Wawancara tentang Regulasi Konvergensi PR2MEDIA
Re: Pertanyaan Wawancara PR2MEDIA (via e-mail) From: Iwan Awaluddin Yusuf <iwan.awaluddin@gmail.com>
Yth.
Pak Onno W Purbo,
Saya Iwan Awaluddin Yusuf, Dosen Komunikasi UII, peneliti di lembaga Pemantau Regulasi dan Regulator Media (PR2MEDIA) Jogja. Menindaklanjuti permohonan wawancara via email kemarin dari staf PR2MEDIA tentang sistem komunikasi yang integratif, adaptif, dan demokratis; bersama email ini saya mengajukan daftar pertanyaan terkait persoalan tersebut. Mohon kiranya dapat direspon melalui e-mail balasan. Terlampir pula term of reference (TOR).
1. Sebagai praktisi dan pengamat teknologi, bagaimana Pak Onno melihat persoalan utama terkait sistem komunikasi (telekomunikasi dan media) di Indonesia saat ini?
ada beberapa isu
- SDM - paling tidak kita kekurangan orang teknik yang bisa MEMBUAT. bukan sekedar operator. Ini perlu mengubah kurikulum & investasi / strategi pendidikan.
- INDUSTRI - kita tidak ada / kecil sekali kemampuan manufaktur-nya. Ini perlu manouver supaya INDUSTRI MANUFAKTUR Lokal hidup, peraturan2 yang ada sekarang membunuh industri MANUFAKTUR lokal.
- RURAL / WILAYAH TERTINGGAL - peraturan yang ada hanya cocok utk Swasta / Investor di kota besar & urban. Desa, Rural, Wilayah tertinggal menjadi tidak dilirik.
- LOKASI KODE AREA / NOMOR TELEPON untuk Rakyat.Kode Area & Nomor di kuasai oleh operator. Akibatnya kota yang punya PABX dll tidak bisa pakai nomor sendiri.
- MIND SET - yang membuat kita terkotak-kotak antara infrastruktur, media dan konten ...
Segitu dulu kali ya ..
2. Sejauh mana regulasi yang ada mampu menjawab tantangan konvergensi digital, pada satu sisi, dan kepentingan Indonesia (ekonomi, politik, dan budaya), di sisi lain?
Saya tidak terlibat sama sekali dalam pembuatan regulasi konvergensi digital dll ... jadi sebetulnya saya tidak tahu .. dan juga sebenernya gak terlalu mau tahu sih ..
Insting saya mengatakan
- orang masih berusaha mempertahankan statusnya masing2 ada yang jadi operator infrastruktur, operator media siaran, production house pengisi content
- hal yang sama terjadi dengan regulator-nya .. maklum ini urusan kue jabatan ..
- secara digital, semua bisa blur ..
saya dirumah bisa bikin semua jadi satu :) dikerjakan sendiri :) .. bahkan kalau mau gila bisa bikin sendiri apps android-nya gampang banget koq bikin apps android :) ..
3. Bagaimana membangun sistem TIK melalui regulasi yang terintegrasi antar sektor dan pemangku kepentingan?
pertanyaannya di balik,
niat-nya apa?
kalau niatnya untuk kepentingan operator, nanti regulasinya akan berbau operator banget :) ..
kalau niatnya untuk kepentingan investor, nanti regulasinya akan berbau investor banget :) ..
kalau niatnya untuk kepentingan rakyat, nanti regulator, operator, investor akan gigit jari ..
contoh sederhana,
saya dan teman2 bisa dengan mudah membuat infrastruktur jaringan di desa kecepatan 100-300Mbps yang di atasnya kita pasang server streaming video dan telepon diatas IP .. rakyat akan dengan mudah dan gratis nonton "TV" dan telepon pertanyannya maukah regulasi mengayomi hal seperti ini? sekedar informasi saja, saat ini, hal ini di sweeping oleh Balai Monitor KOMINFO ...
4. Bagaimana membangun sistem TIK melalui regulasi yang adaptif dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat?
tergantung niat orangnya ..
kalau mau adaptif ..
regulasi harus dibuat hands off policy ..
sekarang ini regulasi yang ada sangat hands on bahkan cenderung mencengkram heheheh ..
5. Bagaimana membangun sistem TIK melalui regulasi yang yang demokratis dan sesuai dengan kepentingan nasional?
pertanyaannya kepentingan nasional itu apa? kepentingan partai? kepentingan setoran pajak? kepentingan investor? kalau kita berada di lapangan kepentingan2 berhala ini sangat dominan .. berhala ini akan berusaha membelokan sistem yang dibuat agar sesuai dengan kepentingannya .. harus ada tangan besi yang berani melawan mereka .. gak usah jauh2 lah blokir situs porno, emang gampang? gak juga sih .. anak2 yang melakukan pemblokiran banyak di bully di lapangan karena ini menyangkut bisnis besar dan sebagian bahkan dilakukan oleh anak2 pejabat .. emang ada proteksi dari pemerintah? gak juga ..
6. Menurut Pak Onno, bagaimana kondisi infrastruktur, layanan, konten terkait Internet dari hulu ke hilir, saat ini ?
kita konsumen ..
duit keluar negeri trilyunan / bulan ..
untuk beli Handphone aja, kita harus keluarkan
2+ trilyun / bulan ..
belum secara teknik kita akan kekurangan IPv4 masalahnya yang ngerti IPv6 gak sampe lusinan di seluruh Indonesia
kalau gak ada kesadaran secara nasional bangsa ini akan terpuruk ..
7. Menurut Pak Onno, bagaimana kesiapan media, khususnya televisi di Indonesia dalam memasuki era TV digital, IPTV, dan web TV? Apa saja yang menjadi kendala?
masalah klasik adalah bandwidth, penyediaan server, SDM maklum narik fiber susah banget di Indonesia
masalah mind set yang membedakan antara televisi, production house dan infrastruktur menjadikan kita terkotak-kotak sendiri ..
sebenernya sih, kalau mau legowo gampang cuma masalahnya kan ini urusan periuk nasi dan mereka sudah bayar lisensi / setoran ke pemerintah
Terima kasih banyak atas bantuannya.
Salam hangat,
-- Iwan Awaluddin Yusuf
Department of Communications, Islamic University of Indonesia. Jl. Kaliurang Km. 14,4 Yogyakarta, Indonesia 55584 Mobile phone: +62 81794 18558 e-mail: iwan.awaluddin@gmail.com / iwan.awaluddin@uii.ac.id http://uii.ac.id/