Cuplikan dari Group IT-KPU-2004 di Facebook
Basuki Suhardiman bagi rekan-rekan yang belum pernah masuk ke data center KPU , inilah foto data-center KPU 2004 , dan hingga saat ini (sudah lebih dari 6 tahun) tidak berubah bentuk ..Ini adalah datacenter pertama yang dimiliki oleh Pemerintah melalui KPU pada tahun 2004. Hingga saat ini Data center ini masih belum tertandingi di Instansi manapun.
Andre Aryana Haribawa
Komparasi IT KPU 2004 VS IT KPU 2009
Biaya : 154 M VS 287,2 M (Sumber Jawa Pos) Harga 1 unit PC : 6 jt VS 30 jt (Sumber Jawa Pos) -> Komputer apa ya seharga 30jt?? Data Entry : Tenaga Mahasiswa/SMK VS Scanner seharga 22 jt/unit (Sumber Jawa Pos) Datacenter : 1 Unit VS Masih pakai Datacenter IT KPU 2004 (kalau masih pakai IT Datacenter IT KPU 2004 kenapa biayanya malah lebih mahal? ) Disaster Recovery Center : 1 Unit VS Masih Pakai DRC IT KPU 2004 Pengumpulan Data Pileg : 97 % VS 10% (Sumber Kompas) Pengumpulan Data Pilpres 1 : 98 % VS 14% (sumber Kompas) Tabulasi On-line via Internet : Bisa Drill down dari level Nasional->Provinsi->Kabupaten/Kota->Kecamatan -> Level TPS VS Level Nasional->Provinsi->Kabupaten Implementasi : Pileg + Pilpres1 + Pilpres 2 VS Pileg saja (Pilpres sudah tidak dipakai lagi) Tingkat kesuksesan : Overal sukses VS Gatot alias Gagal Total (disarikan dari berbagai tulisan di media masa, forum, blog dll)
Andre Aryana Haribawa Komparasi GDSI IT KPU vs actual IT System KPU Pemilu 2004
Biaya : 120 juta US$ (1,2 Trilyun kurs US$ 1= Rp 10,000) vs 154 Milyar (hanya 12,8% dari 1,2 Trilyun) Datacenter : 1 Unit vs 2 Unit (Datacenter Utama dan Disaster Recovery Center) Softwares : Open Source vs Proprietary (Microsoft) Jumlah workstation : 4000 PC + Notebook vs 8005 PC Alokasi hardware : Pusat-Provinsi-Kabupaten vs Pusat-Provinsi-Kabupaten-Kecamatan
Aneh tapi nyata ya, dengan biaya jauh lebih sedikit tapi kuantitas dan kualitas barang diperoleh lebih baik
Andre Aryana Haribawa
Suka duka bekerja untuk Bangsa & Negara di IT KPU 1 : Menolak dijadikan kambing congek -
Pd awal ketika Tim IT KPU dibentuk, oleh Pimpro IT KPU saat itu : Pak GP, kami diarahkan hanya sebagai pendengar yang baik atas presentasi2 yang dibawakan oleh CALON TUNGGAL pelaksana IT KPU (tunggal karena yg presentasi ke kami ya itu2 saja, tdk ada yg lain) sebuah perusahaan BUMN. Namun di setiap kali kesempatan pemaparan, kami menjumpai banyak kejanggalan, sehingga secara alamiah kami melontarkan banyak pertanyaan2 yang mendasar bidang IT kepada wakil dari perusahaan BUMN tersebut yang sering membuat wajah mereka merah dan gelagapan.
Satu hal mendasar adalah kami mengetahui persis bahwa perusahaan BUMN tersebut hanya bergerak dibidang penyedia jaringan telekomunikasi, lantas mengapa mereka ingin ditunjuk sebagai pelaksana tunggal bagi pengadaan alat, jaringan, aplikasi software sampai dengan pelaksana operator di lapangan nantinya? Bukankah itu berarti mereka bertindak bagai broker/makelar? Mengapa tidak kita potong saja 'middle-man' nya untuk menghemat biaya?
Kepada kami dibagikan beberapa proposal. Satu proposal menyebutkan biaya sebesar 514M. Proposal lain memberikan 4 alternative dengan alternative termurah sebesar 264M dan termahal adalah 462M yang mana hanya meliputi fase pertama dari implementasi proyek. (dokumen2 ini masih lengkap saya simpan sebagai kenang2 an)
Nampaknya Ketua dan anggota KPU yang beberapa kali ikut duduk bersama kami dalam beberapa kali presentasi menyadari hal ini. Puncaknya adalah di akhir bulan Agustus 2003 ketika Pak Nasaruddin Syamsuddin (NS) menganulir rencana yg sudah disusun oleh Pak GP, membebas tugaskan Beliau, dan malah menugaskan Tim IT KPU sebagai pelaksana teknis proyek IT KPU (administrasi tetap dijalankan oleh Sekretariat KPU), yang diterima oleh Tim IT KPU dengan berat hati menyadari waktu yang tersisa tidak banyak, hanya sekitar 7 bulan sebelum Pemilu Legislatif tgl 5 April 2004, padahal kami harus menyiapkan desain ulang IT KPU, proses tender, pembuatan aplikasi, pembuatan datacenter, penyebaran peralatan dll dalam skala masif yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Republik Indonesia ini.
Jujur saja waktu itu saya merasakan masa depan yang sangat gelap menghadang di depan.
Mochamad Jarwanto IT KPU 2004 merupakan sejarah dari SMK dalam partisipasi membangun salah satu system di Indonesia yang merupakan synergi antara KPU ( Bu Chusnul ) dan Dikmenjur ( Pak Gatot HP ), sebuah synergi yang masih terasa sampai sekarang gelombangnya melebihi kehebatan gelombang tsunami skala 8.9 di Jepang, ketika Pak Gatot sudah di undang dalam group ini .. ditunggu Pak kesan-kesannya ... sehingga rekan-rekan dan anak didik kita bisa belajar dari sejarah ini .. termasuk Pak Sasha yang sering berhadapan dengan tim penyidik .... karena keterlibatan Dikmenjur dalam pesta akbar ini ..
Andre Aryana Haribawa
Ditengah rapat-rapat penuh adu argumentasi tanpa ada kejelasan what to do next, asa pun tiba. Suatu sore seusai rapat, saya dan Mas Basuki ditraktir Ibu CM makan malam di Restoran Izzi Pizza di dekat kantor KPU. Disitu saya menumpahkan uneg2 saya mengenai ketidak jelasan pelaksanaan proyek ini. Ibu CM dengan bijaksana memberikan pengertian 'Andre, di Tim IT itu memang ada dua, Bapak-Bapak yang senior itu. Dari mereka kita ambil wisdom nya, sementara kamu berdua adalah 'do-er' nya'. Saya tertegun. Lalu Bu CM menambahkan 'Bantulah KPU ini, bukan untuk Ibu Chusnul, bukan untuk Pak Nasaruddin Syamsuddin, tapi untuk Bangsa dan Negaramu'. Makin tercekat hati saya saat saya pandangi wajah Ibu CM yg saya hormati itu. Di matanya saya melihat kesungguhan dan kejujuran, terlepas dari sikapnya yang seringkali tegas dan keras. "Baik Bu, kalau begitu saya minta ijin ke Ibu, saya akan kerjakan desain IT system nya Bu, bersama dengan Mas Bas. Untuk itu saya membutuhkan semua bantuan yang bisa saya peroleh, termasuk dari komunitas dan para technology vendors untuk memberikan masukan2". Bu CM dengan singkat menjawab "Do what you can do best, Andre".
Berbekal ijin dari Bu CM ini, maka pada meeting Tim IT KPU berikutnya saya mengajukan diri saya untuk mengerjakan desain IT System KPU dengan dibantu oleh Mas Basuki. Syukur Alhamdulillah usul saya itu diterima. Kepada ketua Tim saat itu, saya janjikan dalam rapat pembahasan proyek di minggu berikutnya, Insya Allah sudah akan ada draft rancangan desain IT system nya.
Dan mulailah malam2 saya diisi oleh aktivitas perancangan desain IT system untuk Pemilu 2004
Badarudin Tomeys
Pekerjaan yang sangat berkesan bahkan menjadi kejaran wartawan dan para calon anggota DPR yang merasa dirugikan, akhirnya kita ajak diskusi, sambil menjelaskan bahwa tidak mungkin operator berbuat curang, karena data dapat dilihat secara on line. dan Kita buktikan dengan meminta mereka menunjukkan Kelurahan mana yang dipilih dan siapkan data mereka untuk di cross cek dengan data yang selesai di input. Akhirnya Mereka percaya karena data yang ada di tangan mereka sama persis dengan data yang di input oleh Operator.