Sistem Informasi Haji Jilid Dua

From OnnoWiki
Revision as of 17:20, 7 May 2014 by Onnowpurbo (talk | contribs)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Onno W. Purbo


Tulisan ini akan mencoba mengulas dan memberikan gambaran akan apa yang mungkin kita maksimalkan dalam pemanfaatan Teknologi Informasi untuk pelayanan jemaah haji, maupun untuk menunjang pekerjaan para petugas di lapangan yang membantu pelayanan Haji.

Memang pada hari sudah ada Sistem Informasi Haji yang di operasikan oleh Departemen Agama untuk melayani ibadah haji Indonesia. Sistem yang akan di jelaskan disini tidak dimaksudkan untuk menggantikan keseluruhan sistem tersebut, akan tetapi akan lebih memperkaya sistem yang ada sehingga memungkan para jemaah dalam ber ibadah.

Sebelum masuk lebih dalam kepada Sistem Informasi Haji. Ada baiknya kita melihat beberapa pergeseran filosofy yang ada di Teknologi Informasi hari ini. Secara umum Teknologi Informasi akan menjadikan sistem lebih:

  • Effisien. Membuat proses pembuatan paspor, penerbangan pemberangkatan, pemulangan, pembatalan, perbankan dan biodata menjadi lebih effisien. Ini merupakan kunci utama dari Sistem Informasi Haji yang operasional saat ini.
  • Effektif. Ini jarang dilakukan, misalnya informasi / panduan untuk Berhaji, pengetahuan tentang wilayah yang akan kita datangi / ziarahi. Informasi tentang lokasi tim kesehatan, tempat peristirahatan dll. Memang ini biasanya di tangani oleh Yayasan pembimbing Haji.

Dari penjelasan sepintas saja, kita dapat menyimpulkan secara sederhana bahwa sebetulnya kita dapat mengembangkan sebuah manajemen pengetahuan (knowledge management) yang berkaitan dengan ibadah haji yang bisa meliputi panduan ber-Haji, pengetahuan tentang tempat yang dapat kita ziarahi, maupun berbagai lokasi penting seperti tim kesehatan, kondisi lokasi tempat Mabid, di Mina, dll.

Bentuk informasi dari knowledge manajemen yang paling sederhana bisa berbentuk tulisan, PDF yang bisa di download. Tapi juga bisa saja berbentuk file video maupun rekaman suara jika ada. Ini akan mendukung effektifitas penyebaran pengetahuan tentang berhaji maupun pendukung ibadah haji. Ini akan sangat berguna terutama untuk sebagian besar jamaah yang masih muda dan melek IT yang mungkin pertama kali naik Haji agar dapat memaksimalkan ibadahnya.

Saya pribadi sebetulnya sangat berharap Sistem Informasi / Knowledge Management yang dikembangkan tidak hanya membantu / menuntun jamaah dalam menjalankan rukun Haji saat di tanah suci, tapi juga dapat membantu ibadah-ibadah lainnya. Misalnya, kita dapat memberikan panduan untuk mengkhatamkan Al Qur'an menggunakan Android. Saat ini cukup banyak Al Qur'an yang bebas di Android dengan suara para Imam yang dapat di download dari Internet. Ini akan sangat membantu Jamaah untuk meng-khatamkan Al Qur'an saat berhaji. Bukan mustahil, kita dapat meng-khatam-kan bacaan maupun arti Al Qur'an sampai 4-5 kali selama berhaji di bantu aplikasi2 ini.

Sejauh ini kita lebih banyak membahas Sistem Informasi Haji maupun Manajemen Pengetahuan Haji yang sifatnya satu arah, mungkin dari Server yang di operasikan oleh Departemen Agama ke para Jamaah. Yang menarik dengan Teknologi Informasi yang dijalankan di atas Internet biasanya mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi atau berinteraksi dua arah. Kemampun untuk berkomunikasi dua arah ini biasanya di abaikan oleh sebagian besar pembuat sistem pelayanan masyarakat di Indonesia, mungkin takut? Entah lah. Saya kebetulan banyak terlibat di relawan untuk bencana alam, kami banyak mengandalkan interaksi / komunikasi dua arah untuk melakukan manouver di lapangan. Media yang digunak juga beragam, terutama yang digunakan adalah

  • SMS melalui Handphone.
  • Twitter
  • e-mail.

Yang akan menarik dari sistem informasi dua arah ini terutama jika seluruh stake holdet, baik itu Jamaah Haji, Keluarga Jamaah di Indonesia, Petugas di lapangan, para pejabat yang bertanggung jawab dapat memonitor secara langsung diskusi yang terjadi. Tentunya jika semua SMS, Twitter dan e-mail yang masuk di broadcast ke semua orang akan sangat tidak effektif bahkan mungkin akan di anggap sebagai sampah oleh sebagian stake holder.

Mungkin yang paling sederhana Departemen Agama urusan Haji mungkin perlu operator twitter yang standby 24 jam khususnya pada saat musim haji. Para operator twitter Ini akan menjadi kunci utama untuk komunikasi dua arah dengan jamaah. Contoh paling sederhana yang dapat di contoh adalah layanan informasi lalu lintas yang lakukan oleh teman-teman di @tmcpoldametro dan @ptjasamarga. Infomasi yang mereka berikan amat sangat bermanfaat bagi para pengguna jalan. Untuk melakukan ini, kita hampir tidak perlu membuat sistem informasi khusus, kita dapat membekali laptop / handphone biasa bagi para operator twitter tersebut.

Agar komunikasi twitter, SMS dan e-mail menjadi satu kesatuan yang dapat di akses melalui Peta sehingga menjadi Geographics Information System (GIS). Akan lebih menarik lagi kalau kita dapat membangun GIS sederhana seperti menggunakan Content Manajement System (CMS) USHAHIDI. Sistem Informasi Geografis menggunakan USHAHIDI memungkinkan kita untuk melihat secara spatial (terlihat posisi di peta) semua informasi, kejadian, event, kecelakaan, kondisi jamaah yang butuh bantuan yang kita peroleh informasinya dari SMS, e-mail dan twitter. Kita juga dapat secara langsung menentukan skala prioritas lokasi mana yang harus dilayani lebih dulu karena USHAHIDI akan dengan memberikan gambaran tingkat dari banyaknya informasi yang masuk.

USHAHIDI maupun banyak aplikasi lainnya yang saya sebutkan disini menggunakan open source bahkan dapat di peroleh gratis di Internet. Sehingga pendanaan lebih banyak di tujukan kepada SDM programmer yang orang Indonesia tapi bukan untuk membayar vendor software luar negeri yang menghabiskan devisa saja.

Semoga tulisan singkat ini dapat memberikan gambaran akan sistem informasi haji jilid dua yang mungkin di kembangkan. Semoga ini akan memberikan layanan dan pengalaman yang lebih baik lagi bagi para jamaah haji Indonesia dalam menjalankan ibadaha di tanah suci.

Amin.