Clusterisasi pulsa

From OnnoWiki
Revision as of 05:47, 7 May 2015 by Onnowpurbo (talk | contribs)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Menyambung mengenai twit saya kemarin, berikut saya coba berikan detail mengenai clusterisasi yang di buat oleh operator seluler yang memberatkan ribuan penjual pulsa di indonesia

Dimulai sekitar tahun 2009 operator XL memperkenalkan cluster untuk pertama kalinya, yaitu dgn membentuk dealer2. Setiap dealer memiliki cakupan beberapa kecamatan, tergantung besar kecil nya jumlah pelanggan di kecamatan tersebut, dealer di bentuk untuk mengakomodasi kebutuhan para penjual pulsa di area tersebut, sehingga para penjual pulsa jauh lebih mudah untuk membeli pulsa, kartu perdana, pulsa elektrik dll, yang awalnya harus membeli jauh ke kota2 besar.

Pulsa elektrik jauh lebih diminati oleh pedagang pulsa dan user pengguna, karena tdk memerlukan tempat penyimpanan, semua stok pulsa ada di dalam 1 chip kartu yang dikeluarkan oleh dealer, bagi user jauh lebih cepat mengisi pulsa elektrik dibandingkan dgn voucher, karena cukup menyebutkan nomer saja, pulsa sudah terisi, tanpa harus dibawa hape ataupun nomernya, jadi bisa mengisi pulsa siapa aja dimana saja.

Sampai saat ini belum ada masalah, operator memberlakukan peraturan bahwa pedagang pulsa hanya boleh membeli pulsa elektrik di dealer yang areanya mencakup daerah si penjual tersebut, jadi jika kita membeli chip pulsa ke dealer daerah lain, otomatis chip dari dealer daerah lain itu tidak ada signal saat dibawa ke daerah kita, otomatis tdk dapat mengisi pulsa, disini baru mulai ada masalah.

Seiring waktu dealer semena2 memberikan harga modal ke penjual pulsa, dulu saat bebas membeli chip pulsa dimana aja, penjual mendapatkan potongan 2 hingga 4persen dari nilai nominal, misalnya membeli pulsa 5000 modal nya hanya 4800 saja, nah saat diberlakukan cluster modal yang 5000 bisa mencapai 5200 sampai 5500, bahkan lebih, karena mau gak mau penjual harus beli sama dealer bersangkutan, gak bisa beli di tempat lain. Agak lucu mungkin bila kita menjual pulsa senilai 5000 tapi modal dari dealer nya saja lebih dari angka nominal, user merasa dibohongi, menganggap penjual pulsa mengambil keuntungan besar sekali, tanpa tahu sebenernya seperti apa.

Ini masih dibilang masalah kecil, karena permintaan akan pulsa tetap tinggi, seberapapun besar modal, tetap penjual bisa untung dgn menaikan harga.

Masalah lain mulai menanti, dikala operator mulai memberlakukan cluster penjualan ke user! Penjualan mulai dibatasi, hanya boleh menjual sesuai propinsi masing, misalnya untuk saya area bogor, saya hanya boleh menjual pulsa ke orang yang berada di area jabotabek saja, boleh menjual keluar daerah atau luar propinsi, tapi dibatasi hanya misal 40persen saja, selebihnya tdk boleh, jika hasil penilaian tenryata menjual lebih dari 40 persen nya, sangsi menunggu, sangsi terberat tidak dikasih beli pulsa elektrik lagi sama sekali dalam beberapa minggu, hebat kan??

Ini pun bukan masalah besar, karena penjual bisa menyiasati dgn persentase yang cukup besar, mengatur penjualan sedemikian rupa, sehingga nilai rapor tidak merah.

Kemudian clusterisasi ini mulai berevolusi lagi, persentase yang 40 persen tadi mulai dikurangi, turun terus secara periodik, yang tadinya 40 persen jadi 35, lalu jadi 30, lalu 25, dan seterusnya hingga 15persen! Bayangkan, semakin berat beban kami menjual pulsa, untuk daerah saya yang di cibinong, bisa dibilang daerah industri, banyak sekali penduduk rantau dari jawa, palembaang, lampung sumatera yang bekerja di pabrik2 disini, saat akhir pekan mengisi pulsa untuk sendiri dan untuk sanak sodara nya dikampung, jadi terpaksa kami tidak bisa melayani.. bagaimana ini???

Belum selesai masalah ini, tiba2 operator telkomsel yang punya jargon "paling indonesia" memberlakukan clusterisasi yang sama, yang bahkan lebih sadis dibandingkan XL.

Kalo XL menamakan clusterisasi nya dgn "Cross region" karena tidak boleh mengisi pulsa diluar propinsi, kalo telkomsel lebih parah, selain cross region, juga menerapkan "cross cluster", jadi tidak boleh mengisi pulsa diluar kecamatan kecamatan dimana dealer tersebut berada, semakin aneh kan? Memang boleh menjual diluar kecamatan tapi tetap dibatasi dgn persentase yang sangat ketat, misal batasan cross region adalah 7persen saja, dan batasan cross cluster 15 persen saja. Apa sih yang mau dicapai oleh operator2 dgn program clusterisasi ini? Ini yang tidak dapat saya tangkap dgn logika sehat saya.

Padahal di modern chanel seperti ATM, alfa mart, indomart, giant, carefour, superindo, dan mart2 lainnya tetap bebas menjual pulsa tanpa ada batasan cluster, kapanpun, seberapa banyak pun? apa jangan2 ada mafia dibalik ini semua??? Siapa pemilik server modern chanell? Siapa penentu kebijakan clusterisasi, kenapa saat ini semua operator ngotot memberlakukan cluster ke pedagang pulsa, tapi tidak ke modern chanell??? Mudah sekali sebenernya jika ingin ditelusuri. Dimana keberpihakan pemerintah buat ribuan penjual pulsa yang mencari nafkah dari sini.. menjual pulsa elektrik tidak membuat limbah, tidak merusak ekosistem, tidak membuat banjir, bisa menghidupi ribuan bahkan puluhan ribu penjual nya, kenapa lagi2 rakyat kecil yang jadi korban.. padahal undang2 sudah mengatur tentang monopoli, tapi apa namanya ini kalo bukan monopoli??

Demo sudah kami lakukan, diberbagai daerah, tapi clusterisasi tetap berjalan, seakan sudah tidak ada kepedulian dari pemerintah khususnya kementrian kominfo akan hal ini. sekedar tambahan, dari sekian banyak operator seluler di indonesia, hanya "3" operator yang tidak meberlakukan cluster, yang nota bene 65persen kepemilikan saham nya dimiliki Hongkong. Dimana posisi operator "Paling indonesia" malah menjadi motor clusterisasi yang mencekik, indosat, esia, smartfren, fleksi semua sama saja, hanya mencari keuntungan untuk pihak2 tertentu saja.

Tambahan info, untuk bukti tertulis memang tidak ada, karena dealer memberlakukan ini hanya lewat omongan2, gathering2, sales2 tanpa ada bukti tertulis, tapi cukup tajam, karen kalo kita melanggar, sudah tidak ada jatah lagi untuk beli pulsa, seperti yang telah saya alami lebih dari 4 bulan sudah tidak dapat jatah alokasi lagi dari dealer telkomsel area saya.

Jika saja on onno ada sedikit saja waktu untuk bertemu, saya akan ajak beberapa rekan penjual pulsa dan server pulsa untuk menyampaikan semua detail yang lebih terperinci lagi.

Semoga email kecil saya ini bisa mewakili ribuan penjual pulsa disana untuk menghapuskan jerat yang mencekik ini, besar harapan kami kepada om onno...

Terima kasih sebelumnya



==


sebenernya clusterisasi yang terbatas itu sudah cukup baik, maksudnya hanya cluster pembagian dealer saja, pedagang pulsa hanya boleh membeli di dealer area yang bersangkutan pun gak menjadi masalah, demi menjaga pertumbuhan penjualan dealer tersebut, karena dgn sistem Host To Host saat ini orang di papua dapat membeli pulsa dari jakarta hanya hitungan detik, jika tidak di cluster, kasian dealer2 yang berada didaerah, sudah area nya sepi ditambah orang ambil juga ke dealer lain.

tapi jangan batasi penjualan kami dong, kami mau menjual kemana saja harusnya tidak dilarang, selama menjual nya dari daerah kami juga, indonesia itu kan besar sekali, masyarakatnya pun mobile, baik yang jarak dekat sudah antar propinsi, seperti bogor-jakarta, belum lagi perantau. Indonesia itu kan unik, knp ini harus dibatasi, hilangkan mafia2 selluler baik di pemerintahan maupun di swasta, sebab mereka sudah menikmati dan bersenang2 diatas penderitaan kami penjual pulsa..

Siapa penentu kebijakan ini?? Siapa yang diuntungkan?? Saya gak berani sebut nama, tapi jika ditelusuri sangat terang benderang

Biarlah kami bisa. Berjualan dgn tenang, toh sebelum ada cluster, kami2 ini sebenrnya ujung tombak dan mata rantai distribusi dari operator ke end user, tapi alangkah pahitnya dikala mereka sudah "besar" tidak segan2 menginjak2 dan tdk mengakui kerja keras ‎kami selama ini.

Tdk ada yang saya kurangi atau ditambahkan dari semua keluhan saya ini, untuk tau operator menerapkan hard cluster seperti ini gampang sekali om, tinggal dateng ke dealer telkomsel, bilang mau jual pulsa M-Kios, langsung cs nya akan tanya lengkap, lokasi jualan, syarat persentase inner dan outer (batas boleh tidaknya menjual pulsa keluar area), dan itu pun harus di survey dullu lokasi berjualn nya oleh sales yang bersangkutan (takut kita berbohong soal lokasi). Pokoknya sulit sekali deh mau berusaha yang halal saja.

Trus coba beli dalam jumlah yang banyak, misalnya beli pulsa 5rb sebanyak 1000pcs, langsung cs nya kaget dan tolak.. aneh kan??

Sepertinya itu keluh kesah saya om, dan saya berani bilang keluh kesah ini sudah merepresentasikan keluhh kesah teman2 saya juga di seluruh nusantara ini




==


ini demo teman2 di tangerang


ini bukti xl gak mau penjual pulsa konvensional tetap hidup, xl lebih memilih modern chanel saja yg jual



Referensi

Twitter @noval_mihardja