi ini akan memakan waktu lumayan lama dan bisa membuat Internet jadi nge-lag. Jadi kalau tidak mau nge-lag, mau tidak mau harganya jadi mahal banget, maklum membutuhkan super komputer :( ...
# kecepatan Indonesia ke Internet mendekati 10 Terabit per detik
 
  
Konsekuensinya, butuh mesin yang bisa cepat mendeteksi
+
Strategi implementasi yang digunakan pemerintah dilakukan proses filter terpusat di ujung akses ke Internet Internasional. Hal ini menjadikan semua susah banget, karena kecepatan data yang harus di tangani amat sangat tinggi dll.
dan membuka enkripsi semua traffic ... ini harganya mahal banget
 
  
strategi implementasi yang digunakan pemerintah dilakukan
+
Kalau proses filter dilakukan di router di free wifi, free hotspot, di kantor, di sekolah kemungkinan proses filtering akan lebih mudah dan lebih murah dan bisa di lakukan secara swadaya masyarakat. Di sampung itu, tidak terlalu membebani anggaran APBN / APBD. Tapi cara ini tidak di ambil oleh pemerintah saat ini.
proses filter terpusat di ujung akses ke Internet ini menjadikan
 
semua susah banget, karena kecepatan amat sangat tinggi dll
 
  
kalau proses filter dilakukan di router di free wifi, free hotspot,
+
Dengan berbagai keterbatasan yang ada khususnya keterbatasan anggaran hehehe kondisi saat ini,
di kantor, di sekolah kemungkinan proses filtering akan lebih mudah
 
dan lebih murah dari sisi anggaran APBN / APBD
 
  
dengan berbagai keterbatasan yang ada
+
* Proses pencarian situs negatif sudah automatis
khususnya keterbatasan anggaran hehehe
+
* Filter dilakukan di level domain / IP
kondisi saat ini,
 
  
# proses pencarian situs negatif sudah automatis
+
Jadi kesimpulannya, sebetulnya Internet di Indonesia belum 100% ter filter dari situs ngaco dll.
# filter dilakukan di level domain / IP
 
  
jadi belum 100% ter filter sih
+
Kalau mau jujur, saya lebih suka pertahanan Internet Indonesia di letakan pada peningkatan pendidikan dan ahlak anak2 / siswa2 Indonesia. Kalau pakai mesin sampai kapanpun pasti akan di kadalin ...

Latest revision as of 07:19, 11 August 2018

Pada kesempatan ini, saya mencoba menulis dengan bahasa orang biasa aja dan tidak pakai bahasa teknis ya .. supaya mudah di mengerti.

Dari sisi cita2, betul pemerintah bercita2 utk memfilter semua konten tidak baik. Tentunya dalam proses-nya tidak se-mudah itu, tidak "simsalabim" langsung ter-filter semua situs ngaco tersebut. Ada tahapannya, mau tidak mau dibuat bertahap, terutama karena keterbatasan sumber daya khususnya anggaran di republik ini.

Secara teknik tahapannya kira-kira

  • Memblokir Domain / IP bermasalah (mis. http: // www. situsngaco.com)
  • Memblokir URL yang bermasalah (mis. http: // www.baik.co.id/baik/ngaco.html)
  • Memblokir keyword kalau ada kata2 / konten yang ngaco. Untuk keperluan terakhir ini butuh mesin besar dengan kemampuan Artificial Intellegence (AI).

Supaya hidup administrator pemblokiran yang mencari situs ngaco2 menjadi mudah hidupnya, maka proses pemcarian di bantu mesin pencari content ngaco. Mesin yang menjadi andalan utama KEMKOMINFO saat ini. Proses dibantu mesin crawling pencari situs / content ngaco menjadikan proses pencarian menjadi amat sangat jauh lebih cepat di bandingkan pada masa lalu yang dilakukan secara manual oleh manusia.

Jujur kalau mau full implementasi, akan butuh anggaran Trilyun rupiah karena 2 hal utama

  • 80% traffik ke internet pakai di acak / di enkripsi menggunakan HTTPS.
  • Kecepatan Indonesia ke Internet mendekati 10 Terabit per detik

Konsekuensinya, butuh mesin yang bisa cepat mendeteksi dan membuka enkripsi semua traffic. Apalagi operator dan pengguna Internet Indonesia biasanya akan rewel kalau terjadi kelambatan (nge-lag) pasti pada teriak semua di media sosial, maklum proses pendeteksian & enkripsi ini akan memakan waktu lumayan lama dan bisa membuat Internet jadi nge-lag. Jadi kalau tidak mau nge-lag, mau tidak mau harganya jadi mahal banget, maklum membutuhkan super komputer :( ...

Strategi implementasi yang digunakan pemerintah dilakukan proses filter terpusat di ujung akses ke Internet Internasional. Hal ini menjadikan semua susah banget, karena kecepatan data yang harus di tangani amat sangat tinggi dll.

Kalau proses filter dilakukan di router di free wifi, free hotspot, di kantor, di sekolah kemungkinan proses filtering akan lebih mudah dan lebih murah dan bisa di lakukan secara swadaya masyarakat. Di sampung itu, tidak terlalu membebani anggaran APBN / APBD. Tapi cara ini tidak di ambil oleh pemerintah saat ini.

Dengan berbagai keterbatasan yang ada khususnya keterbatasan anggaran hehehe kondisi saat ini,

  • Proses pencarian situs negatif sudah automatis
  • Filter dilakukan di level domain / IP

Jadi kesimpulannya, sebetulnya Internet di Indonesia belum 100% ter filter dari situs ngaco dll.

Kalau mau jujur, saya lebih suka pertahanan Internet Indonesia di letakan pada peningkatan pendidikan dan ahlak anak2 / siswa2 Indonesia. Kalau pakai mesin sampai kapanpun pasti akan di kadalin ...