Karpet Merah Untuk Bill Gates

From OnnoWiki
Jump to navigation Jump to search

Sumber: http://rusdimathari.wordpress.com/2008/05/08/karpet-merah-untuk-bill-gates/

Karpet Merah untuk Bill Gates

Ditulis pada Mei 8, 2008 oleh rusdi mathari


Bill Gates datang ke Indonesia setelah dipermalukan oleh Yahoo yang menolak tawaran akuisisi Microsoft. Sejumlah pengusaha yang tergabung dalam KADIN menyambut kunjungan Gates sebagai isyarat positif bagi iklim investasi.


oleh Rusdi Mathari


KAMIS SIANG INI BILL GATES AKAN MEMULAI KUNJUNGAN SELAMA dua hari di Indonesia. Bos besar Microsoft itu mungkin akan mendarat di Bandara Halim Perdana Kusumah menggunakan pesawat pribadi atau setidaknya pesawat yang disewa secara khusus. Tony Chen, Presiden Direktur Microsoft Indonesia akan menyambut bos besarnya itu sebelum menemaninya menghadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara. Inilah kunjungan Gates ke Indonesia yang pertama dan menyita perhatian media massa, layaknya kunjungan petinggi dari sebuah negara.

Gates memang tokoh yang menarik untuk dibicarakan. Namanya mulai banyak dibicarakan orang di dunia ketika pada 1983, dia untuk kali pertama menerbitkan perangkat lunak Multi-Tool Word atau Xenix. Gates lalu mengembangkan berbagai sistem operasi, antara lain DOS (1983), Apple Macintosh (1984), SCO UNIX, OS/2 dan Microsoft Windows (1989). Setelah menjadi bagian dari Microsoft, Office System 2003 dan 2007 diberi nama Microsoft Office Word. Sejak itulah, sebagian besar komputer di seluruh dunia yang tergantung kepada sistem operasi Microsoft dikendalikan oleh Gates bahkan hingga kini. Dari sanalah Gates memungut ongkos lisensi secara berkala, yang cukup mahal yang terus menambah jumlah dolar di rekeningnya. Bukanlah sebuah berita yang mengejutkan tentu, jika kemudian Gates selama 13 tahun dinobatkan sebagai orang paling kaya di dunia oleh majalah Forbes hingga 2007. Untuk tahun ini posisi Gates sebagai orang terkaya di dunia tersisih oleh Warren Buffet (urutan teratas) dan Carlos Slim Helu (urutan kedua). Kekayaan Gates sebesar US$ 58 miliar dinilai tak cukup menyaingi kekayaan Buffet dan Helu yang masing-masing mencapai US$ 62 miliar dan US$ 60 miliar. Tersisihnya Gates dari puncak orang terkaya di dunia akan tetapi bukan karena hartanya yang berkurang— tahun ini harta Gates bahkan bertambah US$ 2 miliar. Oleh sejumlah analis ekonomi dunia, tergesernya Gates dari puncak dinilai karena nafsu besarnya untuk mengakuisisi Yahoo Inc. Februari silam, ketika Gates menyatakan niatnya untuk membeli Yahoo, saham Microsoft langsung bergeser turun hingga 13 persen. Menurunnya saham Microsoft itu tak terhindarkan sedikit banyak telah ikut memengaruhi kekayaan Gates yang masih bertumpu kepada Microsoft, tentu. Gates telah menawar Yahoo hingga harga US$ 44,6 miliar atau US$ 31 untuk setiap lembar saham yang rencananya akan dia beli dari Yahoo. Rencana akuisisi Microsoft terhadap Yahoo itu, oleh petinggi Google Inc. dituduh sebagai upaya untuk memonopoli usaha teknologi informasi di internet. Kepala staf divisi legal Google David Drummond menyebutkan, kombinasi Microsoft dan Yahoo dapat merusak kompetisi dalam web.

Entah berapa persisnya keuangan Microsoft yang tergerus akibat nafsu besar Pak Gates untuk mencaplok Yahoo itu. Satu hal yang paling jelas, minggu lalu Gates telah dipermalukan oleh Yahoo yang menolak tawaran Gates bahkan sejak awal— dan sebaliknya malah sedang merundingkan kesepakatan baru dengan Google. Gates belakangan menyatakan tak berminat lagi untuk mengakuisisi Yahoo tapi banyak orang percaya pembatalan niat itu adalah upaya Gates untuk menutup rasa malunya, apalagi dia kemudian memang dijadwalkan akan hadir pada Forum Pemimpin Pemerintahan (GLF) Asia-Pasifik di Jakarta. Acara itu adalah pertemuan para pemimpin negara dan pebisnis di kalangan Asia Pasifik yang dilaksanakan setiap tahun. Mereka, para pemimpin pemerintahan dan pengusaha itu akan bertukar pengalaman tentang masa depan kawasan Asia Pasifik terutama di bidang teknologi informasi komunikasi (ITC), pendidikan, kesehatan dan usaha kecil menengah. Sejauh ini, sudah sekitar ada 250 perwakilan pemimpin pemerintah dan perusahaan yang menyatakan kesediaannya untuk hadir dalam GLF 2008. Mengangkat tema bertajuk “Surfing the Citizen: The Transformative Power of Information Technology in Delivering Government Services,” pembiayaan acara itu berasal dari kas pemerintah Republik Indonesia dan Microsoft. Gates bersama Presiden SBY dijadwalkan akan hadir pada penutupan GLF hari Jumat.

Sebelum itu, pada pagi harinya Gates akan menjadi pembicara pada Presidential Lecture, yang berlangsung di Balai Sidang Jakarta. Acara yang satu ini adalah ajang pemberian penghargaan dari pemerintah SBY kepada tokoh yang dianggap berjasa di bidang masing-masing. Dalam empat tahun terakhir, penghargaan Presidential Lecture antara lain diberikan kepada Geoffrey Sachs, Direktur Proyek Milenium Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Milenium Development Goals; Nicholas Stern begawan ekonom Inggris yang sekaligus Penasihat Perubahan Iklim dan Pembangunan untuk Pemerintah Inggris; Shaukat Aziz mantan Perdana Menteri dan mantan Menteri Keuangan Pakistan, yang menyampaikan tentang pembangunan di Pakistan; dan Muhammad Yunus dari Bangladesh –Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian tahun 2006– tentang kredit mikro. Gates dengan demikian adalah orang kelima yang mendapat Presidential Lecture.

Kunjungan Gates ke Indonesia ini sekaligus merupakan kunjungan balasan Presiden SBY ke markas Microsoft, di Seattle, Amerika Serikat pada Mei 2006. Untuk menambah bobot kedatangan Gates pada acara GLF, Menko Kesra Aburizal Bakrie, Menkominfo Muhammad Nuh, Mendiknas Bambang Sudibyo, Mendag Mari Elka Pangestu akan berpidato menyampaikan pencapaian Indonesia di bidang ICT. Sejumlah pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri Indonesia menyambut kunjungan Gates sebagai isyarat positif bagi iklim investasi di tanah air.

Kedatangan Gates di Indonesia, singkat kata telah disambut dengan karpet merah oleh banyak elemen pemerintah dan pengusaha. Mudah-mudahan semua penyambutan itu tidak dimaksudkan untuk mencari muka kepada Mister Gates, di tengah julukan yang diberikan Departemen Perdagangan Amerika Serikat untuk Indonesia sebagai salah satu negara pembajak peranti lunak terbesar di dunia terutama untuk peranti lunak dari Microsoft.