IPv6: Perbandingan dengan IPv4

From OnnoWiki
Revision as of 08:27, 24 February 2019 by Onnowpurbo (talk | contribs) (→‎Pranala Menarik)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search
  • Ruang Address yang lebih besar: Keuntungan utama dari IPv6 dibandingkan dengan IPv4 adalah ruangan address yang jauh lebih besar. Panjang IPv6 address adalah 128 bit, di bandingkan dengan 32 bit di IPv4. Ruang address yang ada adalah 2^128 atau sekitar 3.4×10^38 address. Sebagai gambaran, setiap orang dari tujuh milyar orang yang hidup di tahun 2011 dapat memperoleh 4.8×10^28. Di samping itu, pengalokasian IPv4 address sangat tidak baik, jadi hanya 14% dari address yang ada yang bisa digunakan. Walaupun address yang ada sangat banyak, para perancang IPv6 address tidak bermaksud membuat saturasi dunia dengan address yang dapat digunakan. Akan tetapi, address yang panjang akan memudahkan kita mengalokasikan address, mengeffisienkan agregat routing, maupun memungkinkan fitur khusus bagi address di kemudian hari. Dalam IPv4, kita harus menggunakan metoda Classless Inter-Domain Routing (CIDR) yang rumit untuk memaksimalkan penggunaan ruangan address kecil. Sementara subnet standard di IPv6 adalah 2^64, yang merupakan dua kali lipat dari seluruh ruangan IPv4 address. Memang, tingkat penggunaan IPv6 sangat kecil, akan tetapi manajemen jaringan maupun effisiensi routing menjadi sangat tertolong dengan ruangan subnet yang besar dan agregasi route hirarkis.


  • Multicasting: Dalam Multicasting kita mengirimkan sebuah paket untuk banyak tujuan dengan satu kali kirim saja. Hal ini merupakan salah satu dari spesifikasi dasar IPv6. Dalam IPv4, multicast adalah optional walaupun merupakan fitur yang banyak di gunakan. Pengalamatan IPv6 multicast tidak hanya mempunyai fitur yang sama dengan IPv4 multicast, akan tetapi juga menambahkan beberapa perubahan dan perbaikan dengan cara menghilangkan protokol yang tidak dibutuhkan. IPv6 tidak mengimplementasikan broadcast IP tradisional, yaitu, mengirimkan sebuah paket ke semua host yang tersambung ke link menggunakan address broadcast khusus, oleh karenanya pada IPv6 tidak di definisikan address broadcast.


  • Multicasting, dalam IPv6, hasil yang sama dapat di peroleh dengan cara mengirimkan paket ke link-local all nodes multicast group pada address ff02::1, yang sama dengan IPv4 multicast address 224.0.0.1. IPv6 memungkinkan untuk melakukan implementasi multicast yang baru, termasuk masukan alamat pertemuan yang termasuk dalam IPv6 multicast group address, yang akan sangat memudahkan penggelaran solusi inter-domain. Pada IPv4 sangat sulit sekali untuk sebuah organisasi untuk memperoleh sebuah alokasi multicast group yang dapat di routing secara global, dan implementasi solusi inter-domain menjadi sangat menyulitkan. Alokasi address IPv6 Unicast oleh Internet registry lokal akan memiliki paling tidak 64-bit prefix routing, yang merupakan subnet terkecil yang ada di IPv6 (yang juga 64 bit). Dengan alokasi demikian, sangat mungkin untuk meng-embed unicast address prefix ke IPv6 multicast address format, dan masih tetap bisa mengalokasi blok 32-bit, yang bisa menunjuk ke 4.2 milyard multicast group identifier. Oleh karenanya, setiap penguna IPv6 tersedia sebuah satu set globally routable source-specific multicast groups untuk aplikasi multicast.


  • Stateless address autoconfiguration (SLAAC) : IPv6 host dapat mengkonfigurasi diri sendiri secara automatis saat tersambung ke jaringan IPv6 menggunakan Neighbor Discovery Protocol melalui Internet Control Message Protocol versi 6 (ICMPv6) router discovery message. Saat pertama kali tersambung ke jaringan, mesin akan mengirimkan request link-local router solicitation multicast untuk konfigurasi parameter-nya; router akan merespond terhadap request tersebut dengan router advertisement packet yang berisi parameter konfigurasi Internet Layer. Jika address IPv6 stateless autoconfiguration tidak cocok untuk sebuah aplikasi, network dapat menggunakan konfigurasi stateful dengan Dynamic Host Configuration Protocol versi 6 (DHCPv6) atau mesin dapat mengkonfigurasi secara manual secara statik. Router dapat memberikan konfigurasi address yang khusus, karena mereka merupakan sumber dari informasi autokonfigurasi, seperti advertise router atau prefix. Konfigurasi stateless dari router dapat dilakukan dengan protokol router dengan penomoran khusus.


  • Network-layer security : Internet Protocol Security (IPsec) awalnya dikembangkan untuk IPv6, akan tetapi lebih banyak di implementasi awalnya menggunakan IPv4, yang merupakan hasil re-engineering dari versi IPv6. IPsec pada awalnya adalah wajib dalam spesifikasi IPv6, akan tetapi kemudian dibuat optional.


  • Proses di router lebih sederhana: Dalam IPv6, header paket dan proses dari forwarding paket di sederhanakan. Meskipun header paket IPv6 sekitar dua kali header paket IPv4, proses paket oleh router lebih effisien, oleh karenanya prinsip end-to-end dari rancangan Internet dapat lebih di kembangkan. Lebih tepatnya, karena,
    • header paket IPv6 jauh lebih sederhana dari pada IPv4, banyak kolom yang jarang digunakan di pindahkan ke extension optional dari header.
    • Router IPv6 tidak melakukan fragmentation. Host IPv6 harus men-cek MTU, dan melakukan end-to-end fragmentation, atau mengirim paket tidak lebih dari default MTU di IPv6 yaitu 1280 octet.
    • IPv6 header tidak di proteksi menggunakan checksum. Proteksi integritas melalui deteksi error di asumsikan dilakukan oleh link layer dan layer yang lebih tinggi (TCP, UDP, dll). UDP/IPv4 bisa saja mempunyai checksum 0 yang mengindikasikan tidak ada checksum; IPv6 membutuhkan UDP untuk mempunyai checksum sendiri. Oleh karenanya, router IPv6 tidak perlu menghitung checksum ketika kolom pada header (seperti Time To Live / TTL) berubah. Perbaikan ini membuat pembuat router tidak perlu terlalu pusing untuk membuat hardware khusus untuk menghitung checksum, akan tetapi cukup menggunakan software saja.
    • Kolom TTL IPv4 di ganti namanya menjadi Hop Limit, ini merefleksikan bahwa router tidak perlu menghitung waktu yang dibuang oleh paket di antrian.


  • Mobility : Tidak seperti IPv4 mobile, IPv6 mobile berusaha untuk tidak menggunakan routing triangular oleh karenanya hampir sama effisiensinya dengan IPv6 biasa. IPv6 router juga memungkinkan agar seluruh subnet untuk di pindahkan ke connection point router baru tanpa melakukan penomoran ulang.


  • Opsi Extensi : Packet header IPv6 panjangnya tetap (40 oktet). Opsi dikembangkan untuk bisa menambahkan tambahan header sesudah header IPv6, yang di batasi oleh panjang dari paket secara keseluruhan. Mekanisme extensi header memungkinkan protokol untuk di kembangkan mendukung layanan yang akan datang, seperti, quality of service, security, mobility, dan banyak lagi tanpa mendisain ulang protokol IPv6 dasarnya.


  • Jumbograms : IPv4 membatasi payload paket 65535 (2^16−1) oktet. Sebuah IPv6 node mempunyai opsi untuk menangani paket di atas limit tersebut, yang di kenal dengan nama jumbogram, sebesar 4294967295 (2^32−1) oktet. Penggunaan jumbogram akan memperbaiki performance pada sambungan dengan MTU yang besar. Penggunaan jumbogram akan di indikasikan opsi extensi Jumbo Payload Option header.


  • Privacy : Seperti IPv4, IPv6 mendukung IP address yang unik secara global oleh karenanya aktitas jaringan dimasing-masing device mempunyai potensi untuk di tracking. Perancang IPv6 lebih memfokuskan agar prinsip end-to-end dalam jaringan dapat di operasikan dengan baik. Dalam hal ini, setiap device di jaringan harus memiliki address yang secara global dapat di hubungi dari berbagai tempat di Internet.
    • Network Prefix : Network prefix tracking tidak terlalu masalah bagi penggunakan yang memperoleh IP alokasi secara dynamic melalui DHCP. Ekstensi privasi memang tidak terlalu bermanfaat untuk memproteksi pengguna disini dari tracking jika hanya satu atau dua device yang menggunakan network statik prefix/ Dalam skenario ini, network prefix akan menjadi identifier yang unik untuk tracking.
    • Interface Identifier : Dalam IPv4 usaha untuk menghemat alokasi IP address dilakukan dengan menggunakan Network Address Translation (NAT) yang mengubah alokasi network address, host & topologi. Pada IPv6 jika menggunakan address auto-configuration, Interface Identifier (MAC address) dari port yang digunakan untuk membuat IP address publik yang unik, akan memperlihatkan tipe ahrdware yang digunakan dan membuat penanganan yang unik untuk melihat aktifitas online seorang user.

Mesin IPv6 tidak harus menggunakan address auto-configuration. Walaupun menggunakan IPv6 address yang tidak berbasis pada MAC address, maka address yang digunakan akan tetap unik secara global. Hal ini sangat berbeda jauh dengan jaringan LAN private yang menggunakan NAT-masquerade.

Jika extensi privasi di aktifkan, sistem operasi akan membangkitkan identifier host secara random yang kemudian dapat di kombinasikan dengan alokasi prefix jaringan. Address ini dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan remote host dan lebih sulit untuk di tracking ke sebuah device. Ekstensi privasi secara default di Windows, OS X, iOS maupun beberapa sistem operasi Linux. Ekstensi privasi tidak memproteksi user dari beberapa aktifitas tracking, seperti tracking cookies.


Youtube

Pranala Menarik