BONET

From OnnoWiki
Jump to navigation Jump to search

BONET

Warnet pertama di Indonesia didirikan di Bogor oleh Michael Sunggiardi pada tahun 1996. Pada awalnya, seperti diceritakan pada Bagian Pertama tulisan ini, Michael Sunggiardi merupakan perintis perkembangan computer di wilayah Bogor. Sebagai pengusaha computer, Ia juga membantu membangun awareness masyarakat ~khususnya di daerah Bogor~ terhadap computer, dimulai dari para kliennya dan kemudian peserta kursus computer yang ia ajar serta anggota klub komputer Pangkalan PC, yang terdiri dari beberapa peserta kursus yang ia ajar serta masyarakat awam yang memiliki ketertarikan pada komputer.

Awal keterlibatan Michael Sunggiardi dalam dunia internet dimulai tahun 1994, ketika fund manager AT&T, sebuah perusahaan komputer yang berbasis di New York merupakan salah satu pemasok komputer di Indonesia, datang ke Indonesia untuk melihat perkembangan pemasaran produknya. Ketika itu ia mengusulkan untuk membuka jaringan internet di Indonesia. Michael ketika itu tidak memiliki bayangan, pasar mana yang akan tertarik dengan internet maupun pihak mana yang harus ia hubungi untuk memulai bisnis internet, apakah itu Telkom atau pihak lain. Namun jika akan memulai dari Bogor, ia merasa bisa mewujudkannya karena ia mengenal pangsa pasar wilayah Bogor.

"...saya bilang, saya gak tahu market kan, satu, kemudian gak tahu negosiasi musti sama siapa waktu itu sama Telkom segala macem, Cuma kalau mau mulai dari Bogor sih boleh, saya bilang. Karena di Bogor I know everybody di Bogor, saya tahu semua di Bogor, kenapa gak mulai di Bogor aja..."

Fund Manager AT&T kemudian menanyakan berapa jumlah investasi yang diperlukan. Namun Michael tetap belum memiliki gambaran yang jelas, karena saat itu ia belum memiliki banyak pengetahuan tentang ISP. Namun ia pernah memiliki pengalaman dengan Bulletin Board System (BBS), bersama dengan Jim Filgo, ketika mereka menjadi konsultan bagi seorang pemilik toko komputer di Jakarta, Computeria, bernama C C Yan. Ketika itu Yan dan Jim Filgo memperkenalkan BBS di Jakarta, dan Michael sendiri menyebarkan BBS di Bogor.

Akhirnya Michael berangkat ke Malaysia karena AT&T juga memiliki kantor cabang regional disana. Ia mempelajari mengenai ISP pada staff disana, dan ketika kembali ke Bogor, ia menyatakan siap untuk mendirikan ISP, dengan perkiraan investasi US$ 20.000,-. Pihak TNT kemudian menyarankan Michael untuk mencari dan mempersiapkan berbagai hal jika ia memang akan mendirikan ISP, karena tidak akan mudah bagi mereka untuk mengeluarkan dana yang dibutuhkan. Salah satunya, ia harus mempersiapkan infrastruktur, seperti saluran telepon. Maka kemudian ia datang ke Mahmur Suriadiredja - Kandatel Telkom di Bogor. Ketika mengatakan bahwa ia memerlukan sepuluh saluran telepon untuk internet di Suryakencana (tempat toko komputernya berada), ia mendapat jawaban bahwa saat itu tidak ada saluran telepon (baru) yang tersedia untuk daerah tersebut. Ia bahkan disarankan untuk mencari daerah lain yang masih memiliki saluran telepon baru..

Saat yang bersamaan, seorang kawannya Sudjaja Wira yang baru datang dari Jerman, memiliki teman baik salah satu pemegang saham Indonet di Jakarta. Melalui kawannya ini, Michael kemudian mengontak orang tersebut dan akhirnya mereka bertemu dan membicarakan kemungkinan kerjasama untuk memperluas jaringan Indonet ke Bogor. Mengenai tempat, mereka akhirnya memilih daerah Kebun Raya Bogor karena Kandatel Bogor sempat merekomendasikan daerah itu untuk memperoleh saluran telepon baru, karena daerah itu dekat dengan istana dan tempat pelaksanaan APEC tahun 1993 lalu, jadi infrastruktur di daerah tersebut dapat dikatakan bagus.

Akhirnya mereka mencapai kesepakatan, dan tanggal 1 Juli 1995 mulailah dibuka ISP BoNet, dan pada awal 1996 dibuka "BoNet Cafe", warnet pertama di Bogor, sekaligus merupakan yang pertama di Indonesia. Nama 'BoNet' diambil dari nama ISP yang didirikan di bogor sebagai afiliasi Indonet Jakarta, namun kemudian ia mengganti kata 'cafe' menjadi 'waroeng' atau warung, yang menurutnya tidak memberikan kesan 'elit', sehingga bisa lebih menarik perhatian masyarakat dari kalangan manapun. (Lim, 2005) BoNet Cafe terletak di tengah Kebun Raya Bogor, pelanggannya kebanyakan turis asing yang berkunjung ke Kebun Raya, sekaligus makan di Cafe Botanicus (nama cafe-nya).

BoNet menyediakan 10 line, dengan kecepatan/speed 19.200 bps dari Jakarta. Namun selama 6 bulan beroperasi, BoNet hanya mendapat 75 orang user. Kondisi ini antara lain disebabkan sering terputusnya (disconnected) saluran telepon, dan masih kurangnya pengetahuan masyarakat Bogor tentang internet. Hanya mereka yang pernah studi di luar negeri yang tahu. Akhirnya mereka memutuskan untuk memperkenalkan internet ke masyarakat, dengan mengadakan seminar tentang internet hampir setiap bulan, dan kadang mereka juga mengundang orang-orang dari lembaga penelitian untuk memberi penjelasan tentang internet. Michael juga menggunakan situs-situs tertentu sebagai alat promosi. Ia memanfaatkan situs-situs khusus untuk mempromosikan penggunaan internet bagi mereka yang memiliki interest/kebutuhan untuk mencari data (browsing) di internet. Ia bahkan pernah menggunakan situs dengan content "dewasa" seperti "Playboy" sebagai alat pemancing bagi kalangan yang memiliki tidak memiliki interest khusus semacam itu atau bagi mereka benar-benar tidak paham mengenai internet. Cara tersebut menurutnya paling efektif, sampai 80% orang yang ditawari mengakses internet untuk bisa berlangganan situs Playboy kemudian menjadi pengguna jasa internet..

Tahun 1998, Michael membuat acara 'Arisan Teknologi Informasi' atau ARTI. 'Arisan' ini dilaksanakan satu bulan sekali dengan mengundang tokoh-tokoh teknologi informasi yang dikenal di Bogor dan berlangsung seperti halnya arisan pada umumnya, hanya saja acara ini dilakukan sekaligus mengadakan seminar internet yang biasa dilakukan . Acara ini kemudian meluas seiring bertambahnya peserta 'arisan' dengan orang-orang dari Jakarta, dan akhirnya membentuk suatu komunitas baru. Dengan cara ini pula, sedikit banyak ikut membantu sosialisasi internet; mula-mula pesertanya masih terbatas pada rekanan bisnis Michael, namun kemudian rekanan2 tersebut mengajak satu-dua orang relasi/kenalannya sehingga pada akhirnya makin banyak pula orang-orang yang mengikuti arisan sekaligus acara seminar, sehingga knowledge mengenai internet sekaligus kegiatan marketingnya mulai menyebar, walau memang masih pada kalangan terbatas.

Dalam perkembangan selanjutnya, sekitar tahun 2000, Michael Sunggiardi membentuk suatu tim promosi yang melaksanakan seminar pengenalan internet, yang anggotanya diambil dari lulusan SMA atau Sekolah Menengah Kejuruan Teknik/STM. Tim promosi ini dibentuk setelah melihat perkembangan jumlah pendaftar member internet/warnetnya mulai menurun. Ketika itu, sampai tahun 2000 sudah terdaftar sampai 2.500 member, dan jumlah itu hanya bertambah sedikit, mungkin mulai mencapai titik jenuh karena pangsa pasar yang memang terbatas untuk kota seukuran Bogor. Team inilah yang kemudian membantu dalam road show pengenalan internet dan warnet. Menurut Michael, road show ini juga sambil memberi peluang bisnis bagi pengusaha lokal untuk memulai bisnis warnet, yang berarti juga meluaskan jaringan internet bagi masyarakat.

Dengan menggunakan fasilitas dari rekannya, Agustinus Sutandar, Michael mengadakan perjalanan dari kota ke kota memperkenalkan teknologi komputer dan internet, dimulai dengan memperkenalkan sistem jaringan komputer, lalu teknologi wanet, Linux, Wireless LAN, VoIP, RT-RW-Net dan security, bersama-sama dengan Onno W. Purbo selama lebih dari lima tahun.