Road Show Hewlett Packard 9 Kota

From OnnoWiki
Jump to navigation Jump to search

Pengalaman Roadshow Bersama Hewlett Packard Mei 2005

Catatan: Onno W. Purbo

Akhir April hingga dua (2) minggu memasuki bulan Mei, saya bersama Pak Michael Sunggiardi, Pak Frans Thamura, Pak Anto (dari HP) bersama Ibu Tina dan Ibu Inti dari CEO berjalan di sembilan (9) kota di Indonesia.

Misi yang di emban lumayan seru, HP ingin memperkenalkan pada khalayak di sembilan kota tersebut bahwa HP bukan hanya untuk pengguna corporate / entrerprise yang harganya mahal, tapi juga dapat merupakan solusi bagi para pengusaha Small Medium Business (SMB).

Kami berjalan dengan beban peralatan sekitar 200 kg keliling di sembilan kota, yaitu, Bandung, Jakarta, Semarang, Jogyakarta, Makassar, Surabaya, Denpasar, Batam dan Medan. Beban 200 kg tersebut sering membuat over weight di pesawat yang menyebabkan Pak Michael harus menggeluarkan kocek extra untuk menalangi kelebihan berat tersebut.

Peralatan yang di bawa sangat beragam sekali, mulai dari berbagai macam printer, termasuk ada empat buah printer kecil yang bentuknya mirip panggangan roti untuk mencetak foto, berbagai jenis kamera digital HP, berbagai laptop untuk presentasi, PC pavillion, Diskless Terminal, banyak sekali Personal Digital Assistant (PDA) HP, Proliant Server dan yang paling berat adalah membawa mesin Integrity Itanium yang merupakan mesin andalan HP untuk kelas 64 bit. Termasuk LCD Projector HP yang canggih, yang dapat dikirimi layar tampilan bukan dari colokan VGA di belakang komputer, tapi dapat dikirimi tampilan melalui kabel LAN, wireless menggunakan WiFi, USB.

Pada waktu semua peserta memasukan ruang seminar, semua peserta di ambil fotonya satu per satu yang kemudian diupload ke server yang berlokasi di laptop HP yang digunakan Pak Michael Sunggiardi. Di akhir acara, peserta didemokan untuk mengakses server gambar / foto yang ada laptop HP Pak Michael Sunggiardi menggunakan PDA HP melalui jaringan WiFi. Sebagian peserta akan mendownload gambar mereka ke PDA HP yang digunakan melalui jaringan WiFi, untuk kemudian memprint langsung gambar tersebut ke printer kecil untuk memprint foto yang bentuknya mirip panggangan roti melalui jaringan Wireless Blue Tooth yang ada di printer foto tersebut. Hasil printer foto nenggunakan kertas HP dan tinta HP tersebut sangat mengagumkan & tidak berbeda dengan foto Fuji, bahkan lebih baik lagi.

Sebetulnya ada kejadian menarik yang saya alami menggunakan kertas foto HP tersebut. Kebetulan pada saat roadshow HP ini, saya sedang mengurus Visa saya ke Inggris. Salah satu persyaratan yang diharuskan oleh kedutaan Inggris untuk memperoleh Visa Inggris adalah menyediakan passfoto ukuran tidak standard, yaitu 3.5 x 4.5 aneh tapi nyata. Daripada saya pusing kepala, maka saya menggunakan kamera digital yang ada untuk membuat passfoto tersebut setelah di edit menggunakan HP PhotoSmart untuk ukuran passfoto 3.5 x 4.5 di print lah foto tersebut menggunakan printer HP dan kertas foto HP. Sial memang menghantui saya menghadapi kedutaan Inggris yang agak gaptek, kedutaan inggris tidak mau menerima foto yang di print di kertas foto HP karena memang lebih tebal daripada kertas Fuji, mereka berkata "koq beda sama foto yang biasa, yang ini kaya repro". Sial, terpaksa saya harus Fuji juga untuk foto.

Pak Michael mendemokan PDA-nya untuk berpresentasi langsung ke LCD Projector tanpa menggunakan kabel, tapi menggunakan WiFi yang ada di PDA tersebut. Presentasi dibuat menggunakan format Microsoft PowerPoint di PC Laptop HP yang kemudian di compress menjadi lebih kecil untuk dapat di masukan dalam PDA dan digunakan untuk presentasi di PDA.

Frans Thamura menampilkan beberapa software Java yan sifatnya open standard dan open source menggunakan mesin kelas paling atas di HP yaitu Itanium 64bit. Gila-nya software Java adalah memungkinkan kita mengembangkan software yang dapat dengan mudah di jalankan di berbagai sistem operasi, apakah itu Windows, Linux, Solaris, FreeBSD tanpa perlu susah payah mengcompile kembali software-nya tapi cukup mengcopykan saja. Tentunya di setiap mesin yang ingin menjalankan Java harus di install dulu Java Run Time Library-nya yang lumayan besar.

Software Java yang di demokan oleh Frans Thamura adalah Compiere yang merupakan software e-business satu kelas dengan SAP. Gila-nya software ini sifatnya free dan open source. Dengan menggunakan software ini sebuah perusahaan kecil dapat dengan mudah membangun infrastruktur IT pendukung perpusahaan tersebut. Di samping itu, Frans Thamura juga mendemoka server chatting Jive XMPP Messanger yang berbasis Java yang bekerja menggunakan protocol XMPP yang merupakan protocol yang digunakan oleh Jabber. Demo chatting dilakukan menggunakan PDA yang tersambung ke jaringan menggunakan WiFi.

Pada kesempatan roadshow tersebut, Pak Michael mendemokan pula software untuk restoran yang dibuat oleh seorang mahasiswa Binus. Ide dasar software untuk restoran tersebut adalah para pelanggan dapat memesan makanan melalui wireless PDA dan pembayaran dapat juga dilakukan secara online, untuk kemudian menjadi informasi bagi para koki menyiapkan masakan-nya untuk di sajikan.

Saya sendiri menjelaskan dengan detail cara menginstalasi, mengkonfigurasi dan mengoperasikan Linux Terminal Server Project (LTSP) yang memungkinkan kita menggunakan PC kecil, seperti, 486 atau Pentium 75MHz, tanpa harddisk sama sekali sebagai terminal. Melalui Jaringan, terminal PC kecil tersebut akan memperoleh sistem operasi dari server. Saya menggunakan server Proliant untuk keperluan tersebut. Kita akan membutuhkan server dengan kapasitas sekitar 4-12Mbyte RAM / terminal yang akan di servis. Sebuah server Pentium IV dengan memory sekitar 512Mbyte akan dengan mudah memberikan servis pada sekitar 40-an terminal.

Bagi anda yang ingin menjalankan Windows, kita terpaksa harus menyediakan sebuah server tambahan yang menjalankan sistem operasi Window 2000 atau 2003 server. Dengan mengaktifkan rdesktop di server Windows 2000, kita dapat menggunakan fasilitas rdesktop di Linux yang di jalankan di terminal untuk masuk ke server Windows. Pengguna akan melihat tampilan Windows dan menggunakan seperti Windows biasa saja.

Di setiap kota seperti biasanya, saya membawa harddisk yang berisi perpustakaan saya yang besarnya sekitar 14Gbyte dengan total lebih dari 30.000 file. Di setiap kota saya mengcopykan perpustakaan tersebut ke local partner dan ke peserta yang membawa harddisk / laptop. Semua ini tentunya dengan harapan agar ilmu yang ada dapat menyebar dan rekan-rekan lain mau membagikan ilmu-nya ke masyarakat Indonesia lainnya.

Demikian pengalaman singkat dalam menggembara ke sembilan kota di Indonesia untuk memperkenalkan open source dan HP.