Radiasi Daya Pancar
Revision as of 09:12, 28 January 2010 by Onnowpurbo (talk | contribs)
Pemerintah maupun konsensus komunitas kemungkinan besar akan menentukan batasan-batasan maksimum dari daya yang boleh di pancarkan dari antenna. Daya yang dipancarkan dari antenna dapat di ukur dengan dua (2) cara yaitu:
Effective Isotropic Radiated Power (EIRP) dalam dBm = daya di input antenna [dBm] + penguatan antenna [dBi]
Effective Radiated Power (ERP) dalam dBm = daya di input antenna [dBm] + penguatan antenna [dBd]
Effective Isotropic Radiated Power (EIRP) biasanya kita gunakan. Kita biasanya membatasi EIRP sekitar 36dBm. Di Indonesia, kita mengadopsi batasan EIRP yang berbeda bagi sambungan Point-to-Point (P2P) dan sambungan Point-to-Multi-Point (P2MP), menjadi 36 dBm dan 30 dBm.
Batas Legal
Batas EIRP yang legal pada frekeunsi 2.4GHz di Indonesia adalah 36dBm atau menggunakan daya pancar maksimum 100mW (20dBm).
Contoh perhitungan daya Effective Isotropic Radiated Power (EIRP)
TX Power | Power Gain / Loss | Power | Antenna gain | EIRP | Legal? | (Yes / No) |
---|---|---|---|---|---|---|
1 Watt | (+30 dBm) | -1 dB loss via 1 m coax | + 29 dBm | +6 dBi | +35 dBm | Yes |
100 mW | (+20 dBm) | +14 dB Amplifier | +34 dBm | +8 dBi | +42 dBm | No |
25 mW | (+14 dBm) | +14 dB Amplifier | +28 dBm | +8 dBi | +36 dBm | Yes |