Sejarah Internet Indonesia:analisa strategi IT Indonesia

From OnnoWiki
Jump to navigation Jump to search
The printable version is no longer supported and may have rendering errors. Please update your browser bookmarks and please use the default browser print function instead.

Tulisan ini sebetulnya dibuat untuk acara APRICOT 2007 (2/21/2007 s/d 3/2/2007) di Bali. Onno W. Purbo diminta oleh MENKOMINFO & POSTEL untuk menuliskan ide utk strategi IT Indonesia ... ya ini dibuatkan + di presentasikan, hanya saja gitu deh di cuekin ... ya daripada tidak balik modal, diposting lah di Wiki :)))



Analisis Strategi ICT Indonesia

Acuan Kerangka Berfikir

Gambaran Umum

Tulisan ini berusaha mengangkat beberapa milestone realistis yang dapat di implementasi di Indonesia dengan kekuatan yang ada di komunitas IT & rakyat Indonesia sekarang & saat ini juga, tanpa menunggu investor asing, tanpa menunggu investasi dari operator. Fungsi pemerintah dalam skenario ini hanya dua (2), yaitu:


  • Me-redirect & meng-approve USO untuk demand creation, tapi tidak mengumpulkan / mengalokasi / maupun membuat pilot project dari USO.
  • Membuka dan memperlebar koridor legal yang ada, agar arus inovasi & transaksi di masyarakat menjadi lebih lancar.


Jadi pemerintah tidak perlu mengeluarkan uang se-peser-pun, hanya wisdom yang diharapkan dari pemerintah.

Tentunya semua berdasarkan asumsi bahwa:

  • Pemerintah mempunyai niat tulus membangun knowledge based society pada rakyat Indonesia, tidak berpihak pada operator / investor.
  • Pemerintah dapat memegang janji & omongannya.

Beberapa konsekuensi yang akan di peroleh adalah

Pengguna Internet Baru / Tahun  2.6 juta / tahun
Jumlah Sekolah Tersambung       46.000 sekolah
Siswa Melek Internet            17.5 juta siswa
Guru Melek IT / Internet        2.6 juta
Massa Internet Indonesia        15 juta + 17.5 juta + 2.6 juta / tahun
Belanja Bandwidth               Rp. 500 Milyard / bulan
Belanja Bandwidth               ~22Gbps
Output Manufacturing Local      ~ Rp. 6 Milyard / bulan

Bedakah Indonesia dengan Dunia? Tidak! Seluruh bangsa di dunia sedang mencari solusi untuk memperkecil digital divide tanpa utangan Bank Dunia, IMF dll. Keberhasilan metoda rakyat Indonesia membuat digital divide bridge, dengan Wireless 2.4GHz, RT/RW-net, VoIP Rakyat, telah menjadi contoh bagi dunia. Keberhasilan kita semua untuk memultiplikasi ini akan membuat pergerakan IP based infrastructure menjadi sangat dahsyat - “Dunia-pun belajar pada kita, Bangsa Indonesia”.

Kata-Kata Bijak

“Untuk memajukan bangsa dan membangun masyarakat Indonesia yang baru, hanyalah dengan memajukan pendidikan. Khususnya pendidikan di kalangan para pemuda dan pemudinya. Pendidikan dan pengajaran adalah memegang peranan penting dalam pembangun bangsa dan kemajuan umat manusia.” Kata-kata dr. Wahidin, “Seri Pahlawan Kemerdekaan Nasional”, DEPEN.RI., Jilid I, 1967, Halaman 11


Referensi Cara Melakukan Manouver di Lapangan

Situs Sejarah Internet Indonesia – banyak mendokumentasikan lessons learned perjuangan bangsa Indonesia selama 15+ tahun dalam mengatasi kesenjangan digital. Strategi pemberdayaan masyarakat, swadaya masyarakat & menggunakan bnyak teknologi tepat guna menjadi contoh banyak negara dunia, seperti, Nepal, Bhutan, India, Bangladesh, Timor Leste, Afrika, Brazil dll.


“Dunia-pun belajar pada kita, Bangsa Indonesia”


Logika Berfikir

Logika-berfikir-ict-strategi.jpg


Visi & Strategi Secara Umum

Bagian ini di ambil dari naskah Kerangka Konseptual Nusantara 21, Mei 1998, yang sebetulnya sampai detik ini masih sangat relevan dengan pergerakan per-telekomunikasi-an di Indonesia. Kebanyakan implementasi di komunitas IT di lapangan selama 12+ tahun belakangan banyak di ilhami oleh kerangka konseptual Nusantara 21 tersebut. Cuplikan kerangka konseptual Nusantara 21 terlampir di bawah ini.

Visi versi Nusantara 21

“Menyediakan wahana berbasis teknologi telekomunikasi dan informatika nasional di dalam proses transformasi bangsa Indonesia dari masyarakat tradisional (traditional society) menjadi sebuah masyarakat yang berwawasan IPTEK dan berbasis pengetahuan (knowledge based society).”

Visi-nusantara-21.jpg

Visi versi Rakyat Indonesia Biasa

“Melihat Knowledge Based Society di Indonesia” Onno W. Purbo, 2000-an



Strategi Umum versi Nusantara 21

“Nusantara-21 tidak di arahkan menjadi sebuah proyek besar / mercusuar pemerintah akan tetapi menjadi gerakan masyarakat, oleh masyarakat, dengan dana masyarakat, yang di arahkan & diberikan insentif melalui kebijakan & regulasi pemerintah”

Kebijakan umum yang dimaksud diuraikan pada butir-butir berikut:

  • Melibatkan lebih banyak peran aktor / pemain swasta / masyarakat sendiri dalam proses pembangunannya.
  • Pemerintah lebih banyak bertindak sebagai lembaga yang mengatur lingkungan yang kondusif dan fleksibel untuk pembangunan tersebut.
  • Mempromosikan mekanisme persaingan bebas.
  • Menjamin keterbukaan akses yang universal bagi seluruh lapisan masyarakat.

Metaphora Nusantara 21

Metaphore-nusantara-21.jpg


Strategi Pergerakan versi Rakyat Indonesia Biasa

“Either lead or follow, but please don't block the road for those who would move forward” Phill Karn, KA9Q


Arsitektur IP Based Infrastructure Secara Umum

Arsitektur-ip-based-infrastructure.jpg

Secara umum ada dua (2) jenis jaringan IP based di Indonesia

  • Infrastruktur Formal
  • Infrastrktur Komunitas

Karakter infrastruktur komunitas

Murah,           contoh, Rp. 150-200.000 / bulan / rumah unlimited 24 jam Internet.
Sharing,         contoh, RT/RW-net & WARNET (tidak ada ketentuan pemerintah)
Mencuri,         contoh, 5-5.8GHz, VSAT DVB, >20GHz, ISP Spanyol
Menggunakan celah regulasi, contoh, VoIP Rakyat & ENUM VoIP Rakyat
Kreatif,         contoh, Wajanbolic e-goen.
Membangun industri dalam negeri – banyak industri antenna & radio 2.4GHz saat ini bermunculan di Indonesia.

Konsekuensi tak terduga - Menjadi contoh bagi banyak negara berkembang di DUNIA. Beberapa aktifis komunitas, seperti, Michael Sunggiardi, Onno W. Purbo, Basuki Suhardiman, Donny BU, dll. sering di undang ke luar negeri untuk memberikan workshop & pencerahan bagi negara-negara lain.

Statistik Kekuatan ICT Indonesia

Statistik Kekuatan ICT Indonesia di bidang pendidikan, UKM, WARNET, RT/RW-net dll sangat besar bahkan sangat mungkin mengalahkan Singapore, Malaysia, Thailand.


Strategi Realistis IP Based Infrastruktur Indonesia

Tidak akan membahas secara detail seluruh strategi, hanya beberapa kunci yang paling strategis yang akan di bahas. Beberapa kunci strategi tersebut adalah

  • Pembentukan Demand – pada dasarnya strategi membuat bangsa Indonesia melek IT.
  • Jaringan Lokal Berbasis Komunitas – pada dasarnya memberdayakan infrastruktur RakyatNet, baik itu, WARNET, RT/RW-net, backbone 5.8GHZ, VSAT DVB.
  • Penyelenggaraan Infrastruktur – mempertanyakan ijin ISP, VoIP, Alokasi Nomor Telepon.
  • Industri Manufacturing Indonesia – mempertanyakan hak cipta, Standard Nasional Indonesia, Type Approval.


Strategi-ip-infrastructure.jpg

Tahapan Sederhana Strategi adalah sebagai berikut:

  • Rakyat Indonesia di buka wawasan / edukasi oleh Jurnalis, Penulis, Blogger.
  • Rakyat Indonesia tertarik & menjadi demand bagi IP based Infrastruktur.
  • Demand di tanggapi oleh Supply dari Infrastruktur Formal (ISP, NAP) maupun Infrastruktur Komunitas (WARNET, RT/RW-net).
  • Peralatan di supply oleh Industri manufaktur baik Internasional maupun manufaktur lokal yang kemungkinan kebanyakan mensupply ke Industri Komunitas.

Fungsi Pemerintah adalah menjamin agar:

  • Proses transaksi menjadi lancar.
  • Pembangunan menjadi lebih mudah.
  • Semua orang dapat melakukan apa yang di inginkan dengan mudah.

STRATEGI: Pembentukan Demand

Masalah:

  • Internet & IT hanya akan maksimal berguna bagi mereka yang berpengetahuan & bekerja menggunakan kemampuan pengetahuannya.

Solusi:

  • USO – beri kompensasi, tidak digratiskan, penyambungan sekolah-sekolah ke Internet.
  • USO / kompensassi – segala bentuk usaha pembentukan local content, mirroring, datacenter, Internet Exhange.
  • Membantu DIKNAS dalam pembuatan kurikulum tingkat SMP, SMU, SMK untuk Internet masuk sekolah.
  • Membantu DIKNAS dalam pemberdayaan guru-guru untuk melek IT.
  • Bersama penerbit (Elex, Andi, InfoKomputer) mensosialisasikan teknik menulis buku IT.

Pusat Konsentrasi Massa (2/2007):

dikmenjur@yahoogroups.com       4729 pelanggan
penulis-ti@yahoogroups.com      882 pelanggan

Expected Impact:

Jumlah Pengguna Baru         2.6 juta / bulan (intake SMP)
Jumlah Siswa Melek Internet  17.5 juta siswa
Jumlah buku IT / bulan       ~30 judul
Pengakitan ke Internet       46.000 sekolah
Guru melek IT / Internet     2.6 juta

STRATEGI: Pembentukan Knowledge Producer

Knowledge-producer.jpg
  • Pertukaran tacit knowledge melalui mailing list.
  • Analysis & Sintesis menghasilkan artikel, buku, CD dll. Oleh segelintir Author yang ada di komunitas.
  • Banyak orang memerlukan kontak fisik dapat dilayani melalui kegiatan roadshow, workshop, demo, seminar.
  • Terbentuk Demand – menguntungkan industri & manufacturing.
  • Spin-off banyak industri lokal untuk pemenuhan demand.
  • Sponsorship dari manufacturing / vendor untuk pembentukan demand & R&D penulisan.

Akan lebih baik jika ada USO yang dialokasikan untuk mempercepat proses edukasi masyarakat terutama yang berada di pedesaan & daerah tertinggal / terpencil.

Massa-siswa.jpg

Beberapa komentar:

  • Intake SMP 2.6 juta siswa / tahun, menjadi potensi per tahun penambahan user Interent di Indonesia jika kita berhasil mengkaitkan dunia pendidikan sampai dengan tingkat SMP.
  • Output Pendidikan Tinggi sangat meresahkan hanya sekitar 680.000 orang / tahun, semoga dapat di poles dengan keterbukaan wawasan IT-nya.


STRATEGI: Jaringan Lokal

Masalah:

  • Teknologi sudah semakin murah, userfriendly.
  • Tidak sukar untuk men-deploy infrastruktur IT & Telekomunikasi.
  • Jaringan Lokal tingkat RT/RW, kota dapat di bangun sendiri.
  • Backbone tingkat kota & antar kota (~s/d 20-30km) dapat di bangun sendiri.
  • Tambahan bandwidth Internasional sangat murah melalui Satelit.
  • Regulasi tidak mengijinkan manusia Indonesia untuk mendeploy Infrastruktur sendiri.

Solusi:

  • WARNET – legalkan di tingkat KEPMEN / PP, tanpa ijin, cukup perjanjian dengan Upstream Provider.
  • RT/RW-net – legalkan di tingkat KEPMEN/PP, tanpa ijin, cukup perjanjian dengan Upstream Provider & Komunitas pengguna.
  • Bebaskan 5.8GHz.
  • Ijinkan 3.5GHz untuk terrestrial Wireless.
  • Bebaskan Lisensi / Landing Right VSAT DVB, received Only.
  • ORARI sebagai salah satu tulang pungggung pembelajaran teknologi 2.3GHz, 2.4GHz, 3.3-3.5GHz, 5.8GHz, 10GHz, 24GHz berdasarkan KEPMEN 49/2002.

Pusat Konsentrasi Massa (2/2007):

asosiasi-warnet@yahoogroups.com   7624	pelanggan		
indowli@yahoogroups.com           6607	pelanggan		
orari-news@yahoogroups.com        1567	pelanggan	
dikmenjur@yahoogroups.com         4729	pelanggan

Expected Impact:

Pengguna Internet Indonesia       15 juta + 17.5 juta + 2.6 juta / tahun
Belanja Bandwidth                 Rp. 500 Milyard / bulan
Belanja Bandwidth                 ~22Gbps


STRATEGI: Penyelenggara Infrastruktur

Masalah:

  • Pengurusan ijin harus di Jakarta.
  • Telepon / komunikasi suara masih penting bagi rakyat Indonesia. VoIP telah terbukti memberikan solusi bagi banyak corporate / perusahaan di Indonesia.
  • Rakyat tidak memikiki alokasi nomor telepon sendiri.

Solusi:

  • Bebaskan Ijin ISP, legalkan di tingkat KEPMEN / PP.
  • KEPMEN - Bebaskan VoIP On-Net Call.
  • Alokasi blok Nomor E.164 untuk ENUM Rakyat Indonesia. Tidak perlu ada keharusan interkoneksi ke penyelenggara jaringan, jika regulator masih takut dengan penyelenggara. Contoh implementasi http://www.enum.voiprakyat.or.id
  • Mensosialisasikan teknologi SIP, seperti VoIP Rakyat http://www.voiprakyat.or.id, kepada masyarakat Indonesia.

Pusat Konsentrasi Massa (2/2007):

asosiasi-warnet@yahoogroups.com      7624 pelanggan	
voipmerdeka@yahoogroups.com          1413 pelanggan	
http://www.voiprakyat.or.id        18.283 accounts
http://www.enum.voiprakyat.or.id      276 nomor

Expected Impact:

  • On-Net call semua pengguna Internet menjadi berpotensi menggunakan Internet Telepon. Artinya, 15 juta + 17.5 juta + 2.6 juta / tahun.
  • Pengguna Internet Telepon yang serius akan membutuhkan nomor E.164 /ENUM, misalnya, 10-20% dari pengguna Internet Indonesia. Artinya, 10% x 15 juta + 17.5 juta + 2.6 juta / tahun – atau 3.2 juta + 260.000 / tahun.


STRATEGI: Pengembangan Industri Manufacturing Lokal

Masalah:

  • Mempertanyakan Type Approval – masih perlukah? Jika peralatan menggunakan chipset yang memenuhi standard RFC / IEEE? Bagaimana dengan homebrew Antenna?
  • Banyak standard dunia IT & Telekomunikasi yang belum masuk ke Standard Nasional Indonesia (SNI).

Solusi:

  • KEPMEN / PP – explisit keberpihakan pada Open Standard, Open Source & Open Hardware.
  • Adopsi standard Internasional seperti, RFC, IEEE tidak perlu mengacu pada SNI jika belum ada.
  • Berkoordinasi dengan Departemen Perindustrian masalah SNI & Pemberdayaan Industri Manufakturing Lokal.
  • SMK sebagai salah satu tulang punggung pembelajaran teknologi Internet & VoIP SIP / 4G.

Pusat Konsentrasi Massa (2/2007):

tanya-jawab@linux.or.id                     ? pelanggan.
indowli@yahoogroups.com                  6607 pelanggan
jasakom-perjuangan@yahoogroups.com      15544 pelanggan
newbie_hacker@yahoogroups.com            8741 pelanggan
ilmukomputer-networking@yahoogroups.com  6735 pelanggan
dikmenjur@yahoogroups.com                4729 pelanggan

Expected Impact:

Industri Manufakturing Peralatan WiFi & WiMAX akan tumbuh.
Harga Antenna              ~ Rp. 50-100.000 / buah
Output Manufacturing Local ~ Rp. 6 Milyard / bulan


Penutup

  • Indonesia mungkin miskin. Tapi bangsa Indonesia bukan bangsa yang bodoh.
  • Massa Indonesia sangat besar, kita dapat menjadi negara terkuat di kawasan Asia Tenggara.
  • “Dunia-pun belajar pada kita, Bangsa Indonesia”

Referensi Menarik

Pranala Menarik