Difference between revisions of "Routing Dinamis"
Onnowpurbo (talk | contribs) |
Onnowpurbo (talk | contribs) |
||
Line 11: | Line 11: | ||
Sistem yang tidak mengimplementasikan routing adaptive biasanya akan menggunakan [[routing statik]], dimana route jaringan di definisikan dengan jalur yang tetap / fix. Akibatnya, perubahan karena ada node yang hilang, atau lepasnya sambungan antar node, tidak bisa di atasi. | Sistem yang tidak mengimplementasikan routing adaptive biasanya akan menggunakan [[routing statik]], dimana route jaringan di definisikan dengan jalur yang tetap / fix. Akibatnya, perubahan karena ada node yang hilang, atau lepasnya sambungan antar node, tidak bisa di atasi. | ||
+ | Hal ini berarti bahwa segala traffic yang ingin di lakukan ke jalur yang bermasalah harus menunggu sampai | ||
This means that anything that wishes to take an affected path will either have to wait for the failure to be repaired before restarting its journey, or will have to fail to reach its destination and give up the journey. | This means that anything that wishes to take an affected path will either have to wait for the failure to be repaired before restarting its journey, or will have to fail to reach its destination and give up the journey. |
Revision as of 14:52, 30 October 2013
Dynamic Routing / Routing Dinamis menjelaskan tentang kemampuan sistem, dimana route di tentukan oleh route tujuan, jalur dapat berubah tergantung pada kondisi yang ada. Adaptasi ini dimaksudkan agar memungkinkan sebanyak mungkin route yang ada agar tetap valid (artinya, jaringan tujuan tetap dapat di tuju) sesuai dengan perubahan yang ada.
Kita biasanya menggunakan sistem transportasi untuk memperlihatkan routing dinamis. Contoh, jika sebuah stasiun kereta api di tutup, maka penumpang dapat pindah di stasiun yang lain dan mengunakan metoda transport yang lain, seperti bus, untuk mencapai tujuan.
Ada beberapa protokol yang banyak digunakan pada teknik jaringan untuk mengatasi kerusakan jaringan, putus sambungan. Beberapa diantaranya adalah:
Sistem yang tidak mengimplementasikan routing adaptive biasanya akan menggunakan routing statik, dimana route jaringan di definisikan dengan jalur yang tetap / fix. Akibatnya, perubahan karena ada node yang hilang, atau lepasnya sambungan antar node, tidak bisa di atasi. Hal ini berarti bahwa segala traffic yang ingin di lakukan ke jalur yang bermasalah harus menunggu sampai
This means that anything that wishes to take an affected path will either have to wait for the failure to be repaired before restarting its journey, or will have to fail to reach its destination and give up the journey.
Protokol yang digunakan pada router dengan routing dinamis akan memberitahukan NETWORK Address dan NETMASK dari jaringan yang tersambung padanya atau yang dapat dihubungi melalui router tersebut.