Difference between revisions of "Cyber Bullying: Taktik"

From OnnoWiki
Jump to navigation Jump to search
 
Line 48: Line 48:
 
===Di Bully karena Cemburu===
 
===Di Bully karena Cemburu===
  
Seorang gadis remaja dilecehkan oleh gadis-gadis lain di kelasnya karena berkencan dengan cowok yang sangat populer. Gadis-gadis itu mengirim pesan penuh kebencian melalui SMS dan media sosial, dan menulis pesan penghinaan di meja / kursi sekolahnya.
+
Seorang gadis remaja dilecehkan oleh gadis-gadis lain di kelasnya karena berkencan dengan cowok yang paling populer di sekolah. Gadis-gadis itu mengirim pesan penuh kebencian melalui SMS dan media sosial, dan menulis pesan penghinaan di meja / kursi sekolahnya.
  
 
===Doxing pada Online Game===
 
===Doxing pada Online Game===
  
 
Seorang remaja laki-laki mengirim komentar di forum game publik, mengungkapkan ketidaksukaannya terhadap fitur permainan dan taktik tertentu. Pengguna lain tidak setuju dengan dia di forum tersebut, lalu mencari informasi anak laki-laki itu secara online dan memposting alamat, alamat email, dan tautan media sosialnya di komentar lain. Anak laki-laki itu kemudian menerima banyak email dan pesan dari orang asing yang mengancam akan datang ke rumahnya dan menyerangnya, dan menghalanginya dari permainan.
 
Seorang remaja laki-laki mengirim komentar di forum game publik, mengungkapkan ketidaksukaannya terhadap fitur permainan dan taktik tertentu. Pengguna lain tidak setuju dengan dia di forum tersebut, lalu mencari informasi anak laki-laki itu secara online dan memposting alamat, alamat email, dan tautan media sosialnya di komentar lain. Anak laki-laki itu kemudian menerima banyak email dan pesan dari orang asing yang mengancam akan datang ke rumahnya dan menyerangnya, dan menghalanginya dari permainan.

Latest revision as of 06:40, 9 April 2018

Penting untuk dipahami bagaimana anak-anak menjadi korban cyberbullying sehingga mudah dikenali dan tindakan bisa dilakukan. Beberapa taktik cyberbullying yang paling umum / sering dilakukan antara lain meliputi:

  • Menulis komentar atau bercerita tentang seseorang secara online yang kasar, menyakitkan, atau memalukan.
  • Mengancam menyakiti seseorang atau menyuruh mereka bunuh diri.
  • Posting gambar atau video yang tidak baik / senonoh atau menyakitkan.
  • Berpura-pura menjadi orang lain di online untuk meminta atau mengirim informasi pribadi atau informasi yang salah tentang orang lain.
  • Posting nama, komentar, atau konten yang jahat / kasar atau penuh kebencian, tentang ras, agama, etnisitas, atau karakter pribadi secara online.
  • Membuat halaman web yang jahat / kasar atau menyakitkan tentang seseorang.
  • Doxing, singkatan dari form dokumen word, adalah bentuk pelecehan online yang digunakan untuk membalas dendam dan untuk mengancam dan menghancurkan privasi individu dengan membuat informasi pribadi mereka dipublikasikan, termasuk alamat, jaminan sosial, kartu kredit dan nomor telepon, tautan ke akun media sosial, dan data pribadi lainnya.

Contoh Taktik Viral

Karena cyberbullying dapat terjadi dengan cara yang berbeda, contoh berdasarkan pengalaman nyata dapat memberikan pemahaman lebih dalam tentang taktik yang biasanya digunakan. Seiring dengan faktor risiko lainnya, intimidasi dapat meningkatkan risiko perilaku terkait bunuh diri. Selanjutnya, cyberbullying bisa tanpa henti, meningkatkan kemungkinan kecemasan dan depresi. Beberapa negara memutuskan untuk mengadili orang muda yang melakukan pelecehan kriminal, termasuk mendorong seseorang untuk mati karena bunuh diri. Beberapa bentuk cyberbullying adalah bentuk pelecehan yang melampaui batas aktivitas kriminal, dan beberapa kejadian yang terjadi dalam hubungan pacaran akhirnya bisa berubah menjadi kekerasan interpersonal.

Cerita di bawah ini adalah contoh taktik cyberbullying yang berbeda yang bisa terjadi. Kenyataannya, dengan intervensi yang tepat, cyberbullying dapat ditangani secara positif untuk mengurangi kerugian dan dampak negatif yang dapat dihasilkan. Bila tidak diatasi, cyberbullying bisa memiliki efek kesehatan mental jangka panjang. Cyberbullying dan intimidasi dapat berdampak negatif terhadap kehidupan semua orang yang terlibat.


Sharing Foto Tanpa Busana

Seorang gadis remaja mengirim foto tanpa busana dirinya ke pacarnya saat mereka berkencan. Setelah mereka putus, pacarnya berbagi foto itu dengan anak-anak lain, yang kemudian memanggilnya nama yang menyakitkan dan menghina melalui SMS dan media sosial.

Pemerasan Video Tanpa Busana

Seorang anak laki-laki, melakukan online dating menggunakan webcam. Di hadapan webcam anak laki-laki tersebut mulai beradegan tanpa busana. Tanpa di sadari lawan main webcam me-rekam adegan tersebut. Rekaman tersebut di kemudian hari digunakan untuk memeras anak laki-laki tersebut untuk membayarkan sejumlah uang jika tidak akan di sebarkan ke keluarga dan teman-teman-nya.

Kebohongan dan tuduhan palsu

Sekelompok siswa mendapat masalah di sekolah karena mabuk, dan menuduh seorang gadis yang tidak tahu apa-apa bahwa dia melaporkannya ke kepala sekolah. Mereka mulai mengirim SMS / chatting ke sang gadis siang dan malam, dan mengirimkan pesan-pesan kebencian dan penghinaan pada media sosial. Siswa lain melihat pesan mereka dan ikut melecehkan gadis itu. Gadis diintimidasi terus-menerus melalui SMS, dan secara langsung di sekolah. Gadis akhirnya menutup akun media sosialnya dan mengganti nomor teleponnya. Meski begitu, intimidasi di sekolah terus berlanjut.

Di bully karena miskin

Murid-murid menuliskan komentar negatif dan jahat / kasar pada akun media sosial teman sekelas lainnya, mengomentari pakaian dan sepatu-nya, yang tidak bermerek / kw dan tidak seperti yang kebanyakan dipakai anak-anak lain. Mereka mengejeknya, memanggilnya "kere" dan melanjutkan intimidasi di sekolah. Anak laki-laki itu akhirnya tidak masuk sekolah untuk menghindari pelecehan dan rasa malu.

Profil identitas yang salah

Teman sekelas seorang gadis menciptakan akun media sosial palsu dengan nama anak laki-laki, dan memulai hubungan online dengannya. Meskipun dia tidak langsung bertemu dengannya, gadis itu membocorkan informasi pribadi tentang dirinya dan keluarganya kepada "anak laki-laki" ini. Teman sekelas yang menciptakan akun palsu tersebut kemudian membagikan informasi pribadi tersebut dengan anak-anak lain, yang menggunakannya untuk mem-bully, membuat malu, dan melecehkan sang gadis itu.

Seorang mahasiswi mempunyai banyak teman di media sosial yang tidak dia kenali. Salah satu dari mereka mengcopy berbagai informasi yang ada di media sosial si mahasiswi tersebut. Informasi yang di ambil upload oleh teman tersebut ke web / blog dengan nama si mahasiswi termasuk nomor telepon si mahasiswi. Kemudian di tambahkan informasi tidak baik / jahat, misalnya "Tarif per jam". Si mahasiswi tidak bisa mematikan blog tersebut, dan banyak orang menelepon menanyakan apakah malam nanti ada waktu?

Mendorong untuk membahayakan diri sendiri bahkan bunuh diri

Seorang anak laki-laki dengan cacat fisik dan bekas luka di wajahnya dilecehkan di media sosial dan melalui SMS oleh siswa lain. Mereka memanggilnya nama yang menghina, mengatakan kepadanya bahwa dia akan lebih baik mati. Mereka menulis "mengapa kamu tidak mati?" tempat duduknya dan mendorongnya untuk mengambil nyawanya sendiri.

Di Bully karena Gay

Seorang remaja laki-laki yang secara terbuka mengakui bahwa dia gay mulai menerima ancaman pembunuhan melalui telepon, SMS, dan media sosial karena menjadi gay. Para siswa menciptakan kelompok media sosial anti-gay dan mengganggunya, memposting pesan penuh kebencian tentang dia.

Di Bully karena Cemburu

Seorang gadis remaja dilecehkan oleh gadis-gadis lain di kelasnya karena berkencan dengan cowok yang paling populer di sekolah. Gadis-gadis itu mengirim pesan penuh kebencian melalui SMS dan media sosial, dan menulis pesan penghinaan di meja / kursi sekolahnya.

Doxing pada Online Game

Seorang remaja laki-laki mengirim komentar di forum game publik, mengungkapkan ketidaksukaannya terhadap fitur permainan dan taktik tertentu. Pengguna lain tidak setuju dengan dia di forum tersebut, lalu mencari informasi anak laki-laki itu secara online dan memposting alamat, alamat email, dan tautan media sosialnya di komentar lain. Anak laki-laki itu kemudian menerima banyak email dan pesan dari orang asing yang mengancam akan datang ke rumahnya dan menyerangnya, dan menghalanginya dari permainan.