2015/08/17 - Surat ke MENDIKNAS tentang Mata Pelajaran TIK
Jakarta, 17 Agustus 2015
Kepada Yth.
Prof. Anies Baswedan Menteri Pendidikan Nasional di Senayan, Jakarta
Assalamualikum Wr. Wb.
Bersama surat ini, saya bermaksud untuk menyampaikan keprihatinan saya dengan kurikulum 2013 khususnya implementasi teknologi TIK di dunia pendidikan.
Saya melihat guru TIK & TIK di sekolah sebagai kunci dan aset yang sangat strategis untuk bangsa Indonesia ke depan. Khususnya untuk memenuhi hak azasi bangsa menjadi pandai dan dapat mengeksplorasi pengetahuan tanpa di batasi oleh struktur sekolah, ruang kelas, bangunan dan waktu. Ini penting karena sistem pendidikan konvensional, hanya mampu menjamin 10% dari bangsa menjadi sarjana. 90% lainnya harus gigit jari karena dibatasi oleh ruang, waktu dan biaya.
Saya bermimpi agar ada pemberdayaan guru TIK untuk mentransformasikan sekolah menjadi e-learning / e-school / Ujian National Computer Based Test (UN-CBT) tanpa menjadikan para guru TIK sebagai sales tanpa dibayar oleh vendor software proprietary yang tidak open source. Ini sangat penting agar bangsa ini menjadi Berdaulat dan Merdeka tidak di jajah software proprietary yang tidak open source. Semoga keberadaan e-school bisa membantu menaikan throughput pendidikan agar anak kita yang masuk SD dapat jaminan menjadi sarjana 16 tahun kemudian.
Saya prihatin mendengarkan cerita guru TIK yang harus menjelma menjadi guru BK, guru-guru mapel lain, bahkan menjadi jajaran birokrasi di Dinas. DIKNAS kehilangan aset yang luar biasa dan harus memulai banyak hal dari NOL jika ini dibiarkan. DIKNAS harus cepat mengubah arah gerakan ini agar fondasi pendidikan tidak goyah dan mampu untuk mendukung perubahan bangsa menuju knowledge based society.
Usulan penguatan fondasi pendidikan yang terkait TIK adalah:
- Mata Pelajaran TIK tetap di pertahankan. Lebih baik lagi jika di kembang untuk menunjang transformasi seluruh sekolah menjadi e-learning / e-school.
- Ubah isi mata pelajaran TIK menjadi penunjang explorasi pengetahuan siswa. Dengan kondisi yang ada di sekolah terutama di daerah, tidak mungkin kita mengandalkan guru-guru mata pelajaran normal untuk membantu explorasi pengetahuan berbasis TIK. Saran saya, ubah isi TIK dari skill menggunakan komputer menjadi keterampilan untuk explorasi pengetahuan, seperti, simulasi berbagai bidang ilmu, akses ke e-library, online learning menggunakan moodle, dll.
- Berdayakan guru TIK agar mendukung explorasi pengetahuan & e-learning berbasis open source. Proses transformasi sekolah menjadi sekolah berbasis TIK hanya di mungkinkan jika kita memberdayakan dengan baik guru TIK. Kita perlu menyiapkan modul sekolah berbasis TIK dan Training of Trainer bagi para guru TIK bahkan menyekolahkan mereka ke jenjang yang lebih tinggi.
- Membuka kemungkinan bagi sekolah-sekolah yang mampu untuk secara agresif mengadopsi TIK dan mengimplementasikannya secara swadaya masyarakat bekerjasama dengan berbagai mitra di wilayahnya tanpa mengganggu APBN dan APBD.
Saya yakin Pak Anies sebagai MENDIKNAS akan legowo dan berbesar hati untuk menanamkan fondasi yang kuat dalam dunia pendidikan agar bangsa ini dapat menjadi bangsa yang besar di wilayah Asia Tenggara.
Semoga Allah memberikan kekuatan dan membalas budi baik Pak Anies.
Wassalam Wr. Wb.
Onno W. Purbo
Tembusan:
- Komunitas-komunitas guru TIK di Indonesia.
- Page Facebook
- Page Wiki http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php/2015/08/17_-_Surat_ke_MENDIKNAS_tentang_Mata_Pelajaran_TIK
- Page Wiki http://cyberlearning.web.id/wiki/index.php/2015/08/17_-_Surat_ke_MENDIKNAS_tentang_Mata_Pelajaran_TIK