Komputer yang Ramah Lingkungan

From OnnoWiki
Jump to navigation Jump to search

Sumber: Onno W. Purbo

Bagi sebagian besar orang Indonesia, pasti saat ini merasakan bahwa suhu di Republik ini semakin hari semakin panas. Bukan hanya suhu politik, tapi juga suhu temperatur udara juga lebih panas dari pada dulu 20-30 tahun yang lalu.

Polusi udara oleh kendaraan bermotor biasanya menjadi salah satu momok. Hal ini juga saya pribadi rasakan, karena saya banyak bersepeda kemana-mana. Udara knalpot ternyata sangat tidak bersahabat ke paru-paru manusia.

Pemanasan lain yang juga tidak kalah dahyatnya adalah karena penggunaan listrik yang berlebih. Pembangkit listrik tenaga diesel dan batubara terpaksa bekerja keras untuk mensupply listrik tersebut. Akibatnya polusi berlebih juga terjadi karena kebutuhan listrik tersebut.

Di samping masalah panas, masalah lain yang juga menjadi masalah dalam lingkungan hidup adalah sampah. Pernahkah kita merenungkan kemana dibuangnya PC-PC yang sudah tidak kita gunakan? Biasanya kita jual ke tukang loak, terus entah kemana lagi bukan? Sebetulnya banyak zat beracun yang ada di PC yang kita gunakan, terutama pada tabung layar monitor. Zat ini sangat berbahaya untuk kesehatan kita dan janin.

Jadi pada dasarnya ada dua (2) hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan teknologi yang ramah lingkungan, yaitu,

  • Hemat energi.
  • Limbah / sampah.

Konsumsi listrik yang akan besar antara lain adalah AC, Kulkas, TV layar lebar dan komputer. Bayangkan sebuah CPU desktop bukan mustahil untuk menarik 100-200 Watt, belum lagi kalau menggunakan grafik card untuk game yang baik maka diperlukan tambahan daya kadang kala sampai 250 Watt. Belum layar monitor yang biasanya menyedot sekitar 100 Watt. Belum lagi kalau kita menggunakan LCD Projector ini bisa mengambil sampai 250-400 sendiri. Total-total sebuah komputer bisa mengkonsumsi sebanyak 500 Watt-an sendiri.

Kalau di sebuah lab sekolah, di kantor, di WARNET, di game center … bisa dibayangkan berapa banyak daya yang harus disediakan untuk menyalakan semua komputer ini. Sebuah Game Center dengan 20 PC bukan mustahil akan menarik sekitar 10.000-15.000 Watt jika kita harus menyalakan lampu dan AC-nya. Berapa uang yang harus dikeluarkan per bulan? Pasti bukan main.

Tip berhemat Energi

Beberapa waktu yang lalu saya ngobrol dengan beberapa teman di Detik.COM, mereka hanya mengganti layar monitor yang digunakan menggunakan LCD monitor. LCD monitor biasa hanya menggunakan listrik sebesar 25 Watt-an. Memang harganya lebih mahal sekitar Rp. 500.000 / monitor-nya. Saat mereka mengganti monitor dari ratusan PC-nya, saat ini mereka berhemat listrik paling tidak belasan juta per bulan. Beberapa jurnalis menggunakan laptop untuk bekerja sehari-hari ini juga menghemat listrik dibandingkan dengan PC.

Memang cara yang paling sederhana untuk berhemat listrik adalah mengganti monitor yang digunakan dari monitor layar kaca ke LCD monitor.

Bagi anda yang lebih serius untuk menghemat energi dapat memilih,

Tip Mengurangi Limbah Teknologi

PC lama bukannya tidak bermanfaat. Jika kita berjiwa “hacker” sedikit maka PC ini dapat di recycle digunakan kembali. Coba dikanibal dari komponen PC lama yang ada untuk dapat digunakan kembali. Masalah yang besar biasanya harddisk dan power supply. Dengan teknologi Linux yang ada hari ini, kita dapat menggunakan USB flashdisk sebagai harddisk ini jelas jauh lebih hemat energy dan memudahkan operasi.

Contoh topologi jaringan LTSP

PC lama tanpa harddisk juga dapat digunakan sebagai terminal di jaringan menggunakan teknologi Linux Terminal Server. Teknologi Terminal Server beken di Indonesia dengan sebutan PC Cloning. Gambaran topologi jaringan LTSP dengan Server LTSP menjalan EduBuntu untuk sebuah sekolah diperlihatkan pada Gambar.

Referensi tentang LTSP bisa di baca di:

Referensi

Pranala Menarik