Difference between revisions of "WiFi: Mesh Network"

From OnnoWiki
Jump to navigation Jump to search
Line 30: Line 30:
 
Banyak jaringan mesh bekerja pada beberapa band sekaligus. Contoh, [[Firetide]] and Wave Relay mesh networks mempunyai pilihan untuk komunikasi antar node di 5.2 GHz atau 5.8 GHz, tapi komunikasi dari node ke client di 2.4 GHz (802.11).  Hal ini di lakukan menggunakan [[SDR]] ([[Software-defined radio|Software-Defined radio]].)
 
Banyak jaringan mesh bekerja pada beberapa band sekaligus. Contoh, [[Firetide]] and Wave Relay mesh networks mempunyai pilihan untuk komunikasi antar node di 5.2 GHz atau 5.8 GHz, tapi komunikasi dari node ke client di 2.4 GHz (802.11).  Hal ini di lakukan menggunakan [[SDR]] ([[Software-defined radio|Software-Defined radio]].)
  
The SolarMESH project examined the potential of powering 802.11-based mesh networks using solar power and rechargeable batteries. Legacy 802.11 access points were found to be inadequate due to the requirement that are continuously powered. The [[802.11s|IEEE 802.11s]] standardization efforts are considering power save options, but solar-powered applications might involve single radio nodes where relay-link power saving will be inapplicable.
+
Proyek SolarMESH meneliti kemungkinan untuk menggunakan jaringan mesh berbasis 802.11 menggunakan tenaga matahari dan batere re-chargeable. Access Point 802.11 biasa tampaknya kurang baik karena membutuhkan daya terus menerus. Usaha standarisasi [[802.11s|IEEE 802.11s]] mulai melihat kemungkinan pilihan untuk power save,
 +
 
 +
 
 +
standardization efforts are considering power save options, but solar-powered applications might involve single radio nodes where relay-link power saving will be inapplicable.
  
 
The WING project (sponsored by the Italian Ministry of University and Research and led by CREATE-NET and Technion) developed a set of novel algorithms and protocols for enabling wireless mesh networks as the standard access architecture for next generation Internet. Particular focus has been given to interference and traffic aware channel assignment, multi-radio/multi-interface support, and opportunistic scheduling and traffic aggregation in highly volatile environments.
 
The WING project (sponsored by the Italian Ministry of University and Research and led by CREATE-NET and Technion) developed a set of novel algorithms and protocols for enabling wireless mesh networks as the standard access architecture for next generation Internet. Particular focus has been given to interference and traffic aware channel assignment, multi-radio/multi-interface support, and opportunistic scheduling and traffic aggregation in highly volatile environments.

Revision as of 08:55, 21 August 2012

Mesh networking (topology) adalah salah satu jenis jaringan dimana setiap node di jaringan tidak hanya menerima atau mengirim data miliknya, tapi juga berfungsi sebagai relay untuk node yang lain. Dengan kata lain, setiap node bekerjasama untuk mengirimkan data di jaringan.

Sebuah jaringan mesh dapat di rancang menggunakan teknik flooding atau menggunakan teknik routing. Jika menggunakan teknik routing, maka message akan di kirim melalui sebuah jalur, dengan cara "loncat" dari satu node ke node yang lain sampai tujuan tercapai. Untuk menjamin keberadaan route / path, maka sebuah mekanisme routing harus memungkinkankan untuk terjadi sambungan terus menerus dan mengkonfigurasi secara automatis jika ada jalur yang rusak atau terblokir, menggunakan algoritma "self-healing" atau "memperbaiki diri sendiri". Sebuah jaringan mesh terjadi dimana semua node tersambung ke satu sama lain sebagai sebuah network yang saling tersambung.

Jaringan mesh dapat di lihat sebagai salah satu jenis jaringan ad-hoc. Mobile ad hoc network (MANET) dan jaringan mesh sangat erat satu sama lain, akan tetapi MANET harus dapat menyelesaikan masalah yang terjadi karena mobilitas node.

Kemampuan self-healing memungkin sebuah jaringan yang berbasis routing untuk tetap bekerja jika salah satu node rusak atau sambungan menjadi jelek. Akibatnya, jaringan ini umumnya sangat reliable, biasanya ada lebih dari satu sambungan antara sumber dan tujuan di jaringan. Meskipun skenario ini biasanya digunakan di wireless, konsep ini juga dapat digunakan di jaringan kabel maupun interaksi software.

Jaringan Wireless Mesh

Wireless mesh networks awalnya di kembangkan untuk aplikasi militer yang memang mempunyai arsitektur mesh. Sepuluh tahun belakangan, ukuran, biaya dan daya dari radio sudah sedemikian murah, sehingga memungkinkan semakin banyak radio yang dapat bergabung sebagai node mesh.

Tambahan radio dalam setiap node memungkinkan dia untuk mendukung banyak fungsi, seperti, akses bagi client, layanan backbone, dan scanning (dibutuhkan untuk handover kecepatan tinggi di aplikasi mobile). Di tambah lagi, dengan semakin kecil radio, semakin murah biaya, semakin kecil daya yang dibutuhkan membuat node mesh semakin modular - sebuah node atau sebuah device dapat berisi beberapa card radio atau modul, memungkinkan node untuk meng-custom fungsi dan frekuensi khusus.

Contoh

Di awal tahun 2007, sebuah perusahaan Amerika Meraki launch sebuah mini wireless mesh router. Ini adalah contoh sebuah wireless mesh network yang di claim dapat bekerja sampai 50Mbps. WiFi radio 802.11 di Meraki Mini di optimasi untuk melakukan komunikasi jarak jauh, sampai jarak 250 meter-an. Ini adalah contoh dari sebuah jaringan mesh single-radio yang digunakan dalam sebuah komunitas sebagai saingan dari jaringan mesh multi-radio jarak jauh seperti BelAir atau MeshDynamics yang memberikan infrastruktur multifungsi.

Naval Postgraduate School, Monterey CA, mendemonstrasikan jaringan wireless mesh demonstrated a wireless mesh untuk keamanan perbatasan. Dalam sistem percobaan ini, camera di angkasa yang di angkat menggunakan balon mengirim video resolusi tinggai ke personal di bawah menggunakan jaringan mesh.

Proyek MIT Media Lab mengembangkan XO-1 laptop atau "OLPC"(One Laptop per Child) yang ditujukan untuk sekolah di negara berkembang menggunakan jaringan mesh (berbasis pada standar IEEE 802.11s) untuk membangun infrastruktur yang tahan banting tapi murah. Sambungan yang dibangun oleh laptop di claim oleh proyek OLPC dapat mengurangi kebutuhkan akan infrastruktur external seperti internet untuk mencapai semua wilayah, karena node yang saling tersambung dapat men-share sambungan ke node tetangga. Konsep yang mirip di implementasikan oleh Greenpacket dengan aplikasi yang di sebut with its SONbuddy.

Di Cambridge, UK, pada tanggal 3 Juni 2006, sebuah jaringan mesh digunakan di mesh networking “Strawberry Fair” untuk menjalankan televisi live mobile, juga layanan radio dan Internet ke sekitar 80.000 orang.

Proyek Champaign-Urbana Community Wireless Network (CUWiN) mengembangkan software jaringan mesh berbasis pada implementasi open source dari Hazy-Sighted Link State Routing Protocol dan Expected Transmission Count metric. Selanjutnya, Wireless Networking Group di University of Illinois at Urbana-Champaign mengembangkan multichannel, multi-radio wireless mesh testbed, di kenal dengan Net-X sebagai implementasi proof of concept dari multichannel protokol yang di kembangkan oleh group tersebut. Implementasi berbasis pada sebuah arsitektur yang memungkinkan radio untuk berpindah kanal untuk memelihara sambungan jaringan, dan termasuk dalamnya protokol untuk alokasi channel dan routing.

SMesh adalah sebuah jaringan mesh wireless 802.11 multi-hop yang di kembangkan oleh Distributed System and Networks Lab di Johns Hopkins University. Sebuah skema handoff yang cepat memungkinkan client mobile untuk roam di jaringan tanpa terputus sambungan, sebuah fitur yang sangat dibutuhkan untuk aplikasi real-time, seperti VoIP.

Banyak jaringan mesh bekerja pada beberapa band sekaligus. Contoh, Firetide and Wave Relay mesh networks mempunyai pilihan untuk komunikasi antar node di 5.2 GHz atau 5.8 GHz, tapi komunikasi dari node ke client di 2.4 GHz (802.11). Hal ini di lakukan menggunakan SDR (Software-Defined radio.)

Proyek SolarMESH meneliti kemungkinan untuk menggunakan jaringan mesh berbasis 802.11 menggunakan tenaga matahari dan batere re-chargeable. Access Point 802.11 biasa tampaknya kurang baik karena membutuhkan daya terus menerus. Usaha standarisasi IEEE 802.11s mulai melihat kemungkinan pilihan untuk power save,


standardization efforts are considering power save options, but solar-powered applications might involve single radio nodes where relay-link power saving will be inapplicable.

The WING project (sponsored by the Italian Ministry of University and Research and led by CREATE-NET and Technion) developed a set of novel algorithms and protocols for enabling wireless mesh networks as the standard access architecture for next generation Internet. Particular focus has been given to interference and traffic aware channel assignment, multi-radio/multi-interface support, and opportunistic scheduling and traffic aggregation in highly volatile environments.

Recent standards for wired communications have also incorporated concepts from Mesh Networking. An examples is ITU-T G.hn, a standard that specifies a high-speed (up to 1 Gigabit/s) local area network using existing home wiring (power lines, phone lines and coaxial cables). In noisy environments such as power lines (where signals can be heavily attenuated and corrupted by noise) it's common that mutual visibility between devices in a network is not complete. In those situations, one of the nodes has to act as a relay and forward messages between those nodes that cannot communicate directly, effectively creating a mesh network. In G.hn, relaying is performed at the Data Link Layer.

See also

Mesh network applications

Mesh network devices

Technical challenges

External links

Referensi

Pranala Menarik