Forensic: Bukti Hasil Forensik Komputer yang Standard

From OnnoWiki
Jump to navigation Jump to search

Di Amerika Serikat, aturannya yang ada sangat kompleks untuk menyita dan menggunakan bukti komputer. Departemen Kehakiman AS memiliki manual berjudul "Searching and Seizing Computers and Obtaining Electronic Evidence in Criminal Investigations." Dokumen ini menjelaskan kapan penyidik diizinkan untuk memasukkan komputer dalam daftar pencarian, informasi seperti apa yang dapat diterima, bagaimana aturan berlaku untuk informasi komputer dan pedoman untuk melakukan pencarian.

Jika para penyidik percaya bahwa sistem komputer hanya bertindak sebagai perangkat penyimpanan, mereka biasanya tidak diizinkan untuk menyita perangkat keras tersebut. Ini membatasi setiap investigasi barang bukti ke lapangan. Di sisi lain, jika para penyidik percaya bahwa perangkat keras itu sendiri adalah barang bukti, mereka dapat menyita perangkat keras dan membawanya ke lokasi lain. Misalnya, jika komputer adalah properti hasil curian, maka para penyidik bisa menyita perangkat keras.

Untuk menggunakan bukti dari sistem komputer di pengadilan, jaksa harus mengautentikasi bukti. Artinya, jaksa penuntut harus dapat membuktikan bahwa informasi yang disajikan sebagai bukti berasal dari komputer tersangka dan bahwa bukti tersebut authentik dan tidak berubah.

Meskipun secara umum diakui bahwa merusak data komputer adalah hal yang mungkin dan relatif mudah dilakukan, pengadilan Amerika Serikat sejauh ini belum menolak bukti komputer sepenuhnya. Sebaliknya, pengadilan membutuhkan bukti atau bukti adanya tampering / pengubahan sebelum menolak bukti komputer.

Pertimbangan lain yang dipertimbangkan pengadilan dengan bukti komputer adalah desas-desus / pernyataan / hearsay. Pernyataan desas desus adalah istilah yang mengacu pada pernyataan yang dibuat di luar pengadilan. Dalam banyak kasus, pengadilan tidak dapat mengijinkan desas-desus sebagai bukti. Pengadilan telah memutuskan bahwa informasi pada komputer tidak merupakan desas-desus dalam banyak kasus, dan karena itu dapat diterima. Jika catatan komputer termasuk pernyataan yang dibuat manusia seperti pesan e-mail, pengadilan harus menentukan apakah pernyataan dapat dianggap dapat dipercaya sebelum mengizinkannya sebagai bukti. Pengadilan menentukan ini berdasarkan kasus per kasus.

Satu tantangan yang dihadapi oleh penyelidik komputer adalah bahwa sementara kejahatan komputer tidak mengenal batas, hukum memiliki batas. Apa yang ilegal di satu negara mungkin tidak di negara lain. Selain itu, tidak ada aturan internasional standar mengenai pengumpulan bukti komputer. Beberapa negara mencoba mengubahnya. Kelompok G8, yang meliputi Amerika Serikat, Kanada, Prancis, Jerman, Inggris, Jepang, Italia dan Rusia, telah mengidentifikasi enam pedoman umum mengenai forensik komputer. Panduan yang dibuat tersebut berkonsentrasi untuk menjaga integritas bukti.