Gambaran Umum RT/RW-net
Tampak pada gambar adalah topologi sebuah RT/RW-net sederhana. Sebuah gateway yang beroperasi 24 jam, dapat menggunakan sambungan Wireless ke ISP, atau sambungan lainnya seperti ADSL Speedy dll. melalui Ethernet yang tersambung ke LAN semua rumah di RT/RW tersebut di sambungkan ke jaringan komputer.
Secara bisnis, hitungan yang digunakan sebetulnya sangat sederhana. Pada tahun 2005, harga sambungan ke Internet sekitar Rp. 4 juta / bulan untuk akses 24 jam kecepatan 64Kbps. Dengan menyambungkan 20 rumah di sebuah RT/RW maka setiap rumah akan memperoleh akses 24 jam ke Internet dengan membayar minimal Rp. 200.000 / rumah / bulan. Tentunya dengan menambahkan sedikit uang di atas uang iuran akan mencukupi bagi penyelenggara jaringan di RT/RW tersebut.
Di tahun 2010, akses Internet 24 jam bisa di peroleh dengan biaya Rp. 200.000-an / bulan. Hal ini memungkinkan RT/RW-net seharga Rp. 30-50.000,- / bulan jika di sharing ke beberapa rumah / tetangga.
Jarak titik yang akan di sambungkan merupakan sumber sakit kepala dalam mengimplementasikan jaringan RT/RW-net. Dalam jaringan LAN di kantor atau WARNET implementasinya lebih mudah karena hanya membutuhkan kabel yang di sambungkan di dalam ruangan.
Sebuah kabel UTP biasanya hanya cukup reliable untuk jarak 100-150 meter, kita perlu memasang hub sebagai uplink untuk repeater kabel UTP untuk menempuh jarak yang jauh. Betul, teknik ini bukan teknik yang baik untuk memperoleh performance yang baik.
KosKosan-Net dan turunannya
Keberadaan RT/RW-net yang murah memicu tumbuhnya Kos-kosan-Net dan berbagai turunannya. Ini menjadi menarik bagi mereka yang ingin akses Internet murah di rumah / kos-kos-an, khususnya para mahasiswa :)) ..