Paradigma Ujian Online
Pada suatu hari, seorang guru yang sedang belajar e-Learning bertanya ke OWP. Pertanyaannya kira-kira, "Jumlah ujian di kuliah OWP berapa kali?"
Jawab-nya kira-kira sebagai berikut:
- Tugas seorang guru/dosen adalah memastikan siswa bisa menguasai ilmu dengan baik. Caranya tergantung kreatifitas guru/dosen tersebut. Parameter keberhasilan paling sederhana adalah jika nilai siswa di kelas yang kita adalah A (mungkin 90+) TANPA melakukan pengkatrolan dan manipulasi nilai sama sekali.
Masalah yang paling besar dengan kebanyakan siswa/mahasiswa di Republik Indonesia adalah, Sebagian besar 99.9% siswa/mahasiswa tidak mau membaca ulang, mengulang pelajaran, melakukan explorasi ilmu yang diberikan guru/dosen. Sebagian besar siswa/mahasiswa melakukan SKS (Sistem Kebut Semalam) untuk ujian. Sebagian lagi bahkan belajar beberapa saat sebelum ujian. Dan yang lebih parah, dimasa online learning lebih banyak siswa/mahasiswa belajar justru PADA SAAT ujian.
Masalah di sisi sistem belajar konvensional adalah,
- Ujian UTS/UAS biasanya dilakukan hanya SATU kali saja, dan nilai siswa/mahasiswa ditentukan dari ujian tersebut yang sangat terbatas.
- Ujian harus dilakukan dilakukan di ruang yang terkontrol dalam pengawasan asisten agar tidak ada yang menyontek.
Beberapa yang menarik dengan online learning adalah:
- Server e-Learning beroperasi 24 jam, nyala terus, tidak mati.
- Akses ke server e-Learning bisa dilakukan kapan saja, dimana saja, tidak dibatasi ruang dan waktu.
- Server e-Learning bisa menyimpan bank soal dalam jumlah ribuan soal, dan bisa dikeluarkan secara random. Setiap peserta ujian dapat memperoleh soal yang berbeda walaupun duduk bersebelahan.
- Server e-Learning bisa mengatur pengambilan nilai ujian, dari satu kali ujian saja, dari banyak ujian, dari nilai rata2 ujian, dari nilai tertinggi dari banyak ujian, dari nilai ujian pertama, dari nilai ujian terakhir dll.
Konsekuensinya:
- Sangat mungkin membuka semua Quiz, UTS, UAS, dll dari awal semester sampai akhir semester sepanjang waktu tanpa batas waktu.
- Sangat mungkin membuka ujian agar dikerjakan berkali2. Bahkan, ujian dapat dilakukan berkali2 UNLIMITED. Pengalaman OWP, siswa/mahasiswa akan bersemangat untuk mengerjakan ujian berkali2 jika diambil nilai tertinggi. Rata2 mahasiswa OWP akan mengerjakan UAS sebanyak 10-15 kali, dan memperoleh nilai sekitar 85-90 (A). Setiap minggu biasanya OWP akan menegur mahasiswa yang nilai-nya masih rendah agar mengerjakan ujian lagi. Sehingga nilai siswa saat dimasukan ke BAAK biasanya sebagian besar A - dengan nilai A yang bisa di pertanggung jawabkan oleh dosen.
- Dengan ujian berkali2, memaksa siswa untuk belajar berkali2, akhirnya nilai jadi A. REMEDIAL menjadi hilang dengan sendirinya.
e-Learning sangat membantu tidak hanya bagi mereka yang pandai, tapi juga membantu mereka yang GIGIH untuk bisa memperoleh nilai maksimal.
Rata2 utk bisa lulus kuliah OWP, mahasiswa akan mengerjakan UTS/UAS sekitar 10-15 kali. Jadi kalau 100 soal ujian, OWP biasanya akan menyiapkan bank soal 2000-an soal. Biasanya waktu ujian terbatas jadi lebih sulit untuk menyontek karena memang waktunya terbatas. OWP biasanya memberikan waktu cukup sempit sekitar 2 jam / 100 soal.