Difference between revisions of "Moodle: Paradigma Ujian Online"
Onnowpurbo (talk | contribs) (Created page with "Berikut jawaban saya ketika salah satu guru yang sedang belajar pakai e-learning bertanya ke saya ttg jumlah ujian berapa kali? Di online sebetulnya yang penting anak2 bisa...") |
Onnowpurbo (talk | contribs) |
||
Line 1: | Line 1: | ||
− | + | Pada suatu hari, seorang guru yang sedang belajar e-Learning bertanya ke OWP. Pertanyaannya kira-kira, "Jumlah ujian di kuliah OWP berapa kali?" | |
+ | |||
+ | Jawab-nya kira-kira sebagai berikut: | ||
+ | |||
+ | Tugas seorang guru/dosen adalah memastikan siswa bisa menguasai ilmu dengan baik. Caranya tergantung kreatifitas guru/dosen tersebut. Parameter keberhasilan paling sederhana adalah jika nilai siswa di kelas yang kita adalah A (mungkin 90+) _TANPA_ melakukan pengatrokan dan manipulasi nilai sama sekali. | ||
+ | |||
+ | Masalah yang paling besar dengan kebanyakan siswa/mahasiswa di Republik Indonesia adalah, | ||
+ | * Sebagian besar 99.9% siswa/mahasiswa tidak mau membaca ulang, mengulang pelajaran, melakukan explorasi ilmu yang diberikan guru/dosen. | ||
+ | * Sebagian besar siswa/mahasiswa melakukan SKS (Sistem Kebut Semalam) untuk ujian. Sebagian lagi bahkan belajar beberapa saat sebelum ujian. Dan yang lebih parah, dimasa online learning lebih banyak siswa/mahasiswa belajar justru PADA SAAT ujian. | ||
+ | |||
+ | Masalah di sisi sistem belajar konvensional adalah, | ||
+ | * Ujian UTS/UAS biasanya dilakukan hanya SATU kali saja, dan nilai siswa/mahasiswa di tentukan dari ujian tersebut yang sangat terbatas. | ||
+ | * Ujian harus dilakukan dilakukan di ruang yang terkontrol dalam pengawasan asisten agar tidak ada yang menyontek. | ||
+ | |||
+ | |||
+ | Beberapa yang menarik dengan online learning adalah: | ||
+ | * Server e-Learning beroperasi 24 jam, nyala terus, tidak mati. | ||
+ | * Akses ke server e-Learning bisa dilakukan kapan saja, dimana saja, tidak dibatasi ruang dan waktu. | ||
+ | * Server e-Learning bisa menyimpan bank soal dalam jumlah ribuan soal, dan bisa dikeluarkan secara random. Setiap peserta ujian dapat memperoleh soal yang berbeda walaupun duduk bersebelahan. | ||
+ | * Server e-Learning bisa mengatur pengambilan nilai ujian, dari satu kali ujian saja, dari banyak ujian, dari nilai rata2 ujian, dari nilai tertinggi, dari nilai ujian pertama, dari nilai ujian terakhir dll. | ||
+ | |||
+ | Konsekuensinya: | ||
+ | * Sangat mungkin membuka semua Quiz, UTS, UAS, dll dari awal semester sampai akhir semester sepanjang waktu tanpa batas waktu. | ||
+ | * Sangat mungkin membuka ujian agar dikerjakan berkali2. Pengalaman OWP, siswa/mahasiswa akan bersemangat untuk mengerjakan ujian berkali2 jika di ambil nilai tertinggi. | ||
+ | * e-Learning sangat membantu tidak hanya bagi mereka yang pandai, tapi juga membantu mereka yang GIGIH untuk bisa memperoleh nilai maksimal. | ||
Di online sebetulnya yang penting anak2 bisa dapat A semua. Tidak seperti offline, yang ujian cuma 1 atau 2 kali. Bedanya di online ada anak yang dapat A cuma 2x ujian, tapi ada anak yang dapat A harus 15x ujian. Tapi semua dapat A, hal ini yang kebanyakan guru / dosen FKIP dll gak sadar / gak tahu paradigma online beda dengan offline. | Di online sebetulnya yang penting anak2 bisa dapat A semua. Tidak seperti offline, yang ujian cuma 1 atau 2 kali. Bedanya di online ada anak yang dapat A cuma 2x ujian, tapi ada anak yang dapat A harus 15x ujian. Tapi semua dapat A, hal ini yang kebanyakan guru / dosen FKIP dll gak sadar / gak tahu paradigma online beda dengan offline. |
Revision as of 07:57, 17 September 2021
Pada suatu hari, seorang guru yang sedang belajar e-Learning bertanya ke OWP. Pertanyaannya kira-kira, "Jumlah ujian di kuliah OWP berapa kali?"
Jawab-nya kira-kira sebagai berikut:
Tugas seorang guru/dosen adalah memastikan siswa bisa menguasai ilmu dengan baik. Caranya tergantung kreatifitas guru/dosen tersebut. Parameter keberhasilan paling sederhana adalah jika nilai siswa di kelas yang kita adalah A (mungkin 90+) _TANPA_ melakukan pengatrokan dan manipulasi nilai sama sekali.
Masalah yang paling besar dengan kebanyakan siswa/mahasiswa di Republik Indonesia adalah,
- Sebagian besar 99.9% siswa/mahasiswa tidak mau membaca ulang, mengulang pelajaran, melakukan explorasi ilmu yang diberikan guru/dosen.
- Sebagian besar siswa/mahasiswa melakukan SKS (Sistem Kebut Semalam) untuk ujian. Sebagian lagi bahkan belajar beberapa saat sebelum ujian. Dan yang lebih parah, dimasa online learning lebih banyak siswa/mahasiswa belajar justru PADA SAAT ujian.
Masalah di sisi sistem belajar konvensional adalah,
- Ujian UTS/UAS biasanya dilakukan hanya SATU kali saja, dan nilai siswa/mahasiswa di tentukan dari ujian tersebut yang sangat terbatas.
- Ujian harus dilakukan dilakukan di ruang yang terkontrol dalam pengawasan asisten agar tidak ada yang menyontek.
Beberapa yang menarik dengan online learning adalah:
- Server e-Learning beroperasi 24 jam, nyala terus, tidak mati.
- Akses ke server e-Learning bisa dilakukan kapan saja, dimana saja, tidak dibatasi ruang dan waktu.
- Server e-Learning bisa menyimpan bank soal dalam jumlah ribuan soal, dan bisa dikeluarkan secara random. Setiap peserta ujian dapat memperoleh soal yang berbeda walaupun duduk bersebelahan.
- Server e-Learning bisa mengatur pengambilan nilai ujian, dari satu kali ujian saja, dari banyak ujian, dari nilai rata2 ujian, dari nilai tertinggi, dari nilai ujian pertama, dari nilai ujian terakhir dll.
Konsekuensinya:
- Sangat mungkin membuka semua Quiz, UTS, UAS, dll dari awal semester sampai akhir semester sepanjang waktu tanpa batas waktu.
- Sangat mungkin membuka ujian agar dikerjakan berkali2. Pengalaman OWP, siswa/mahasiswa akan bersemangat untuk mengerjakan ujian berkali2 jika di ambil nilai tertinggi.
- e-Learning sangat membantu tidak hanya bagi mereka yang pandai, tapi juga membantu mereka yang GIGIH untuk bisa memperoleh nilai maksimal.
Di online sebetulnya yang penting anak2 bisa dapat A semua. Tidak seperti offline, yang ujian cuma 1 atau 2 kali. Bedanya di online ada anak yang dapat A cuma 2x ujian, tapi ada anak yang dapat A harus 15x ujian. Tapi semua dapat A, hal ini yang kebanyakan guru / dosen FKIP dll gak sadar / gak tahu paradigma online beda dengan offline.
Saya biasanya kasi unlimited dan nilai yang di ambil nilai terbaik. Akibatnya nilai saya biasanya A semua, dan bisa di pertanggung jawabkan.
Rata2 utk bisa lulus kuliah saya harus mengerjakan sekitar 10-15kali. Jadi kalau 100 soal ujian, saya biasanya punya bank soal 2000-an soal. Biasanya saya kasi keterbatasan di waktu jadi susah buat nyontek karena memang waktunya terbatas
saya biasanya kasi waktu sekitar 2 jam / 100 soal.