Difference between revisions of "Tip melindungi diri sendiri di Media Sosial"

From OnnoWiki
Jump to navigation Jump to search
Line 9: Line 9:
 
Dia menawarkan delapan tip untuk berbagi lebih sedikit dan tetap aman di jejaring sosial.
 
Dia menawarkan delapan tip untuk berbagi lebih sedikit dan tetap aman di jejaring sosial.
  
* Buat password yang unik. Pilih password yang sulit ditebak dan berbeda untuk setiap akun jejaring sosial anda. Password anda harus terdiri dari delapan karakter dan kombinasi antara huruf besar dan huruf kecil, angka dan simbol. Password yang kurang unik mengakibatkan, anda harus semakin sering mengubahnya (setidaknya setiap beberapa bulan) ..
+
* Buat password yang unik. Pilih password yang sulit ditebak dan berbeda untuk setiap akun jejaring sosial anda. Password anda harus terdiri dari delapan karakter dan kombinasi antara huruf besar dan huruf kecil, angka dan simbol. Password yang kurang unik mengakibatkan, anda harus semakin sering mengubahnya (setidaknya setiap beberapa bulan). Anda dapat menguji seberapa lemah atau kuat password anda di Microsoft's Password Checker dan pelajari lima cara cerdas untuk memilih dan mengelola password.
  
“If you don't want to worry about changing them as often, use sentences, phrases or any characters such as a dollar sign ($) or exclamation mark (!), or replace an "O" with a "zero" (0) in your passwords," recommends Miliefsky. “This will go a long way in preventing attacks against your password.” You can test how weak or strong your password is at Microsoft’s Password Checker and learn five smart ways to choose and manage online passwords here.
+
* Petunjuk dalam pengaturan privasi anda. Anda harus mengelola dan memeriksa secara teratur pengaturan privasi anda, dan pastikan bahwa anda hanya membagikan informasi pribadi kepada teman dan keluarga.
  
2. Clue in to your privacy settings. “You should manage and regularly check your privacy settings, and make sure that you’re only sharing private information with friends and family,” says Miliefsky.
+
* Jangan pernah membiarkan login otomatis. Pastikan aplikasi Anda tidak diatur untuk secara otomatis masuk dan anda tidak men-set browser komputer anda  untuk "remember" login dan password anda. Dengan cara itu jika seseorang mendapat akses ke perangkat anda, mereka tidak dapat mengakses situs sosial anda secara otomatis. Jangan pernah menyimpan password pada smartphone anda, sata smartphone dapat dengan mudah diretas melalui akun e-mail anda, data bersama melalui aplikasi anda dan juga akun iCloud anda. Yang paling berbahaya adalah aplikasi senter karena pengembang aplikasi dapat menggunakannya untuk mengambil informasi pribadi dari ponsel cerdas, seperti kontak, pesan pribadi, kamera video ponsel dan GPS.
  
3. Never allow automatic logins. Make sure that your apps aren’t set to automatically log you in and that you don’t have your computer’s browser “remember” your login and password. That way if someone gets access to your devices, they can’t automatically access your social sites. “And never store passwords on your smartphone,” says Miliefsky. “Smartphone data can be easily be hacked into via your e-mail account, shared data through your apps as well as your iCloud account. The most dangerous is the flashlight app because app developers can use it to take personal information from smartphones, like contacts, personal messages, a phone’s video camera and GPS.
+
* Nonaktifkan akun lama. Bantulah diri anda sendiri dan tutup akun media sosial yang tidak anda gunakan lagi. Jangan mengambil risiko meninggalkan data pribadi di situs yang belum pernah anda gunakan bertahun-tahun. Situs tersebut diindeks oleh Google, yang membuat mereka muncul dalam pencarian online. Jadi, buanglah akun Friendster atau profil kencan online dan hapus sebanyak mungkin informasi pribadi dari berbagai situs tersebut.
  
4. Disable old accounts. Do yourself a favor and close any social media accounts that you don’t use anymore. “Don’t risk leaving personal data on a site that you haven’t used in years,” says Miliefsky. These sites get indexed by Google, which makes them come up in online searches. “So get rid of that Friendster account or online dating profile and delete as much personal information from them as possible,” adds Miliefsky.
+
* Matikan geotagging. Layanan berbasis lokasi dapat menjadi salah satu fitur paling berbahaya yang disediakan oleh situs jejaring sosial karena mereka mengungkapkan keberadaan anda dan siapa anda (jika anda menandai mereka). Kebanyakan orang tidak menyadari Twitter dan Instagram keduanya menggunakan geotagging (yang menyimpan garis lintang dan garis bujur Tweet atau gambar anda) untuk semua yang anda kirim. Gambar yang anda pakai di iPhone biasanya menyimpan informasi geotagging juga. Meskipun menyenangkan berbagi lokasi dengan teman dan keluarga, ini membuat anda lebih rentan terhadap predator karena dapat menentukan dengan lebih baik apakah anda sendirian atau rumah anda kosong. Lindungi smartphone dan tablet anda dengan mematikan layanan berbasis lokasi, seperti Bluetooth dan GPS, kecuali bila anda memerlukannya. Dengan begitu, jika anda berada di restoran atau toko, tidak ada yang bisa melacak di mana anda berada dan ke mana anda pergi dengan GPS anda. Juga lebih aman untuk menggunakan koneksi 3G atau 4G daripada WiFi publik untuk menjaga agar jaringan tetap aman
 
 
5. Turn off geotagging. Location-based services can be one of the most dangerous features provided by social networking sites since they reveal where you are and who you’re with (if you tag them). Most people don't realize Twitter and Instagram both use geotagging (which stores the latitude and longitude of your Tweet or image) for everything you send out. Pictures you take on an iPhone usually store geotagging information as well.
 
 
 
While it can be fun to share your location with friends and family, it makes you more susceptible to predators since they can better determine whether you're alone or your house is empty. “Protect your smartphones and tablets by turning off location-based services, like Bluetooth and GPS, except when you need them,” advises Miliefsky. “That way, if you’re at a local restaurant or store, no one can track where you were and where you’re going on your GPS.” It’s also safer to use a 3G or 4G connection instead of public WiFi to keep your network secure.
 
  
 
6. Remove third-party Facebook plugins. Do you ever wonder how Facebook knows that you were just looking at coffee tables on Overstock.com or a pair of boots on Zappos? Third-party plugins are mini applications designed to monitor your behavior and attempt to grab information about your habits. Some websites you visit will require you to log in using Facebook, then ask you to “trust them” to connect to your Facebook account. “This is very risky,” says Miliefsky. “Read their privacy policy and make sure they are a legitimate business before doing this.”
 
6. Remove third-party Facebook plugins. Do you ever wonder how Facebook knows that you were just looking at coffee tables on Overstock.com or a pair of boots on Zappos? Third-party plugins are mini applications designed to monitor your behavior and attempt to grab information about your habits. Some websites you visit will require you to log in using Facebook, then ask you to “trust them” to connect to your Facebook account. “This is very risky,” says Miliefsky. “Read their privacy policy and make sure they are a legitimate business before doing this.”

Revision as of 09:24, 15 March 2018

Menggunakan situs seperti Facebook, Google+ dan LinkedIn membantu orang tetap terhubung. Tapi 81 persen dari kita tidak merasa bahwa informasi pribadi kita akan aman di situs jejaring sosial, menurut sebuah penelitian baru-baru ini oleh Pew Research Center.

Kami mungkin benar merasa seperti ini: Hanya membutuhkan beberapa lembar info pribadi, termasuk nama, ulang tahun dan kota anda, bagi seseorang untuk mencuri identitas anda. Lebih dari 12 juta orang di Amerika Serikat menjadi korban penipuan identitas di tahun 2012.

Salah satu hal terpenting yang dapat anda lakukan untuk melindungi diri anda adalah dengan tidak membagikan informasi secara berlebihan, kata pakar keamanan cyber. Saat membuat profil publik, anda tidak perlu memasukkan semua informasi yang diminta oleh sebuah situs. Sertakan hanya nama dan alamat e-mail anda.

Bahkan berbagi rincian yang tampaknya tidak berbahaya, seperti tim olahraga favorit anda, dapat memberi tip kepada seorang hacker untuk mendapatkan kemungkinan password anda, kata pakar keamanan cyber Gary S. Miliefsky, pendiri dan CEO perusahaan perangkat lunak counter surveillance SnoopWall.

Dia menawarkan delapan tip untuk berbagi lebih sedikit dan tetap aman di jejaring sosial.

  • Buat password yang unik. Pilih password yang sulit ditebak dan berbeda untuk setiap akun jejaring sosial anda. Password anda harus terdiri dari delapan karakter dan kombinasi antara huruf besar dan huruf kecil, angka dan simbol. Password yang kurang unik mengakibatkan, anda harus semakin sering mengubahnya (setidaknya setiap beberapa bulan). Anda dapat menguji seberapa lemah atau kuat password anda di Microsoft's Password Checker dan pelajari lima cara cerdas untuk memilih dan mengelola password.
  • Petunjuk dalam pengaturan privasi anda. Anda harus mengelola dan memeriksa secara teratur pengaturan privasi anda, dan pastikan bahwa anda hanya membagikan informasi pribadi kepada teman dan keluarga.
  • Jangan pernah membiarkan login otomatis. Pastikan aplikasi Anda tidak diatur untuk secara otomatis masuk dan anda tidak men-set browser komputer anda untuk "remember" login dan password anda. Dengan cara itu jika seseorang mendapat akses ke perangkat anda, mereka tidak dapat mengakses situs sosial anda secara otomatis. Jangan pernah menyimpan password pada smartphone anda, sata smartphone dapat dengan mudah diretas melalui akun e-mail anda, data bersama melalui aplikasi anda dan juga akun iCloud anda. Yang paling berbahaya adalah aplikasi senter karena pengembang aplikasi dapat menggunakannya untuk mengambil informasi pribadi dari ponsel cerdas, seperti kontak, pesan pribadi, kamera video ponsel dan GPS.
  • Nonaktifkan akun lama. Bantulah diri anda sendiri dan tutup akun media sosial yang tidak anda gunakan lagi. Jangan mengambil risiko meninggalkan data pribadi di situs yang belum pernah anda gunakan bertahun-tahun. Situs tersebut diindeks oleh Google, yang membuat mereka muncul dalam pencarian online. Jadi, buanglah akun Friendster atau profil kencan online dan hapus sebanyak mungkin informasi pribadi dari berbagai situs tersebut.
  • Matikan geotagging. Layanan berbasis lokasi dapat menjadi salah satu fitur paling berbahaya yang disediakan oleh situs jejaring sosial karena mereka mengungkapkan keberadaan anda dan siapa anda (jika anda menandai mereka). Kebanyakan orang tidak menyadari Twitter dan Instagram keduanya menggunakan geotagging (yang menyimpan garis lintang dan garis bujur Tweet atau gambar anda) untuk semua yang anda kirim. Gambar yang anda pakai di iPhone biasanya menyimpan informasi geotagging juga. Meskipun menyenangkan berbagi lokasi dengan teman dan keluarga, ini membuat anda lebih rentan terhadap predator karena dapat menentukan dengan lebih baik apakah anda sendirian atau rumah anda kosong. Lindungi smartphone dan tablet anda dengan mematikan layanan berbasis lokasi, seperti Bluetooth dan GPS, kecuali bila anda memerlukannya. Dengan begitu, jika anda berada di restoran atau toko, tidak ada yang bisa melacak di mana anda berada dan ke mana anda pergi dengan GPS anda. Juga lebih aman untuk menggunakan koneksi 3G atau 4G daripada WiFi publik untuk menjaga agar jaringan tetap aman

6. Remove third-party Facebook plugins. Do you ever wonder how Facebook knows that you were just looking at coffee tables on Overstock.com or a pair of boots on Zappos? Third-party plugins are mini applications designed to monitor your behavior and attempt to grab information about your habits. Some websites you visit will require you to log in using Facebook, then ask you to “trust them” to connect to your Facebook account. “This is very risky,” says Miliefsky. “Read their privacy policy and make sure they are a legitimate business before doing this.”

7. Be selective when accepting friends, posting and clicking. Social networking sites make it easy to create fake profiles and pretend to be someone else, so make sure you only accept friends who you know in the "real world." If you’re trying to create a public persona as a blogger or expert, create an open profile or a “fan” page that encourages broad participation and limits personal information. Use your personal profile to keep in touch with your real friends.

If you ever happen to see a strange message from a friend or relative asking you to click on a link in a social media post, or requesting financial information from you, consider it a red flag. “Hackers prey on social networks because you’re more likely to click on something from your friends," warns Miliefsky. "If it looks suspicious, even if you know the source, don’t click on it.”

8. Think twice before you post. Carefully consider the content you post on any social networking site. You may not want your co-workers to see bathing suit photos from your last vacation or discover your strong political views while scrolling through their news feed. Make sure you know how to use the privacy tools to manage the information your share with different groups, says Miliefsky.

"You don't want the wrong person to get a hold of your private photos and use the images any way they want to," he adds. "We also learned from the Sony Pictures breach how damaging comments that someone thought were ‘private’ suddenly became when made public. So use your best discretion when posting your opinions online."