Difference between revisions of "IPv6 Address : Panjang Prefix untuk Routing"

From OnnoWiki
Jump to navigation Jump to search
(New page: Sumber: http://tldp.org/HOWTO/Linux+IPv6-HOWTO/x684.html 3.4. Prefix lengths for routing In the early design phase it was planned to use a fully hierarchical routing approach to reduce...)
 
 
(18 intermediate revisions by the same user not shown)
Line 1: Line 1:
 
Sumber: http://tldp.org/HOWTO/Linux+IPv6-HOWTO/x684.html
 
Sumber: http://tldp.org/HOWTO/Linux+IPv6-HOWTO/x684.html
  
 +
Pada awal proses disain, sebetulnya direncanakan untuk menggunakan pendekatan routing yang betul-betul berjenjang untuk bisa mengurangi tabel routing semaksimal mungkin. Alasannya, karena jumlah entri routing IPv4 di core router sudah sangat besar sekali. Ini bisa dilihat dengan jelas di situs https://www.cidr-report.org.
  
 +
Pada saat tulisan ini ditulis, Maret 2019, total di announce di core router Internet > 768000 prefix, > 420000 CIDR agregated , > 63000 AS number. Konsekuensi sangat dibutuhkan core router yang mempunyai kapasitas processor dan memory yang besar untuk bisa menampung ini semua. Semakin sedikit routing entry yang ada maka akan sangat mengurangi memory dan processor yang dibutuhkan oleh router, sehingga proses pencarian entry routing menjadi lebih cepat.
  
3.4. Prefix lengths for routing
+
Pada saat ini, routing berjenjang hanya ada pada jaringan dengan satu ISP saja. Dengan lebih dari satu ISP, hal ini tidak mungkin terjadi, karena ada-nya isu multi-homing.  
  
In the early design phase it was planned to use a fully hierarchical routing approach to reduce the size of the routing tables maximally. The reasons behind this approach were the number of current IPv4 routing entries in core routers (> 104 thousand in May 2001), reducing the need of memory in hardware routers (ASIC “Application Specified Integrated Circuit” driven) to hold the routing table and increase speed (fewer entries hopefully result in faster lookups).
+
==Panjang Prefix (juga dikenal sebagai netmask)==
  
Todays view is that routing will be mostly hierarchically designed for networks with only one service provider. With more than one ISP connections, this is not possible, and subject to an issue named multi-homing (infos on multi-homing: drafts-ietf-multi6-*,IPv6 Multihoming Solutions).
+
Sama dengan IPv4, jalur network yang akan di pilih untuk routing akan di tentukan oleh panjang prefix. Karena notasi netmask standard untuk 128 bit tidak terlalu cantik, perancang menggunakan skema yang digunakan di IPv4 Classless Inter Domain Routing (CIDR, RFC 1519 / Classless Inter-Domain Routing), yang menspesifikasikan jumlah bit dari IP address yang digunakan untuk routing. Ini juga dikenal sebagai notasi "slash".
3.4.1. Prefix lengths (also known as "netmasks")
 
  
Similar to IPv4, the routable network path for routing to take place. Because standard netmask notation for 128 bits doesn't look nice, designers employed the IPv4 Classless Inter Domain Routing (CIDR, RFC 1519 / Classless Inter-Domain Routing) scheme, which specifies the number of bits of the IP address to be used for routing. It is also called the "slash" notation.
+
Contoh:
  
An example:
+
2001:0db8:100:1:2:3:4:5/48
  
2001:0db8:100:1:2:3:4:5/48
+
Notasi ini berarti bahwa
  
This notation will be expanded:
+
Network: 2001:0db8:0100:0000:0000:0000:0000:0000
 +
Netmask: ffff:ffff:ffff:0000:0000:0000:0000:0000
  
    Network:
+
==Subnetting di IPv6==
  
2001:0db8:0100:0000:0000:0000:0000:0000
+
IPv6 address menggunakan 128 bit untuk me-representasikan sebuah address yang termasuk bit untuk melakukan subnetting. Setengah ke dua dari address (least significant 64 bit) biasanya digunakan hanya untuk host saja. Oleh karenanya, kita memang perlu melakukan subnet dari network.
  
    Netmask:
 
  
ffff:ffff:ffff:0000:0000:0000:0000:0000
+
[[File:Subnet-ipv6.jpeg|center|400px|thumb]]
  
3.4.2. Matching a route
+
48 bit pertama biasanya di sebut routing prefix yang biasanya diberikan oleh Internet Registry seperti APNIC, RIPE dll. Kita biasanya akan memperoleh 16 bit selanjutnya sebagai subnet. 16 bit subnet equivalen dengan IPv4 Class B Network. Dengan menggunakan bit subnet ini, sebuah organisasi akan bisa memperoleh 65 ribu subnet, sangat lebih dari cukup.
  
Under normal circumstances (no QoS), a lookup in a routing table results in the route with the most significant number of address bits being selected. In other words, the route with the biggest prefix length matches first.
+
Oleh karena-nya routing prefix biasanya /64 dan bagian host adalah 64 bit. Kita dapat saja membuat subnet lebih dalam dari 16 bit Subnet ID, dengan cara meminjam host bit. Akan tetapi sangat di rekomendasikan 64 bit digunakan sebagai host address karena auto-configuration membutuhkan 64 bit.
 +
IPv6 subnetting menggunakan cara / konsep Variable Length Subnet Masking seperti di IPv4.
  
For example if a routing table shows following entries (list is not complete):
+
/48 prefix dapat di alokasikan ke sebuah organisasi untuk bisa mengambil manfaat dari /64 subnet prefix, yang terdiri dari 65535 sub-network, masing-masing mempunyai 264 host. Sebuah /64 prefix dapat di alokasikan ke sebuah sambungan point-to-point dimana hanya ada dua host IPv6 di sambungan tersebut.
  
2001:0db8:100::/48    ::            U  1 0 0 sit1
+
==Mencocokan Sebuah Route==
2000::/3              ::192.88.99.1 UG 1 0 0 tun6to4
 
  
Shown destination addresses of IPv6 packets will be routed through shown device
+
Dalam kondisi normal (tanpa QoS), sebuah pencarian di tabel routing akan menghasilkan route dengan most significant number pada address bit yang akan di pilih. Dengan kata lain, route dengan sepanjang mungkin prefix yang cocok akan di pilih terlebih dulu.
  
2001:0db8:100:1:2:3:4:5/48  ->  routed through device sit1
+
Sebagai contoh, jiha sebuah tabel routing di bawah ini (list tidak lengkap):
2001:0db8:200:1:2:3:4:5/48  ->  routed through device tun6to4
 
  
 +
2001:0db8:100::/48    ::            U  1 0 0 sit1
 +
2000::/3              ::192.88.99.1 UG 1 0 0 tun6to4
  
 +
Contoh tujuan dari IPv6 paket akan di routing ke device berikut:
 +
 +
2001:0db8:100:1:2:3:4:5/48  ->  di routing melalui device sit1
 +
2001:0db8:200:1:2:3:4:5/48  ->  di routing melalui device tun6to4
 +
 +
 +
==Menggunakan IP Calculator==
 +
 +
Untuk memudahkan perhitungan kita dapat menggunakan IP Calculator. Bisa di cari di Google, keyword,
 +
 +
IPv6 subnet calculator
 +
 +
Beberapa diantara-nya adalah:
 +
 +
* https://subnettingpractice.com/ipv6_subnetting.html
 +
* http://www.gestioip.net/cgi-bin/subnet_calculator.cgi
 +
* https://www.calculator.net/ip-subnet-calculator.html
 +
 +
Contoh untuk IPv6 address
 +
 +
2001:abc:fe::1/64
 +
 +
Akan di peroleh informasi yang cukup detail seperti
 +
 +
Expanded Address 2001:0abc:00fe:0000:0000:0000:0000:0001
 +
Compressed address 2001:abc:fe::1
 +
Subnet prefix (masked) 2001:abc:fe:0:0:0:0:0/64
 +
Address ID (masked) 0:0:0:0:0:0:0:1/64
 +
Prefix address ffff:ffff:ffff:ffff:0:0:0:0
 +
Prefix length         64
 +
Address type         Aggregatable Global Unicast Addresses
 +
Network range         2001:0abc:00fe:0000:0000:0000:0000:0000 -
 +
                2001:0abc:00fe:0000:ffff:ffff:ffff:ffff
 +
Interface Config ip address 2001:abc:fe::1/64
 +
BGP network        2001:abc:fe::/64
 +
OSPF network area
 +
Wildcard network
 +
 +
==Youtube==
 +
 +
* https://www.youtube.com/watch?v=gDrlEvu62Go - IPv6 panjang prefix
  
 
==Referensi==
 
==Referensi==
  
 
* http://tldp.org/HOWTO/Linux+IPv6-HOWTO/x684.html
 
* http://tldp.org/HOWTO/Linux+IPv6-HOWTO/x684.html
 +
 +
==Pranala Menarik==
 +
 +
* [[IPv6]]

Latest revision as of 11:44, 7 March 2019

Sumber: http://tldp.org/HOWTO/Linux+IPv6-HOWTO/x684.html

Pada awal proses disain, sebetulnya direncanakan untuk menggunakan pendekatan routing yang betul-betul berjenjang untuk bisa mengurangi tabel routing semaksimal mungkin. Alasannya, karena jumlah entri routing IPv4 di core router sudah sangat besar sekali. Ini bisa dilihat dengan jelas di situs https://www.cidr-report.org.

Pada saat tulisan ini ditulis, Maret 2019, total di announce di core router Internet > 768000 prefix, > 420000 CIDR agregated , > 63000 AS number. Konsekuensi sangat dibutuhkan core router yang mempunyai kapasitas processor dan memory yang besar untuk bisa menampung ini semua. Semakin sedikit routing entry yang ada maka akan sangat mengurangi memory dan processor yang dibutuhkan oleh router, sehingga proses pencarian entry routing menjadi lebih cepat.

Pada saat ini, routing berjenjang hanya ada pada jaringan dengan satu ISP saja. Dengan lebih dari satu ISP, hal ini tidak mungkin terjadi, karena ada-nya isu multi-homing.

Panjang Prefix (juga dikenal sebagai netmask)

Sama dengan IPv4, jalur network yang akan di pilih untuk routing akan di tentukan oleh panjang prefix. Karena notasi netmask standard untuk 128 bit tidak terlalu cantik, perancang menggunakan skema yang digunakan di IPv4 Classless Inter Domain Routing (CIDR, RFC 1519 / Classless Inter-Domain Routing), yang menspesifikasikan jumlah bit dari IP address yang digunakan untuk routing. Ini juga dikenal sebagai notasi "slash".

Contoh:

2001:0db8:100:1:2:3:4:5/48

Notasi ini berarti bahwa

Network: 2001:0db8:0100:0000:0000:0000:0000:0000
Netmask: ffff:ffff:ffff:0000:0000:0000:0000:0000

Subnetting di IPv6

IPv6 address menggunakan 128 bit untuk me-representasikan sebuah address yang termasuk bit untuk melakukan subnetting. Setengah ke dua dari address (least significant 64 bit) biasanya digunakan hanya untuk host saja. Oleh karenanya, kita memang perlu melakukan subnet dari network.


Subnet-ipv6.jpeg

48 bit pertama biasanya di sebut routing prefix yang biasanya diberikan oleh Internet Registry seperti APNIC, RIPE dll. Kita biasanya akan memperoleh 16 bit selanjutnya sebagai subnet. 16 bit subnet equivalen dengan IPv4 Class B Network. Dengan menggunakan bit subnet ini, sebuah organisasi akan bisa memperoleh 65 ribu subnet, sangat lebih dari cukup.

Oleh karena-nya routing prefix biasanya /64 dan bagian host adalah 64 bit. Kita dapat saja membuat subnet lebih dalam dari 16 bit Subnet ID, dengan cara meminjam host bit. Akan tetapi sangat di rekomendasikan 64 bit digunakan sebagai host address karena auto-configuration membutuhkan 64 bit. IPv6 subnetting menggunakan cara / konsep Variable Length Subnet Masking seperti di IPv4.

/48 prefix dapat di alokasikan ke sebuah organisasi untuk bisa mengambil manfaat dari /64 subnet prefix, yang terdiri dari 65535 sub-network, masing-masing mempunyai 264 host. Sebuah /64 prefix dapat di alokasikan ke sebuah sambungan point-to-point dimana hanya ada dua host IPv6 di sambungan tersebut.

Mencocokan Sebuah Route

Dalam kondisi normal (tanpa QoS), sebuah pencarian di tabel routing akan menghasilkan route dengan most significant number pada address bit yang akan di pilih. Dengan kata lain, route dengan sepanjang mungkin prefix yang cocok akan di pilih terlebih dulu.

Sebagai contoh, jiha sebuah tabel routing di bawah ini (list tidak lengkap):

2001:0db8:100::/48     ::            U  1 0 0 sit1 
2000::/3               ::192.88.99.1 UG 1 0 0 tun6to4

Contoh tujuan dari IPv6 paket akan di routing ke device berikut:

2001:0db8:100:1:2:3:4:5/48  ->  di routing melalui device sit1
2001:0db8:200:1:2:3:4:5/48  ->  di routing melalui device tun6to4


Menggunakan IP Calculator

Untuk memudahkan perhitungan kita dapat menggunakan IP Calculator. Bisa di cari di Google, keyword,

IPv6 subnet calculator

Beberapa diantara-nya adalah:

Contoh untuk IPv6 address

2001:abc:fe::1/64

Akan di peroleh informasi yang cukup detail seperti

Expanded Address 	2001:0abc:00fe:0000:0000:0000:0000:0001
Compressed address 	2001:abc:fe::1
Subnet prefix (masked) 2001:abc:fe:0:0:0:0:0/64
Address ID (masked) 	0:0:0:0:0:0:0:1/64
Prefix address 	ffff:ffff:ffff:ffff:0:0:0:0
Prefix length 	        64
Address type 	        Aggregatable Global Unicast Addresses
Network range 	        2001:0abc:00fe:0000:0000:0000:0000:0000 -
	                2001:0abc:00fe:0000:ffff:ffff:ffff:ffff
Interface Config 	ip address 2001:abc:fe::1/64
BGP 	network         2001:abc:fe::/64
OSPF 	network area
Wildcard network

Youtube

Referensi

Pranala Menarik