Panduan Kebangsaan: Pendidikan dan Teknologi Informasi
Revision as of 06:46, 5 April 2013 by Onnowpurbo (talk | contribs)
Visi (keyword)
- kemandirian - contoh, tidak tergantung pada vendor luar.
- swadaya - contoh, masyarakat invest dana sendiri untuk keperluan sendiri.
- kuantitas - contoh, pemerataan hak pendidikan.
- kualitas - contoh, menaikan jumlah penulis buku / journal.
- keamanan - contoh, mengatasi penipuan / spam di SMS / Internet.
- produsen - contoh, mengijinkan rakyat membuat sendiri infrastruktur telekomunikasinya.
Visi versi Nusantara 21 (1996-an)
“Menyediakan wahana berbasis teknologi telekomunikasi dan informatika nasional di dalam proses transformasi bangsa Indonesia dari masyarakat tradisional (traditional society) menjadi sebuah masyarakat yang berwawasan IPTEK dan berbasis pengetahuan (knowledge based society).”
Strategi Secara Umum
- swadaya - Pemerintah hanya perlu membuat kebijakan yang cerdas. Dalam banyak hal, seperti IT di rakyat, pemerintah sering kali tidak perlu mengeluarkan dana / uang (APBN). Tapi harus cerdas dalam membuat kebijakan strategis.
- kemandirian - Kebijakan perlu di tune, agar lebih menguntungkan rakyat banyak (kuantitas), bukan vendor / pabrikan saja. Kebijakan yang cerdas, akan memberikan kesempatn pada pada rakyat untuk menjadi pabrikan itu sendiri.
- KITA BISA! - Bukan mustahil, jika rakyat Indonesia maju, Indonesia akan menjadi pempimpin dunia. Saat ini:
- Indonesia rangking ke 4-5 di Facebook.
- Indonesia rangking ke 4-5 di Twitter (termasuk yang suka membuat trending topik).
- Indonesia merupakan negara satu-satu-nya di dunia yang membebaskan frekuensi 2.4GHz dengan perjuangan.
- Indonesia sering menjadi referensi dunia untuk jaringan telekomunikasi rakyat. Beberapa orang Indonesia sering di undang keberbagai negara (berkembang) untuk memberikan workshop untuk jaringan telekomunikasi rakyat.
Pendidikan
- kuantitas - Saat ini per tahun ada sekitar 5 juta anak masuk SD. Sementara perguruan tinggi di Indonesia hanya mampu menelurkan sekitar 650.000+ sarjana / tahun. Dengan keterbatasan APBN dll, perlu strategi agar bangsa ini menjadi bangsa S1 minimal, bukan bangsa SD. Misalnya:
- Membuat proses belajar mengajar tidak tergantung infrastruktur, misalnya, homeschooling? e-learning? pendidikan luar sekolah? lebih banyak vocational?
- Membuat ijazah tidak lagi tergantung sekolah, misalnya, paket A?, paket B?, paket C?, paket A / B / C online?
- Membeli semua hak cipta buku pelajaran Indonesia dengan harga layak dan menyebarkan dalam bentuk softcopy & mirror di berbagai server di OpenIX & IIX.
- kualitas - "Research University" hanya jargon? Para peneliti, perlu di tekan agar penelitian dapat langsung bermanfaat untuk rakyat banyak, misalnya:
- Penilaian bukan sekedar dari publikasi ilmiah, tapi publikasi BUKU (sebaiknya free e-book) yang bisa diakses / dibaca / dimanfaatkan secara langsung oleh masyarakat Indonesia.
- Membeli semua hak cipta buku Indonesia dengan harga layak, menggunakan creative commons license dan menyebarkan dalam bentuk softcopy (free e-book) & mirror di berbagai server di OpenIX & IIX.
- Semua tugas akhir mahasiswa, wajib menggunakan creative commons license, dan di upload ke Internet dalam bentuk softcopy (free e-book).
- kualitas - kurikulum tidak akan ada habis-habisnya untuk di bicarakan, satu hal yang kritis dalam kurikulum yang ada, tidak dibuka kesempatan anak untuk bereksplorasi, semua bentuknya instruksional.
- Buka lebih banyak kesempatan anda untuk memilih apa yang dia suka, mengeksplorasi apa yang dia suka.
- keamanan - ada banyak masalah "keamanan" di dunia pendidikan, misalnya, praktek ijazah palsu, pornografi anak. Kita perlu memberdayakan aparat hukum agar bisa lebih berkiprah dalam menangani kasus-kasus ini.
Teknologi Informasi
- kemandirian - Kibarkan Kembali Indonesia Goes Open Source (IGOS). Semua software yang didanai oleh NKRI harus open source. Source code harus di buka dan di simpan di repository publik di Internet.
- Konsekuensi closed source menjadikan overhead cost > US$ 300 juta / tahun di alirkan ke vendor di luar negeri.
- swadaya, kemandirian, produsen - Sifat teknologi - semakin hari semakin mudah, semakin murah, semakin user-friendly, semakin pandai. Konsekuensinya, sangat mudah untuk membuat infrastruktur sendiri, contoh ISP, RT/RW-net, HotSpot. Secara umum ada dua (2) jenis jaringan infrastruktur IP based di Indonesia, yaitu (a) Infrastruktur Formal dan (b) Infrastrktur Komunitas. Pertanyaannya - apakah rakyat di ijinkan (agar tanpa ijin / lisensi) dapat menggelar infastruktur sendiri ? FYI, ijin = overhead cost.
- kemandirian, produsen - Saat ini, lebih dari 180 juta SIM card terjual, pengguna HP lebih dari 120 juta. Kalau satu HP rata-rata seharga Rp. 300.000,- maka uang investasi yang ada dalam orde puluhan trilyun. Perlu strategi agar:
- Mewajibkan Pabrikan HP dengan tingkat penjualan tertentu relokasi pabrik ke Indonesia.
- Pabrikan HP bekerjasama untuk kurikulum teknologi HP di kampus-kampus.
- kemandirian - Tambahkan pada kebijakan Universal Service Obligation (USO) operator telekomunikasi agar men-zakat-kan akses Internet untuk sekolah di Indonesia. Saat ini ada sekitar 220.000 sekolah, 45+ juta siswa, 3 juta guru di Indonesia. Ada sekitar 60 juta pengguna Internet di Indonesia. Dengan zakat 220.000 sambungan Internet (< 0.5% akses) ke sekolah? Bukan mustahil kita melihat 45+ juta (>20%) bangsa Indonesia menjadi IT literate?
- swadaya - Secara teknologi membuat & mengoperasikan sentral telepon & konfigurasi nomor +62 sangat mudah, murah & sederhana sekali.
- Ijinkan rakyat untuk mengoperasikan sentral telepon sendiri berbasis SIP.
- Berikan alokasi kode area di bawah nomor +62 untuk rakyat.
- swadaya - Harga BTS Selular komersial Rp. 1.5-3M, harga OpenBTS dengan kemampuan yang sama sekitar Rp. 150 juta. Kebijakan agar rakyat dapat berkomunikasi dengan murah:
- kemandirian - pendidikan dan industri harus merupakan strategi yang terintegrasi dalam mempercepat penyebaran & perputaran ilmu pengetahuan yang membuat spin off terbangun-nya industri lokal.
- keamanan - Penyalahgunaan dunia maya, sebetulnya cukup meresahkan, seperti, penipuan melalui Internet / SMS? spam SMS?. Saat ini rakyat bingung harus melapor kemana? Perlu memberdayakan aparat untuk dapat melakukan manouver yang lebih baik di dunia maya.