Wawancara Majalah Berkala ITB
Date: Tue, 4 Jan 2011 07:04:40 +0700 (WIT) From: Onno W. Purbo <onno@indo.net.id> To: redaksi berkala ITB <redaksi@berkala.itb.ac.id> Cc: Dhany Dewantara <dhanyd@gmail.com>, larissa.rena <larissa.rena@gmail.com>, Fadilla Tourizqua <ikazain@gmail.com> Subject: Re: Pertanyaan Wawancara Berkala ITB
On Tue, 4 Jan 2011, redaksi berkala ITB wrote:
> Salam Pak Onno, > Sebelumnya terimakasih atas respon dan kesanggupan untuk diwawancara via email. > Berikut ini kami sampaikan beberapa pertanyaan menyangkut tulisan tentang perpustakaan online. > > 1. Bapak aktif menulis, dan dengan senang hati membagikan ilmu secara gratis, lalu Bapak mempunyai perpustakaan 115+ Gbyte untuk > disebarluaskan kepada khalayak luas. Mengapa Bapak melakukan hal tersebut?
Ada baiknya baca2 buku saya http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php/Filosofi_Naif_Kehidupan_Dunia_Cyber
Kalau disederhanakan jawabnya adalah
"Nilai seseorang tidak akan di tentukan oleh banyaknya harta, banyaknya kekayaan, tingginya pangkat dan jabatan, tingginya gelar, banyaknya ilmu; Nilai seseorang akan lebih di tentukan oleh berapa besar / banyak umat manusia yang memperoleh manfaat seseorang tersebut"
> 2. Saya salut dengan filosofi copyleft yang Bapak pegang, khususnya pada kalimat Bapak, "Lha, yang punya ilmu; yang membuat manusia aja > tidak pernah meng-copyright-kan ilmunya?!!". Sejak kapan Bapak mulai memahami dan menjalankan filosofi copyleft ini?
Terutama tertantang sejak February 2000 di Aula Timur ITB saat itu ada belasan Professor semua mengindoktrinasi pentingan hak cipta & hak paten ..
saya satu-satu-nya pembicara (waktu itu masih dosen di ITB) yang bukan professor yang tidak percaya dengan hak cipta. Dua hari sesudah itu saya ujicoba kepercayaan tsb dengan mengajukan surat pengunduran diri sebagai dosen di ITB dan tidak bekerja dimana-mana dan hidup dari membagikan ilmu secara gratis di Internet .... ternyata hidup tu sampai sekarang :) ..
Jadi ini semua ujicoba sebuah konsep, yang ternyata lebih hidup & lebih dahsyat daripada konsep yang dibuat oleh manusia yang berlindung pada hak cipta & hak paten
> 3. Dengan maraknya perpustakaan digital, kebanyakan orang tidak mengunjungi perpustakaan fisik lagi. Bapak pernah menjabat sebagai > Kepala > Perpustakaan Pusat ITB. Menurut Bapak, bagaimana masa depan perpustakaan fisik?
makin hari makin kecil yang namanya perpustakaan fisik :) .. di saatnya nanti mungkin tidak di perlukan lagi .. mungkin fungsi fisik perpustakaan akan berbeda dengan fungsi yang sekarang lebih kepada tempat untuk sharing ilmu dll ..
> 4. Bagaimana pendapat Bapak tentang pendidikan di ITB saat ini, jika dilihat dari karakter mahasiswa dan dosennya?
saya yang berada di luar ITB selama belasan tahun sekarang melihat ITB kurang kelihatan kiprah / gigi-nya terutama pada masyarakat kecil di Indonesia ..
Mungkin sebagai elit di Indonesia ITB ada di atas tapi tidak sebagai leader / agent of change. Sering kali pendekatan akademisi kampus menjadi sangat naif; pendekatan kebanyakan supply driven sekali. Manusia menjadi objek bukan subjek. Mungkin karena kurang berinteraksi dengan masyarakat di bawah
saya sendiri lebih sering berada di kalangan bawah jadi mungkin tidak terlalu terlihat di atas :) ..
> 5. Terakhir, adakah pesan atau saran yang ingin Anda sampaikan untuk civitas academica?
Pesan saya sederhana aja
"Pada saat anda bisa mengangkat lapisan terbawah republik ini ke atas pada saat itu seluruh republik ini akan terangkat ke atas akan lebih dahsyat lagi jika bisa mengangkat lapisan terbawah di dunia"
> Kami menunggu jawaban email dari Bapak, lebih cepat lebih baik pak. > Sebelum minggu ini berakhir, jika tidak keberatan. > > Terimakasih Pak Onno. > > > -- > Salam, > Redaksi Berkala ITB > Direktorat Humas dan Alumni > Jl. Tamansari No. 64 > email: redaksi@berkala.itb.ac.id >