Pengalaman Ber-Innovasi dan Strategi Melakukan Perubahan
Pada tanggal 21 Agustus 2018, saya berkesempatan untuk sharing dengan teman-teman di ASTRA khususnya tentang teknik ber-innovasi dan kemudian strategi melakukan perubahan. Tulisan ini akan sekitar apa yang sempat saya sampaikan pada kesempatan tersebut.
Secara umum sharing tersebut merupakan sari dari pengalaman selama ini dalam membantu masyarakat Indonesia agar memperoleh Internet murah, telepon murah dll.
Dari sisi innovasi, rangkuman proses yang terjadi kira-kira adalah,
- Dengan latar belakang pengetahuan yang ada pada saya (khususnya teknik elektro dan informatika), saya banyak mengetahui berbagai teknik di bidang telekomunikasi dan komputer.
- Pada saat di lapangan, di forum, chatting, twitter, facebook, pada masa lalu kami banyak menggunakan mailing list di email. Intinya ber-interaksi dengan masyarakat. Terjadi banyak tanya jawab, akhirnya semakin mengkristalisasi apa yang dibutuhkan masyarakat.
- Kristalisasi sisi kebutuhan akan telekomunikasi dan Interent, sebetulnya permintaan rakyat tidak banyak, yaitu,
- Internet yang cepat, dan kalau bisa murah.
- Telepon yang kalau bisa gratis.
Sederhana sekali memang, tapi membuat pusing para operator karena keuntungan menjadi marginal. Dari sisi teknologi, siapapun yang bisa menyediakan teknologi / solusi yang dibutuhkan pasti akan laku keras, Pada saya sebetulnya, inilah yang menjadi pendorong berbagai innovasi tersebut.
Kalau di sederhanakan, innovasi akan terjadi pada saat dengan berbekal ilmu yang ada pada kita, ngobrol dengan masyarakat, menemukan apa yang dibutuhkan masyarakat ini yang akan mendorong terjadinya innovasi yang cocok dengan kebutuhan masyarakat.
Contoh berbagai innovasi yang kita kenal antara lain Antenna kaleng, wajanbolic, RT/RW-net, e-Learning Rakyat, OpenBTS, Community LTE dll masih banyak lagi. Semua ini memberikan solusi untuk Internet murah dan kalau bisa telepon gratis. Tapi ini semua banyak bertabrakan dengan peraturan yang ada.
Masalah selanjutnya adalah mengubah persepsi pemerintah atau kalau di perusahaan manajemen agar pro pada perubahan tersebut. Secara umum ada 4 strategi utama, yaitu,
- Menggunakan power / jabatan / kekuasaan.
- Menggunakan uang.
- Menggunakan massa.
- Menggunakan pengakuan masyarakat luas, terutama pengakuan luar negeri.
Dalam kasus saya, kekuatan jabatan / kekuasaan dan uang tidak di miliki. Maklum cuma rakyat biasa. Saya harus membentuk massa untuk mendukung perubahan, ini dilakukan melalui tulisan2, buku2, ceramah, workshop dll. Akhirnya terbentuknya massa yang luas untuk mendukung. Khususnya untuk republik Indonesia, mempunyai massa saja tidak cukup untuk mengubah aturan yang ada. Pengalaman menunjukan pengakuan Internasional merupakan salah satu kunci utama untuk bisa mengubah peraturan / persepsi pemerintah untuk mengubah peraturan yang ada agar lebih pro rakyat.
Rekaman ceramah tersebut bisa di lihat di youtube berikut ini,