Sebelum Mengoperasikan RAID

From OnnoWiki
Revision as of 08:10, 23 February 2010 by Onnowpurbo (talk | contribs)
Jump to navigation Jump to search

Biasanya hardware based RAID disk controller tersedia untuk IDE, SCSI, atau SATA harddisk. Biasanya diskcontroller ini mempunyai BIOS sendiri, sehingga kita dapat mengkonfigurasinya sebelum kita menginstalasi sistem operasi di harddisk. Secara teori, hardware based RAID transparan ke sistem operasi, karena semua hal yang di kerjakan oleh harddisk di atur oleh RAID diskcontroller.

Jika hardware RAID controller tidak tersedia, maka aturan di bawah ini perlu kita sadari bersama.

Untuk penghematan, banyak usaha kecil akan menggunakan harddisk IDE, tapi harddisk ini mempunyai beberapa keterbatasan, seperti, Panjang kabel IDE sangat terbatas tidak lebih dari 1-2 meter, menyebabkan harddisk IDE hanya dapat digunakan di sistem kecil di rumah. Harddisk IDE tidak dapat di hot swap. Artinya kita tidak dapat mengganti harddisk IDE sambil komputer di nyalakan. Hanya dua harddisk yang dapat tersambung pada sebuah slot IDE controller. Kinerja bus IDE akan turun dengan adanya harddisk ke dua di kabel IDE. Kerusakan sebuah harddisk di kabel IDE biasanya akan menyebabkan harddisk yang lain di kabel yang sama akan tidak berfungsi juga. Hal ini akan fatal jika kita menggunakan dua harddisk IDE sebagai RAID di kabel yang sama. Oleh karena alasan-alasan di atas, sebaiknya digunakan hanya satu buah harddisk IDE per slot controller jika kita ingin menggunakan untuk RAID terutama di lingkungkan perusahaan. Di rumahan, maka IDE-based software RAID biasanya mencukupi.

Harddisk Serial ATA (SATA) hari ini mulai banyak menggantikan tipe IDE, atau Ultra ATA, sebagai harddisk entry level karena beberapa keuntungan yang ada seperti, Kabel data yang digunakan lebih panjang 1 meter versus IDE 18 inci. Serial ATA mempunyai kemampuan chek error lebih baik daripada IDE. Dengan adanya satu kabel per harddisk menyebabkan proses swap atau pergantian komponen menjadi mungkin tanpa harus takut mengganggu harddisk yang lain. Tidak ada jumper yang perlu di set agar sebuah harddisk SATA mejadi master atau slave, memmbuar proses konfigurasi menjadi lebih sederhana. Harddisk IDE mempunyai kecepatan transfer 133Mbps, sementara SATA start pada kecepatan 150Mbps dengan kecepatan maksimum 600Mbps dengan 10 tahun waktu hidup. Jika kita tidak mampu untuk membeli harddisk SCSI yang mahal, harddisk SATA lebih disukai untuk hardware dan software RAID.

Harddisk SCSI mempunyai beberapa fitur yang menyebabkan harddisk tersebut menarik digunakan untuk RAID daripada IDE atau SATA.

  • SCSI controller lebih toleran terhadap kerusakan / kegagalan harddisk. Kerusakan pada sebuah harddisk tidak akan mengganggu harddisk lain yang ada di saluran / bus.
  • Kabel SCSI dapat digunakan sampai lebih dari 25 meter, sehingga menjadi sangat menarik untuk digunakan pada data center.
  • Lebih dari dua harddisk / device dapat tersambung ke kabel SCSI. SCSI dapat menampung 7 (single-ended SCSI) atau 15 device SCSI lainnya.
  • Beberapa model device SCSI mendukung "hot swapping" yang memungkinkan kita mengganti device pada saat sistem sedang running.
  • SCSI pada saat ini mendukung kecepatan data sampai 640 Mbps sehingga sangat di sukai pada instalasi dimana data kecepatan tinggi dibutuhkan.
  • SCSI harddisk cenderung lebih mahal daripada harddisk IDE, oleh karena itu tidak terlalu disukai untuk penggunaan di rumah.

Secara umum sebetulnya tidak baik mencampurkan partisi RAID dengan partisi non-RAID. Alasannya sangat sederhana aja, jika ada kegagalan harddisk maka akan menyebabkan kegagalan seluruh sistem. Jika kita memutuskan untuk menggunakan RAID, semua partisi di semua harddisk RAID harus menjadi bagian dari RAID. Umumnya orang memudahkan proses dengan cara memperpartisi harddisk RAID hanya dengan satu partisi saja.

Software RAID akan membuat satu buah harddisk RAID virtual yang di bangun dari banyak partisi di bawahnya. Kita harus mem-format harddisk RAID ini sebelum sistem Linux yang kita gunakan dapat menyimpan file di harddisk tersebut. Mem-format harddisk akan menyebabkan semua data yang ada di partisi akan hilang semua. Jadi pastikan bahwa anda mem-backup semua harddisk anda sebelum memformat-nya.


Pranala Menarik