RT/RW-net: Internet Murah versi Rakyat

From OnnoWiki
Jump to navigation Jump to search

Sejak Web Telkomsel di hack, message dari perentas untuk menurunkan harga Internet menjadi bahan pembicaraan banyak teman / pengguna Intenet. Pada kesempatan ini, saya akan mencoba menulis tentang sisi lain Internet murah versi rakyat biasa yang bukan operator, dan juga bukan pemerintah.

Logika dari harga Internet kalau menurut saya sebetulnya bisa di sederhanakan, harga Internet menjadi mahal kalau,

  • Kita harus banyak mengakses informasi / server yang berada di luar negeri (di US dll); dan
  • kita harus pakai operator komersial yang memang fungsinya mencari keuntungan / uang.

Kira-kira dua (2) penyebab utama tersebut yang akan menyebabkan Internet menjadi mahal. Memang pada hari ini ada kecenderungan harga bandwidth / jaringan fiber internasional menjadi lebih murah karena kompetisi semakin ketat, dan kita bisa beli glondongan dalam jumlah besar; sementara harga fiber optik lokal dari operator telekomunikasi kita masih jauh lebih mahal untuk kecepatan / bandwidth dan jarak yang pendek saja.

Ada beberapa konsekuensi dari logika harga di atas, maka untuk menurunkan harga Internet di Indonesia antara lain adalah,

  • Sedapat mungkin membuat dan memakai server lokal, terutama untuk traffic video yang memakan bandwidth paling besar. Memang kita banyak tergantung pada youtube untuk satu ini. Kalau tidak ada server video lokal, paling tidak mengusahakan untuk meng-cache / copy video-nya ke server proxy / Content Distribution Nertwork (CDN) yang sifatnya lokal supaya mengurangi konsumsi bandwidth internasional.
  • Untuk mengatasi harga jaringan lokal yang mahal dari operator telekomunikasi, ada baiknya rakyat di ijinkan untuk membuat sendiri jaringan Internet lokal. Apalagi sekarang ini harga peralatan WiFi jarak jauh (kecepatan ratusan Mbps) sudah murah seharga smartphone, alternatif lain menggunakan jaringan fiber local seperti GE EPON Modem (Gbps) yang harganya tidak sampai satu juta. Ini menjadi menarik dengan berkembangkan RT/RW-net di banyak daerah.
  • Jumlah pelanggan juga akan menentukan harga akhir yang di bayarkan, semakin banyak orang yang ikut saweran menggunakan Internet akan menyebabkan harga per orang menjadi lebih murah. Konsekuensinya, strategi untuk memandaikan rakyat untuk bisa ber Internet menjadi sangat penting. Saya pribadi lebih suka kalau kita bisa meng-Internet-kan semua sekolah yang ada di Indonesia. Komputer yang digunakan biar murah bisa mencoba melirik OrangePi yang sangat murah sekali.

Secara prinsip 3 hal tersebut yang dalam pemikiran saya menjadi kunci utama agar Internet bisa menjadi murah khususnya di sisi rakyat biasa, memang pemikiran ini tidak terlalu berpihak pada operator / investor yang berniat untuk mencari keuntungan / uang. Yah akibatnya, agak sulit ide di atas bisa di terima oleh regulator yang mind-set-nya mencari investor :( ...

Untuk memberikan bayangan pada teman2 pembaca, saya berikan beberapa pengalaman saya maupun rekan2 yang ada di lapangan,

  • Server saya pribadi dirumah aja sekitar 18TB, sebagian menggunakan NAS Buffalo yang dimodifikasi, jadi praktis kami sekeluarga bisa nonton video 1080p HD kualitas baik banget melalui LAN lokal tanpa membayar bandwidth sama sekali. Kadang diantara kita suka copy-copy film melalui harddisk :) ...
  • Saat ini ada 6000+ RT/RW net kecepatan akses lokal-nya rata-rata sekitar 100+ Mbps. Usaha melegalkan RT/RW-net sedang berlangsung dengan membentuk Koperasi RT/RW-net dan bisa di monitor di group FB RT/RW-net Gratis.
  • Beberapa RT/RW-net ini juga mulai mengembangkan server2 lokal baik untuk menyimpan video atau file, supaya traffic menjadi local dan murah.
  • Peralatan wireless jarak jauh kecepatan 1.2Gbps jarak 5-10 km-an harganya cuma US$550 / buah ... ini menjadi solusi last mile menggantikan jaringan milik operator telekomunikasi kita.
  • Temen2 di Manado bahkan berhasil membangun sendiri sambungan Manado - Ternate, Manado - Talaud kecepatan beberapa ratus MBps, dengan total jarak masing-masing lebih dari 300 km.
  • Seperti kita tahu, kita sebetulnya bisa dengan mudah membuat BTS selular sendiri, karena ada teknologi open source OpenBTS. Biaya per BTS hanya sekitar 150 juta-an / buah untuk daya 50Watt di bandingkan BTS komersial yang kisaran 1.5M / buahnya.

Kalau saya sederhanakan Isu besarnya sebenernya bukan masalah selular-nya tapi masalah boleh tidak rakyat bikin sendiri jaringannya .. dan kalau bisa dikasi alokasi kode area telepon sendiri, sebetulnya telepon dan SMS antar rakyat sebetulnya bisa amat sangat murah sekali. Dulu, saya hampir tiap tahun ngajar di Thailand utk kasi workshop teknisi negara VietNam, Cambodia, Bhutan, Burma dll utk bikin bikin telkom sendiri dengan kode area +66 (Thailand). Ilmu tidak terlalu sulit bahkan semua software-nya open source, jadi kita bisa membuat sendiri Telkom secara gratis sebetulnya.

Semoga pemerintah kita bisa lebih berpihak pada rakyat-nya yang sebetulnya punya kemampuan dahsyat! bahkan bisa mengalahkan negara lain.

Merdeka!


Referensi