Jawaban KOMPAS Kita
Pertanyaan untuk Bp Onno W Purbo via Kompas Kita
Bapak Onno,
- Mungkinkah kita membuat jaringan Wide Area Network (WAN) di dalam desa dan antar desa tersebut termasuk yang remote area seperti desa-desa di Pulau Kangean dan Pulau Sepanjang (Madura) dalam rangka menunjang transaksi on-line antar masyarakat desa?
- Mungkinkan, kita membuat sistem transaksi bisnis on-line di desa-desa seperti tersebut no 1, sehingga transaksi antara orang dan orang (P to P), orang dan organisasi bisnis (P to B), organisasi bisnis dan organisasi bisnis (B to B) secara lancar di desa-desa berbatasan hutan seantero P Jawa dan Maduran? Terima kasih
Salam Heru Hartanto, bhheruhartanto@gmail.com, Madiun
Jawaban:
1. Membuatan Jaringan WAN sangat sederhana sebetulnya, baik itu antar desa, antar kota maupun antar pulau. Semakin pendek jarak semakin mudah, semakin murah, semakin tinggi kecepatan. Semakin jauh jarak biasanya semakin mahal dan semakin rendah kecepatan. Masalahnya adalah berapa biaya / budget yang di sediakan. Ilmu membangun jaringan dalam sebuah desa, RT, RW, kampung di kenal sebagai RT/RW-net ini bisa di baca2 di Teknologi RT/RW-net Untuk wilayah agak luas, jangkauan beberapa puluh kilometer ada baiknya membaca e-book jaringan wireless di dunia berkembang http://wndw.net Untuk wilayah sepanjang jawa madura atau Indonesia sebaiknya menyewa backbone dari operator, kemudian di sebar menggunakan RT/RW-net karena akan lebih murah. 2. Ada beberapa hal penting dalam membuat transaksi bisnis online, seperti, - ruang untuk menjajakan barang dagangan (bisa berupa web) - ruang untuk melakukan negosiasi / transaksi (bisa berupa e-mail / forum) - mekanisme pembayaran supaya tidak ada orang melakukan penipuan. Ada baiknya belajar dari rekan2 yang sudah pengalaman seperti di http://kaskus.us atau di tokobagus.com . Misalnya, di Kaskus.us teman2 banyak menggunakan rekening bersama untuk menjamin tidak ada penipuan antara penjual & pembeli. Ini patut di contoh.
Jika pada suatu hari nanti kita semua beralih ke Cloud Komputing, Operating System, Data Storage dan lain-lain, semua berada di Cloud. Apa yang harus disiapkan khususnya oleh Negara Indonesia? (Baik SDM maupun Sumber Daya lainnya) dan Bagaimana kiat agar aman dari Kejahatan di Cloud? Terimakasih sunupermana@gmail.com
Jawaban:
Saya melihat cloud sebagai mekanisme virtualisasi saja. Membuat sebuah sumber daya bisa bermanfaat lebih banyak.
Cloud akan tetap membutuhkan server, membutuhkan teknisi, membutuhkan programmer, kecuali anda ingin membeli semua dari provider komersial.
Tidak berbeda jauh kejahatan di cloud dengan kejahatan yang ada sekarang sebetulnya. Jadi teknik penyiapan SDM-nya sama dengan infrastruktur yang sekarang sebetulnya.
Dengan kondisi infrastruktur maupun keamanan jaringan yang ada sekarang, bagi mereka yang ingin mengirit & aman akan lebih baik menggunakan private cloud jangan menggunakan cloud public / komersial. Private cloud dengan dengan mudah di bangun menggunakan software open source seperti proxmox.
Pak mengapa di Indonesia Kecepatan akses Internet tidak seperti negara asia yang lain, khususnya Jepang dan Korea Selatan, apakah karna infrastruktur yang tidak di dukung penuh oleh pemerintah apa karena faktor lain? Manan Tarigan, guntur.pramono@gmail.com, Medan
Jawaban:
Kalau dilihat dari sisi komersial / ekonomi sebetulnya sederhana. Kalau kita membeli barang eceran pasti harga akan mahal kalau kita membeli barang glondongan pasti harga akan murah. kalau kita memakai produk / server lokal pasti harga murah kalau kita memakai produk / server luar negeri pasti membuat harga mahal.
Jadi, kalau kita ingin Indonesia mempunyai Internet cepat dan mudah yang harus dilakukan adalah + membuat sebanyak mungkin orang indonesia melek / pakai internet supaya kita bisa beli glondongan, jangan eceran. + sebisa mungkin jangan menggunakan server luar negeri, pakai server indonesia. Misalnya jangan pakai facebook, twitter, gmail dll buat server-server sejenis untuk Indonesia. Karena server luar negeri menyebabkan kita harus membayar kabel fiber optik bawah laut. + membuat mirror / copy server-server yang bermanfaat agar berada di Indonesia ini banyak dilakukan oleh teman2 open source. + akan lebih dahsyat kalau kita bisa mengcopy semua situs bermanfaat ke harddisk & di letakan di server-server sekolah agar bangsa ini bisa cepat pandai tanpa tergantung internet internasional. + dll masih banyak ide2 gila yang bisa kita kembangkan
Pak Onno ysh,
Saya ingin menanyakan tentang teknologi Super Wifi... dan penerapannya di Indonesia kelak.. Adakah kemungkinan free seperti di frekuensi 2.4 GHz? :D
Bagaimana dengan aspek regulasinya? Nuhun pak :)
Guntur Pramono, guntur.pramono@gmail.com
Jawaban:
Super WiFi bekerja di sela-sela frekuensi televisi di frekuensi 600MHz asumsinya TV yang digunakan adalah TV analog seperti yang sekarang jadi ada sela antar kanal yang bisa di manfaatkan.
Masalah dengan Indonesia ke depan regulator akan memblok band TV di UHF ini untuk kanal TV digital jadi tidak akan ada sela sama sekali .. konsekuensinya super wifi kemungkinan besar akan sulit di adopsi karena harus bertempur melawan investor TV digital yang sudah membayar mahal untuk ijin frekuensi ..
Kang onno. Ada cara agar open bts konek ke operaror gsm/cdma ? Caranya gimana ? Resha, m.resha@gmail.com
Jawaban:
Ada beberapa cara: 1. Kebetulan protokol yang digunakan oleh sentral telepon openbts sama persis dengan sentral telepon operator telekomunikasi menggunakan SIP. Jika openbts di ijinkan untuk melakukan interkoneksi maka kita dapat memprogram dial plan di sentral openbts agar melakukan routing jika ada call yang di arahkan ke operator telekomunikasi. 2. kita menginstall Analog Telepon Adapter (ATA) yang tersambung ke jaringan operator di satu sisi, di sisi lain tersambung ke sentral openbts. Pada sentral openbts di lakukan programming dial plan untuk melakukan routing. Ini bisa di baca di VoIP: Hardware Client VoIP 3. OpenBTS siap dengan teknologi ENUM E.164 untuk penomoran +62. Jika operator Indonesia siap dengan ENUM maka interkoneksi dapat dilakukan secara automatis menggunakan teknologi ENUM.
Dengan perkembangan jaman yang begitu pesat, saya menyadari dan yakin bahwa jaringan internet adalah (akan menjadi) kebutuhan dan hak setiap orang. Apakah internet gratis yang stabil dan berkualitas mungkin diwujudkan? Bagaimana?
Miranti Cahyaningtyas, flame2404@yahoo.com, Gegerkalong, Bandung
Jawaban:
Jika kita cermat menelaah sejarah dan teknologi internet, sebetulnya internet di bangun atas dasar gotong royong dari rakyat, untuk rakyat, oleh rakyat. Kita di Indonesia sering terkecoh menyangka bahwa Internet hanya dapat di bangun oleh operator, provider dengan ijin pemerintah ... ini SALAH BESAR!
Kalau kita telaah Sejarah Internet Indonesia awal Internet di Indonesia adalah oleh rakyat Indonesia bukan pemerintah, bukan operator.
Kalau saja rakyat Indonesia menyadari ini dan mau mempelajari teknologi-nya mau investasi & mengimplementasikan teknologinya bukan sesuatu yang mustahil untuk memperoleh internet kecepatan tinggi yang stabil untuk memenuhi hak bangsa Indonesia ...
Sayang memang pemerintah kita sering tidak melihat hal ini sebagai sesuatu yang positif ..
Kapan Indonesia bebas dari batasan pak?
hendrikmsz@yahoo.com
Jawaban:
hmmm ... mungkin ini akan terjadi pada saat rakyat Indonesia berani mandiri berani BERDIKARI berani membuat infrastruktur-nya sendiri berani membuat gadget-nya sendiri berani membuat dan memakai sistem operasinya sendiri berani membuat server dan informasinya sendiri berani lepas dari ketergantungan bangsa lain .. Merdeka!!
Saya juga alumni ITB,dan mengetahui bahwa ayahanda Anda,kalau tidak salah adalah Prof Hasan Purbo,Guru Besar Arsitektur ITB,dan juga sering kasih kuliah tentang Lingkungan Hidup. Pertanyaan Saya,keahlian Anda Teknologi Informasi,rada jauh dgn Prof.Purbo,apakah beliau memberi kebebasan sepenuhnya kpd Anda ?
Berlin Simarmata, berlinsimarmatadua@gmail.com
Jawaban:
Terima kasih. Mungkin lebih tepatnya ayah saya almarhum secara langsung maupun tidak langsung banyak mengarahkan saya menjadi saya yang sekarang ini .. pengaruh beliau nampaknya justru sangat kental hehe
Mungkin bidang ilmu saya lebih ke arah teknologi informasi ini pun kebetulan ayah saya yang mengarahkan waktu saya kelas 3 SMA.
Yang lebih dominan adalah pola saya bergerak di masyarakat banyak sekali mengadopsi pola-pola yang di gunakan oleh ayah saya dalam memberdayakan lingkungan hidup melalui mekanisme pemberdayaan masyarakat & gerakan2 yang sifatnya bottom up berbasis komunitas
Maklum saya sering secara tidak sadar mendengarkan ayah saya ngobrol dengan teman2-nya di rumah di malam hari dulu
Kang Onno, Masyarakat IT Indonesia sering dikatakan jauh tertinggal dibandingkan negara-negara Asean, seperti Singapore, Malaysia, Vietnam, menurut pendapat kang Onno, cara apa yang paling efektif agar Indonesia dapat mengejar ketertinggalan ini ? Sutiono Gunadi, sutiono2000@yahoo.com, Pamulang, Ciputat
Jawaban:
Terima kasih Pak Sut. Mungkin bangsa ini tertinggal dari tetangga kita. Mungkin bangsa ini lebih miskin dari tetangga kita.
Tapi, saya percaya bahwa bangsa ini bukan bangsa yang bodoh. Saya pribadi sering di undang untuk memberikan workshop IT untuk Thailand, Cambodia, VietNam, Myanmar dll saya melihat bahwa KITA BISA! Bangsa ini BISA!
Kuncinya ada di sistem pendidikan Kalau saja kita bisa melakukan manouver supaya 240.000 sekolah melek IT, 46.5 juta siswa kita melek IT dan menjadi pandai. Saya yakin Singapore, Malaysia, Vietnam tidak ada artinya apa-apa.
Kuncinya ada di sistem pendidikan di Indonesia bagaimana supaya 5 juta siswa masuk SD / tahun menghasilkan 5 juta sarjana setiap tahun. Jangan seperti sekarang hanya 600.000 yang jadi sarjana / tahun. kita harus merombak sistem pendidikan yang ada agar hak azazi manusia untuk menjadi pandai terpenuhi.
Bung Onno, dalam berjuang untuk mengusahakan jaringan internet murah bagi rakyat, siapakah yang terlebih dulu Anda ajak : apakah komunitas teman-teman kompleks Sangkuriang?, komunitas Elektro ITB?, ataukah yang lain? Anda toh tidak mungkin berjuang sendiri, yang membuat akan mudah frutrasi kehabisan energi. Terima kasih
Kuntjoro Sukardi, ksukardibks@yahoo.com, Bekasi
Jawaban:
Terima kasih pak ..
Biasanya sinergi sebuah gerakan / perjuangan akan terjadi dengan sendiri diantara orang yang sependapat / se-ide... tidak harus dari komunitas lokal / alumni saja
Kebetulan memang setelah belasan tahun, komunitas ini sudah semakin tampak di hadapan kita ada komunitas open source di berbagai kota ada komunitas blogger, akademi berbagi di berbagai kota ada komunitas TV, radio komunitas, internet sehat ada komunitas hacker, warnet, rt/rw-net dll banyak sekali sekarang ... dunia menjadi indah karenanya Alhamdullillah tidak menjadi frustasi malah menjadi bersyukur karena bertemu banyak teman satu ide satu perjuangan
Assalamualaikum ^_^
Saya sabto pak, ingin bertanya " Apakah untul monitoring server dan jaringan membutuhkan server khusus seperti monitoring server? " lalu
"aplikasi opensource apa saja yang baik digunakan untuk memonitoring jaringan kita?"
Sabto Prabowo, sabtolinux@ovi.com, Kabupaten Bogor
Jawaban:
1. untuk monitoring server / jaringan bisa di sambi oleh komputer / server yang ada sebetulnya. 2. ada beberapa software seperti DUDE, CACTI, NAGIOS, AWSTAT dll bisa di baca Software untuk Monitoring Jaringan
Jujur saya katakan, sedikit orang muda seperti anda yang mau menularkan inovasi teknologi ilmunya kepada orang lain. Apa resep anda kepada orang-orang muda Indonesia untuk bisa dan mau berjuang menyumbangkan tenaga dan pikirannya bagi bangsa dan negara.? Yang notabene terbelenggu oleh konsumerisme instan. pengirim: Willy Soen, 57145kpc@posindonesia.co.id, Solo
Jawaban:
terima kasih pak .. Mungkin itu merupakan akumulasi strategi saat saya lepas / pensiun dari PNS di bulan Februari 2000 saya menjadi pengangguran tanpa ada naungan / institusi
Saya hanya bisa hidup saat saya bisa bermanfaat untuk orang banyak semakin banyak yang merasakan manfaat, maka semakin baik untuk saya saat saya tidak bermanfaat maka saya akan mati dengan sendiri-nya. Rasanya sesederhana itu intinya pak ..
Halo Pak Onno,
Anda dikatakan setia dengan gadget buatan Indonesia. Apa alasan utama Anda lebih memilih gadget buatan negeri sendiri dan menurut Anda apa yang perlu ditingkatkan dari segi kualitasnya?
Andini, adesita@gmail.com
Jawaban:
terima kasih mba .. Betul, kebetulan saya banyak pakai barang buatan sendiri / Indonesia baik itu handphone, laptop, server bahkan sistem operasi
Saya percaya bahwa Bangsa ini hanya akan menjadi bangsa yang besar pada saat kita bisa mencintai apa yang kita buat sendiri ..
Terus terang dari sisi kualitas tidak jelek lho handphone, laptop, server buat Indonesia ... sama seperti buatan luar negeri kita akan selalu ingin supaya gadget tsb lebih kenceng, lebih lancar dll
Dear Kang Onno,
Visi anda adalah membuat pintar rakyat indonesia agar dapat hidup dari otaknya bukan ototnya, tapi anda memilih melakukannya diluar sistem birokrasi.
Apakah suatu saat anda akan bersedia jika diminta untuk menjadi pengambil keputusan di birokrasi agar visi anda tercapai.
Terima Kasih
Mochamad Mulyana, mulyana_mochamad@yahoo.com, Duren Sawit, Jakarta Timur
Jawaban:
Terima kasih untuk pertanyaannya mas .. Saat ini saya masih belum percaya dengan birokrasi yang ada di Indonesia kebanyakan mekanisme program di birokrasi di Indonesia lebih suka pengadaan barang & mengutip untung dari persenan maklum saya sudah beberapa kali kena batu-nya Pada saat program di birokrasi lebih suka untuk memandaikan & memberdayakan masyarakat dan tidak melakukan persen-an mungkin saya akan berfikir untuk bersinergi lebih baik
Bapak Onno W. Purbo,
Banyak industri kreatif muncul di bidang IT seperti industri game dan perangkat lunak seperti antivirus.Bagaimana bapak melihat peluang tumbuh dan berkembangnya industri tersebut di tanah air?Bagaimana potensi industri tersebut di luar negeri? Terima kasih.
Aria Dhanu Prihantomo, Larangan Tangerang Banten
Jawaban:
Indsutri kreatif, seperti game, animasi, software programming (android, java dll) terus terang merupakan salah satu primadona dunia saat ini .. Rejeki yang mengalir di industri ini sangat besar.
Sayangnya, industri ini berbeda dengan industri pertanian, atau sumber daya alam. Industri ini sangat bergantung pada kekuatan SDM
kita (Indonesia) akan memperoleh cipratan rejeki tersebut pada saat kita memberdayakan SDM, anak-anak muda yang sedang belajar di SMP, SMA terutama SMK untuk mulai melirik ke industri kreatif ini .. sukur-sukur bisa di bekali dengan kemampuan berbahasa inggris dan profesionalisme usaha ...
Selama ini apakah produk-produk karya yang bapak ciptakan ini sudah menyeluruh masuk ke daerah-daerah pak? Bagaiman cara bapak untuk bisa merambah dan produk ini bisa dinikmati oleh masyarakt indonesai khususnya dan luar, terutama yang ada di daerah-daerah terpencil? Terima kasih.
Subkhan, ssubkhan@gmail.com, Kec. Ngaringan Kab. Grobogan Semarang Jateng
Jawaban:
Terus terang dulu semua ide, detail teknik dari berbagai innovasi yang saya utak-atik bisa bapa baca-baca secara gratis di http://belajar.internetsehat.org/wiki http://opensource.telkomspeedy.com/wiki http://belajar.internetsehat.org/pustaka
saya cuma rakyat indonesia biasa, saya bukan pejabat saya tidak mempunyai banyak energi, uang, tenaga untuk mensosialisasikan innovasi tersebut ke bangsa indonesia agar mereka yang di pelosok bisa menikmati innovasi tersebut.
Oleh karena itu, saya akan sangat berterima kasih pada anda-anda yang mau membantu mensosialisasikan innovasi-innovasi tersebut ke ujung dunia di Indonesia.
Saya seorang Technical Support di sebuah PT, dan PT kami bergerak dibidang Jasa Instalasi Networking Wireless . Dan kebetulan belum lama ini kami ada pasang jaringan wireless Motorola Canopy BH5700 untuk jarak + 5 Km, dan setelah beberapa bulan kami pasang, ada laporan dari user kami tersebut bahwa dia didatangi oleh staf dari Depkominfo bahwa alat wireless kami yang kami pasang adalah 5,3 Ghz. Dan yang ingin saya tanyakan adalah apakah ada surat edaran dari instansi pemerintahan Depkominfo bahwa frequensi di Indonesia yang Free atau yang Berbayar itu apa saja, karena saya ingin tahu lebih lanjut tentang regulasi/kebijakan pemakaian jenis frequensi yang beredar di Indonesia. Terima kasih sebelumnya. Salam Internet Gratis Indonesia. Wahid Frans, wahid.frans@multiperkasa.com, PT. Multi Perkasa Indosakti
Jawaban:
Frekuensi yang bebas hanya 2.4GHz dan 5.8GHz. Sekedar info saja, pembebasan frekuensi ini membutuhkan perjuangan belasan tahun di Indonesia kita harus berterima kasih pada para pejuang yang telah membebaskan frekuensi tersebut. Silahkan di baca di Sejarah Internet Indonesia.
Frekuensi 5.3GHz tidak bebas, anda HARUS menggunakan ijin untuk menggunakan frekuensi tersebut. Kalau mengikuti bandwidth & jarak yang anda gunakan maka kemungkinan besar biaya ijin sekitar Rp. 20-30 juta / tahun / link.
Pertanyaan :
"Dari twit Anda, nampak sekali Anda sangat sibuk memberikan pelatihan. Pertanyaan saya;
- Bagaimana cara Anda membagi waktu diantara banyak kesibukan tersebut dan tetap menjawab pertanyaan-pertanyaan follower Anda ?
- Sejauhmana optimisme Anda dalam pengembangan Linux di Indonesia ?
- Mengapa Anda akhirnya memutuskan tidak lagi menjadi dosen ITB ? "
Senja Yustitia, senja_06@yahoo.com, Semarang
Jawaban:
1. kebetulan kesibukan saya memang cuma menjawab pertanyaan dan memberikan demo / seminar koq heheh saya tidak menjadi konsultan, tidak menjadi proyektan dll hehe
2. Terus terang banyak perusahaan nasional yang sekarang melakukan migrasi ke Linux lho maklum gak kuat kalau harus bayar lisensi milyard-an. Saat bangsa ini masih ada harga diri Saat bangsa ini tidak mau di tergantung Saat bangsa ini tidak mau di jajah asing pada saat itu Linux akan menjamur di Indonesia
3. saya percaya bahwa kriteria sukses seorang guru / dosen dilihat dari Qualitas & Quantitas murid-nya seberapa pandai murid yang dia didik? seberapa banyak murid yang menjadi pandai? sayangnya, murid seorang dosen di ITB hanya 30-100 orang / semester.
saat saya menjadi penulis & penggangguran seperti sekarang saya bisa membuat pandai ratusan ribu orang tanpa perlu di batasi struktur.
Pertanyaan :
Kang Ono, salam kebebasan,
sederhana pertanyaanku, Kenapa Kang Ono tidak mau menjadi Menteri?
Dan tentu saja menjadi Menteri yang tetap menjadi rakyat Indonesia biasa.
Robbyka Gheo, Restroika@gmail.com, Makassar
Jawaban:
Terima kasih. Jawaban singkatnya, TIDAK. Jawaban panjangnya, Saya lebih suka menjadi orang yang bermanfaat untuk bangsa ini. Saya percaya bahwa
"Nilai seseorang tidak akan di tentukan oleh banyaknya harta, banyaknya kekayaan, tingginya pangkat dan jabatan, tingginya gelar, banyaknya ilmu;
Nilai seseorang akan lebih di tentukan oleh berapa besar / banyak umat manusia yang memperoleh manfaat seseorang tersebut"
Referensi
Pranala Menarik
- Wawancara Majalah Insinyur February 2012
- Siapa Bilang OpenBTS Ilegal? January 2012
- Beberapa Tip Praktis Membuat Internet Menjadi Kuenceng September 2011
- Bersyukurlah Indonesia Miskin Agustus 2011
- Wawancara Majalah Paras tentang Media Sosial dan Wanita Juli 2011
- Wawancara Republika tentang Teknologi Informasi dan Islam Juli 2011
- Beberapa Pemikiran dan Tips Sederhana sekitar Innovasi Mei 2011
- Pengangguran yang Mencerdaskan Maret 2011