RAID: Membuat Partisi
Konfigurasi RAID di Single User Mode
Karena kita akan mulai memodifikasi struktur harddisk, ada baiknya kita melihat kemungkinan mengkonfigurasi RAID pada saat sistem sedang berjalan mengunakan single user mode yang dapat di set melalui konsol. Dengan menggunakan single user mode, maka sebagian besar aplikasi akan di shutdown termasuk network akan di shutdown sehingga tidak ada user yang dapat mengakses sistem dan sangat mengurangi kemungkinan hilang / rusaknya data pada saat proses di lakukan. Caranya menggunakan perintah,
# init 1
Setelah selesai dilakukan, lakukan perintah exit, dan sistem akan rebooting dan menjalankan default runlevel yang di set pada file /etc/inittab.
Mengkonfigurasi Software RAID
Mengkonfigurasi RAID menggunakan Linux membutuhkan beberapa langkah yang harus di ikuti secara seksama. Pada bagian ini akan di jelaskan proses membuat RAID 5 menggunakan tiga (3) harddisk yang sudah di partisi sebelumnya. Partisi yang akan digunakan adalah,
/dev/hde1 /dev/hdf2 /dev/hdg1
Jika anda ingin menggunakan cara ini, pastikan bahwa semua bagian di bawah ini sesuai dengan kondisi server yang akan kita gunakan.
Mempartisi RAID
Anda perlu mengidentifikasi dua atau lebih partisi, masing-masing pada harddisk yang berbeda. Jika kita menggunakan RAID 0 atau RAID 5 maka besar partisi harus kira-kira sama, seperti yang ada di skenario. Karena RAID akan membatasi akses data sesuai dengan harddisk yang paling kecil partisi-nya.
Menentukan Partisi yang Tersedia
Pertama-tama gunakan perintah fdisk -l untuk melihat semua file system yang di mount maupun yang tidak di mount. Alternatif lain kita juga dapat menggunakan perintah df -k, yang akan memperlihatkan semua file sistem yang di mount beserta mount point-nya.
Dengan ke dua perintah tersebut kita harusnya dapat dengan mudah mengidentifikasi partisi yang ingin kita gunakan. Berikut ini adalah contoh output dari perintah tersebut,
# fdisk -l Disk /dev/hda: 12.0 GB, 12072517632 bytes 255 heads, 63 sectors/track, 1467 cylinders Units = cylinders of 16065 * 512 = 8225280 bytes Device Boot Start End Blocks Id System /dev/hda1 * 1 13 104391 83 Linux /dev/hda2 14 144 1052257+ 83 Linux /dev/hda3 145 209 522112+ 82 Linux swap /dev/hda4 210 1467 10104885 5 Extended /dev/hda5 210 655 3582463+ 83 Linux ... ... /dev/hda15 1455 1467 104391 83 Linux #
# df -k Filesystem 1K-blocks Used Available Use% Mounted on /dev/hda2 1035692 163916 819164 17% / /dev/hda1 101086 8357 87510 9% /boot /dev/hda15 101086 4127 91740 5% /data1 ... ... ... /dev/hda7 5336664 464228 4601344 10% /var #
Unmount Partisi
Jika kita tidak mau semua orang mengakses partisi pada saat kita membuat RAID, kita perlu meyakinkan bahwa partisi tersebut di unmount.
# umount /dev/hde1 # umount /dev/hdf2 # umount /dev/hdg1
Siapkan partisi menggunakan FDISK
Anda perlu mengubah setiap partisi yang akan di- RAID -kan agar tipe partisi-nya FD agar linux siap me-RAID-kan partisi tersebut, anda dapat melakukannya menggunakan perintah fdisk. Berikut adalah caranya,
# fdisk /dev/hde The number of cylinders for this disk is set to 8355. There is nothing wrong with that, but this is larger than 1024, and could in certain setups cause problems with: 1) software that runs at boot time (e.g., old versions of LILO) 2) booting and partitioning software from other OSs (e.g., DOS FDISK, OS/2 FDISK) Command (m for help):
Menggunakan Help FDISK Untuk memperoleh pertolongan / help di fdisk dapat dilakukan menggunakan
Command (m for help): m ... ... p print the partition table q quit without saving changes s create a new empty Sun disklabel t change a partition's system id ... ... Command (m for help):
Set Tipe ID ke FD
Partisi /dev/hde1 adalah partisi pertama di harddisk /dev/hde. Modifikasi dari tipe partisi dapat dilakukan menggunakan perintah t, dan memasukan nomor partisi dan tipe / kode partisi. Untuk memperoleh seluruh daftar lengkap tipe partisi dapat dilakukan menggunakan perintah L.
Command (m for help): t Partition number (1-5): 1 Hex code (type L to list codes): L ... ... ... 16 Hidden FAT16 61 SpeedStor f2 DOS secondary 17 Hidden HPFS/NTF 63 GNU HURD or Sys fd Linux raid auto 18 AST SmartSleep 64 Novell Netware fe LANstep 1b Hidden Win95 FA 65 Novell Netware ff BBT Hex code (type L to list codes): fd Changed system type of partition 1 to fd (Linux raid autodetect) Command (m for help):
Memastikan Setting FDISK Berhasil
Untuk memastikan bahwa apa yang kita set berhasil / benar, dapat dilakukan menggunakan perintah berikut,
Command (m for help): p Disk /dev/hde: 4311 MB, 4311982080 bytes 16 heads, 63 sectors/track, 8355 cylinders Units = cylinders of 1008 * 512 = 516096 bytes Device Boot Start End Blocks Id System /dev/hde1 1 4088 2060320+ fd Linux raid autodetect /dev/hde2 4089 5713 819000 83 Linux /dev/hde4 6608 8355 880992 5 Extended /dev/hde5 6608 7500 450040+ 83 Linux /dev/hde6 7501 8355 430888+ 83 Linux Command (m for help):
Menyimpan Setting FDISK
Untuk menyimpan secara permanen settingan, kita dapat menggunakan perintah w untuk menyimpan ke harddisk /dev/hde:
Command (m for help): w The partition table has been altered! Calling ioctl() to re-read partition table. WARNING: Re-reading the partition table failed with error 16: Device or resource busy. The kernel still uses the old table. The new table will be used at the next reboot. Syncing disks. #
Pesan error akan di berikan jika ada salah satu partisi di harddisk yang masih di mount. Jadi pastikan bahwa semua partisi yang ada di harddisk di unmount sebelum melakukan hal ini.
Ulangi untuk Partisi Yang Lain
Proses di atas perlu di ulangi untuk harddisk / partisi /dev/hdf2 dan /dev/hdg1 sehingga kita mempunyai tiga (3) partisi yang siap untuk menjadi RAID.