Panduan Keamanan Password

From OnnoWiki
Jump to navigation Jump to search

Passwords -- terutama yang tidak didukung oleh two-step verification -- adalah garis pertahanan terakhir anda terhadap mata-mata yang mengintai. Panduan ini akan membantu anda memahami bagaimana password menjadi terbuka, dan apa yang dapat anda lakukan untuk membuat mereka tetap terkunci.

Bagaimana password terekspos?

Sebelum kita masuk ke topik bagaimana membuat password yang aman, penting untuk memahami mengapa anda memerlukan kata sandi yang supersecure sejak awal. Lagi pula, anda mungkin berpikir, "Siapa yang ingin meretas akun saya?"

Ada beberapa cara untuk menjebol password akun anda.

  • Seseorang diluar sana untuk menyerang anda. Ada banyak orang yang mungkin ingin mengintip kehidupan pribadi anda. Jika orang-orang ini mengenal anda dengan baik, mereka mungkin dapat menebak password e-mail anda dan menggunakan opsi pemulihan password untuk mengakses akun anda yang lain.
  • Anda menjadi korban serangan brute force. Apakah seorang peretas mencoba mengakses sekelompok akun pengguna atau hanya milik anda, serangan brute-force adalah strategi untuk login dengan meretas password. Serangan-serangan ini bekerja dengan sistematis memeriksa semua password yang mungkin sampai akhirnya ditemukan password yang benar. Jika peretas sudah memiliki bayangan tentang pedoman yang digunakan untuk membuat password, proses ini menjadi lebih mudah dijalankan.
  • Ada pelanggaran data. Setiap beberapa bulan tampaknya perusahaan besar lainnya melaporkan peretasan yang mengakibatkan jutaan informasi akun orang dijebol. Dan dengan bug Heartbleed yang lalu, banyak situs web populer terpengaruh secara langsung.

Apa yang membuat password yang bagus?

Meskipun pelanggaran data di luar kendali anda, penting untuk tetap membuat password yang dapat menahan serangan brute-force dan musuh yang ngotot. Menghindari kedua jenis serangan tergantung pada kompleksitas password anda.

Idealnya, setiap password anda setidaknya terdiri dari 16 karakter, dan berisi kombinasi angka, simbol, huruf besar, huruf kecil, dan spasi. Password tersebut harus tidak ada pengulangan, kata-kata kamus, nama pengguna, kata ganti, ID, dan urutan nomor atau huruf yang dapat di temukan dengan mudah.

Komunitas yang memahami keamanan mengevaluasi kekuatan password dalam bentuk "bit," di mana semakin banyak bit, semakin kuat password-nya. Passwod 80-bit lebih aman daripada password 30-bit, dan memiliki kombinasi kompleks dari karakter yang disebutkan sebelumnya. Akibatnya, password 80-bit membutuhkan waktu bertahun-tahun lebih lama untuk di jebol daripada password 30-bit.

Password yang ideal, bagaimanapun, adalah sangat tidak nyaman. Bagaimana kita diharapkan untuk mengingat password 80-bit (12-karakter) yang berbeda satu sama alin dari berbagai akun Web kita? Oleh karenanya, banyak orang beralih ke pengelola password seperti LastPass, Dashlane, dan 1Password.

Membuat password yang aman

Password yang baik harus memungkinkan kita untuk membuat sebuah kata yang kompleks tapi mudah mengingatnya.

Misalnya, buat frasa seperti "Saya berdoa PERSIB bisa memenangkan World Series pada tahun 2019!" Kemudian, ambil inisial setiap kata dan semua angka dan simbol untuk membuat password anda. Jadi, kalimat itu akan menghasilkan ini: SbdPERSIBbmWSpt2019!

Pilihan selanjutnya adalah menggunakan generator password, yang berbentuk program offline dan situs Web. Banyak pengelola password seperti LastPass atau Dashlane juga mempunyai pembuat password di dalamnya.

Microsoft menawarkan pemeriksa kekuatan online, dan berjanji bahwa formulirnya benar-benar aman. Pengguna Mac dapat menggunakan Password Assistant bawaan untuk memeriksa keamanan password mereka.

Mengaktifkan two-step-verification

Setiap kali layanan seperti Facebook atau Gmail menawarkan "two-step verification," gunakan!. Saat diaktifkan, login akan mengharuskan anda memasukkan kode yang dikirim sebagai pesan SMS ke ponsel anda. Artinya, peretas yang tidak memiliki ponsel anda tidak akan bisa login, meskipun mereka tahu password anda.

Anda hanya perlu melakukan ini satu kali untuk komputer dan perangkat yang "diakui".

Memantau password yang aman

Jika anda mengikuti salah satu perintah terpenting dari password, anda tahu bahwa anda mutlak harus memiliki password unik untuk setiap layanan yang anda gunakan. Logikanya sederhana: jika anda mendaur ulang password yang sama (atau variasinya), dan peretas berhasil meretas satu akun, ia akan dapat mengakses akun anda yang lain.

Tentunya, anda tidak bisa berharap untuk menghafal lusinan password rumit sepanjang 16 karakter.

Tentunya anda perlu mengembangkan teknik untuk menyimpan lusinan password rumit tersebut, termasuk menggunakan "tip sheet" note untuk mengingatkan kita akan password yang digunakan.

Using a password manager

Password managers store all of your passwords for you and fill out your log-in forms so that you don't have to do any memorizing. If you want supersecure passwords for your online accounts (which is recommended), but you don't want to memorize them all (also recommended), this is the way to go.

There are many options available, but a few crowd favorites are LastPass, Dashlane and 1Password. All three password managers essentially work the same way. There is a desktop program (or mobile app), which you'll use to manage your passwords. Then, there's a browser extension that automatically logs you into accounts as you browse the Web.

If you haven't yet started using one, let me preemptively say: you're welcome. Password managers are huge headache-savers, and you'll wonder how you ever commanded the Web without one.

The tiny caveat is that you'll still have to memorize one thing: Your master password. This unlocks all your other passwords. Make your master password extra-secure by composing it of at least 12 characters to ensure that it's not vulnerable to any brute-force attacks.LastPass and other password managers like Dashlane and 1Password also have mobile apps, so you can easily access your passwords when you're signing into accounts on your phone or tablet.

It's worth noting, however, that just like any software, password managers are vulnerable to security breaches. In 2011, LastPass experienced a security breach, but users with strong master passwords were not affected.