Filosofy: Perbedaan Cara Berfikir Dunia Biasa vs. Dunia Cyber

From OnnoWiki
Jump to navigation Jump to search

Bagi kita yang telah lama berada di dunia cyber mungkin akan lebih mudah untuk mengerti tentang filosofi dunia cyber. Tantangan yang lebih berat sebetulnya lebih banyak terjadi pada mereka yang belum berada di dunia cyber, atau yang tidak biasa berada di dunia cyber, untuk mengerti filosofy dunia cyber.

Sebelum kita memasuki pembahasan tentang filosofy dunia cyber, ada baiknya kita melihat bagaimana pandangan orang awam tentang dunia cyber? Apa kata mereka yang belum aktif di dunia cyber, maupun yang baru saja aktif di dunia cyber, tentang dunia cyber.

Terus terang, pandangan teman-teman ini ternyata cukup menarik, bahkan terkadang mengejutkan. Pada sisi yang normal, pola fikir yang ada sering kali masih terbelenggu pada dimensi ruang, dimensi waktu, dimensi struktur, dimensi birokrasi yang dibuat manusia pada budaya yang lama. Pada sisi ekstrim yang cukup mengejutkan, sebagian bahkan mengklaim ketiadaan Tuhan di dunia cyber.


Perbedaan Cara Berfikir Dunia Biasa vs. Dunia Cyber

Di akhir November 2000, saya mendapat kesempatan untuk terlibat dalam pertemuan / perbincangan di antara teman-teman di Mall Ambasador di bilangan Casablanca Jakarta. Sebagian besar dari teman-teman ini adalah pemilik toko / outlet di Mall Ambasador. Cerita menjadi menarik karena pada saat ini ternyata Mall Ambasador sedang menarik kabel Local Area Network (LAN) ke seluruh kompleks Mall Ambasador yang terhubung langsung ke Internet 24 jam pada kecepatan 2Mbps. Ide nekad-nya adalah semua toko / tenant di Mall Ambasador jadi bisa mengakses Internet 24 jam tanpa perlu berlangganan kepada ISP, tanpa perlu menarik kabel telepon tambahan pada kecepatan yang relatif tinggi 2Mbps; di tambah fasilitas situs Web yang gratis untuk setiap toko, bahkan manajemen menawarkan training Internet gratis dan juga pembuatan Web sederhana yang gratis bagi si pemilik toko / tenant yang tertarik untuk berpartisipasi. Lebih gila lagi, ternyata perkiraan biaya langganan setiap toko / bulan hanya sekitar Rp. 200.000 / bulan / toko untuk beroperasi 24 jamdengan semua kemudahan cyber tersebut.

Terlepas dari hal-hal yang menarik dari sisi Internet, ternyata dalam diskusi bersama teman-teman Mall Ambasador ini mencuat beberapa hal yang menarik karena ternyata banyak pola fikir, budaya, aspek sosial yang mungkin akan sangat terpengaruh dengan adanya penambahan infrastruktur Internet di sebuah Mall. Beberapa contoh pertanyaan yang menggelitik hati kecil saya adalah:

  • Dengan adanya Internet maka kemungkinan pengunjung mall ambasador akan berkurang? Padahal selama ini sebuah Mall umumnya di nilai dari jumlah pengunjung & jumlah mobil yang datang ke Mall tersebut.
  • Apa yang bisa dibantu oleh Internet terhadap restoran? Padahal umumnya orang datang ke restoran untuk bersantap makan?
  • Apakah kita harus standby 24 jam di depan komputer untuk menjawab pertanyaan orang yang masuk ke Web masing-masing toko?
  • Apakah kita bisa mengetahui berapa orang yang memasuki situs Web masing-masing toko?

Beberapa pertanyaan di atas merupakan contoh pertanyaan yang dikeluarkan oleh beberapa teman di Mall Ambasador tsb. Pertanyaan tersebut tampaknya merupakan pertanyaan yang cukup solid yang sering kali ditanyakan dalam beberapa kesempatan yang memperlihatkan adanya pola bisnis / pola fikir yang berbeda antara dunia konvensional dan dunia cyber.

Memang pada pola yang sederhana, kita biasanya melihat dunia cyber / Internet sebagai media tambahan di samping fasilitas komunikasi kita yang lainnya seperti telepon & fax. Dalam pola yang sederhana, Internet dapat dilihat sebagai extension saja dari telepon & fax – sedangkan usaha tetap dijalankan seperti sediakala. Dengan adanya extension tersebut maka customer base yang tadinya hanya bergantung pada 2 jenis transaksi saja yaitu orang yang datang langsung ke Mall dan yang datang melalui telepon / fax sekarang menjadi bertambah dengan orang / transaksi yang datang melalui Internet.

Tampaknya dari beberapa pertanyaan yang dilontarkan, ada kecenderungan bahwa teman-teman ini merasakan keperluan akan perubaha pola usaha, pola sosial yang disebabkan dengan adanya Internet. Sebagai gambaran:

  • Internet merupakan dunia yang tidak dibatasi dimensi-dimensi fisik & waktu, keharusan untuk datang ke Mall untuk berbelanja menjadi tidak relevan – artinya toko yang ada di Mall selain melayani pengunjung Mall nantinya dengan senang hati melayani juga pengunjung yang datang melalui Internet. Pada beberapa kondisi, yang terjadi adalah jumlah kunjungan sebetulnya menjadi meningkat, jumlah pesanan (order) menjadi meningkat - akan tetapi yang jelas omset secara keseluruhan belum tentu menurun bahkan mungkin akan meningkat.
  • Pola usaha / pola bisnis perlu di kaji ulang, dengan adanya Internet interaksi tidak lagi dilakukan secara fisik terhadap pengunjung yang datang tapi sekarang merambah ke pengunjung / transaksi yang datang tidak secara fisik ke Mall. Jelas bahwa pola delivery barang yang tadinya langsung diberikan kepada pengunjung yang datang, sebagian mungkin perlu dikirim melalui biro jasa pengiriman barang.
  • Yang juga sering salah dalam persepsi adalah melihat pemasangan Web sebagai satu-satunya alat komunikasi yang dapat dipakai di Internet. Web mungkin cukup ampuh untuk menyebarkan informasi secara mudah dan murah. Akan tetapi agar kita juga dikenal di masyarakat Internet, ada baiknya kita aktif dalam berdiskusi di berbagai forum diskusi Internet. Keaktifan tersebut selain untuk memperkenalkan eksistensi kita, juga menaikan image bahwa kita cukup ahli dan terbaik dalam bidang yang kita geluti.
  • Orang awam sering kali berfikir bahwa dia harus standby 24 jam untuk menjawab e-mail / berinteraksi dengan orang di Internet, padahal komputer memungkinkan agar tidak perlu standby dihadapan komputer secara terus menerus untuk berinteraksi dengan e-mail. Pekerjaan menjawab / membaca e-mail cukup dilakukan secara rutin 1-2 kali se hari di waktu-waktu yang senggang saja.
  • Berbeda dengan media biasa yang sering kali sulit untuk memperoleh statistik pengunjung, user-nya dalam dunia elektronik segala sesuatu-nya biasanya di catat secara automatis oleh komputer. Statistik dari berbagai hal dapat dengan mudah diperoleh. Jika kita cukup pandai menarik keanggotaan maka kita akan dapat dengan mudah melihat profile pelanggan toko kita seperti berapa persen yang pelajar, profesional, ibu rumah tangga, tingkat penghasilannya, tingkat pendidikannnya dll. Semua itu pada akhirnya akan sangat membantu kita dalam menentukan arah perkembangan servis yang ingin kita berikan kepada masyarakat.

Semua ini hanya sebagian kecil dari beberapa paradigma yang mungkin berubah dengan adanya sambungan Internet berkecepatan tinggi 2Mbps kedalam sebuah Mall seperti Mall Ambassador di bilangan Casablanca Jakarta. Biasanya kita yang masih berada di dunia konvensional sering kali melakukan kesalahan karena pola fikir yang ada masih terbelenggu dengan batasan-batasan fisik, ruang, waktu yang biasa ada di dunia konvensional yang sering kali tidak berlaku dalam dunia cyber.



Pranala Menarik