Difference between revisions of "IPv6: Routing Overview"

From OnnoWiki
Jump to navigation Jump to search
 
(8 intermediate revisions by the same user not shown)
Line 1: Line 1:
 
Sumber: https://www.tutorialspoint.com/ipv6/ipv6_subnetting.htm
 
Sumber: https://www.tutorialspoint.com/ipv6/ipv6_subnetting.htm
  
In IPv4, addresses were created in classes. Classful IPv4 addresses clearly define the bits used for network prefixes and the bits used for hosts on that network. To subnet in IPv4, we play with the default classful netmask which allows us to borrow host bits to be used as subnet bits. This results in multiple subnets but less hosts per subnet. That is, when we borrow host bits to create a subnet, it costs us in lesser bit to be used for host addresses.
+
Di IPv4, alamat dibuat di kelas-kelas. Alamat IPv4 yang berkelas dengan jelas menentukan bit yang digunakan untuk awalan jaringan dan bit yang digunakan untuk host di jaringan itu. Untuk subnet di IPv4, kita bermain dengan netmask classful default yang memungkinkan kita meminjam bit host untuk digunakan sebagai bit subnet. Ini menghasilkan banyak subnet tetapi lebih sedikit host per subnet. Yaitu, ketika kita meminjam bit host untuk membuat subnet, kita harus berkorban dengan lebih sedikit untuk digunakan sebagai alamat host.
  
IPv6 addresses use 128 bits to represent an address which includes bits to be used for subnetting. The second half of the address (least significant 64 bits) is always used for hosts only. Therefore, there is no compromise if we subnet the network.
+
Alamat IPv6 menggunakan 128 bit untuk mewakili alamat yang mencakup bit yang akan digunakan untuk subnetting. Bagian kedua dari alamat (paling tidak signifikan 64 bit) selalu digunakan hanya untuk host. Oleh karena itu, tidak ada kompromi jika kita melakukan subnet jaringan.
  
[[File:IPv6-subnetting.jpg|center|300px|thumb]]
+
[[File:IPv6-subnetting.jpg|center|400px|thumb]]
  
16 bits of subnet is equivalent to IPv4’s Class B Network. Using these subnet bits, an organization can have another 65 thousands of subnets which is by far, more than enough.
+
16 bit subnet setara dengan Jaringan Kelas B IPv4. Dengan menggunakan bit subnet ini, sebuah organisasi dapat memiliki 65 ribu subnet lagi yang sejauh ini, lebih dari cukup.
  
Thus routing prefix is /64 and host portion is 64 bits. We can further subnet the network beyond 16 bits of Subnet ID, by borrowing host bits; but it is recommended that 64 bits should always be used for hosts addresses because auto-configuration requires 64 bits.
+
Jadi awalan routing adalah /64 dan bagian host adalah 64 bit. Kita selanjutnya dapat mensubnet jaringan di luar 16 bit ID Subnet, dengan meminjam bit host; tetapi disarankan agar 64 bit selalu digunakan untuk alamat host karena konfigurasi otomatis memerlukan 64 bit.
  
IPv6 subnetting works on the same concept as Variable Length Subnet Masking in IPv4.
+
Subnetting IPv6 bekerja pada konsep yang sama dengan Variable Length Subnet Masking di IPv4.
  
/48 prefix can be allocated to an organization providing it the benefit of having up to /64 subnet prefixes, which is 65535 sub-networks, each having 264 hosts. A /64 prefix can be assigned to a point-to-point connection where there are only two hosts (or IPv6 enabled devices) on a link.
+
/48 prefiks dapat dialokasikan ke organisasi yang memberikan keuntungan memiliki hingga /64 prefiks subnet, yaitu 65535 sub-jaringan, masing-masing memiliki 264 host. Awalan /64 dapat ditetapkan ke koneksi point-to-point di mana hanya ada dua host (atau perangkat berkemampuan IPv6) pada sebuah link.
  
 +
==Summarization dan Agregasi di IPv6==
  
SUMMARIZATION
+
Summarization serta agregasi, keduanya kadang-kadang disebut sebagai supernetting. Ini adalah subjek yang seharusnya sudah tidak asing lagi bagi kita dari merancang, membangun, dan menjalankan jaringan IPv4. Tetapi mungkin ada baiknya untuk meninjaunya dalam konteks diskusi subnetting IPv6 kami saat ini.
We’ve mentioned summarization as well as its synonym aggregation (both sometimes referred to as supernetting) at different times in the previous chapters. It’s a subject that should already be familiar to us from designing, building, and running IPv4 networks. But it’s probably a good idea to review it in the context of our current IPv6 subnetting discussion.
 
  
Simply stated, summarization is the combining of smaller networks into larger ones. Recall that only contiguous networks of the same size (i.e., bit length) can be summarized:
+
Secara sederhana, summarization adalah penggabungan jaringan yang lebih kecil menjadi jaringan yang lebih besar. Ingatlah bahwa hanya jaringan yang berdekatan dengan ukuran yang sama (yaitu, panjang bit) yang dapat diringkas:
  
 
  /64 + /64 = /63
 
  /64 + /64 = /63
 
  /63 + /63 = /62
 
  /63 + /63 = /62
 
  /62 + /62 = /61
 
  /62 + /62 = /61
 +
dst  ..
  
etc.
+
Summarization memberikan banyak keuntungan:
Summarization provides multiple benefits:
 
  
* It reduces the total number of routes (and routing table entries) that routers in the network must learn and keep state information on. This is by far the most important benefit of network aggregation. By reducing the number of routes that routers must learn and keep track of, memory and CPU resources are preserved, potentially delaying costly router upgrades or replacement. A reduced number of routes can also lead to faster convergence and improved performance of the network as fewer network prefixes mean that updates between routers can be sent and processed faster.
+
* Ini mengurangi jumlah total rute (dan entri tabel routing) yang harus dipelajari oleh router dalam jaringan dan menyimpan informasi status. Sejauh ini, ini adalah manfaat paling penting dari agregasi jaringan. Dengan mengurangi jumlah rute yang harus dipelajari dan dilacak oleh router, memori dan sumber daya CPU dipertahankan, berpotensi menunda peningkatan atau penggantian router yang mahal. Pengurangan jumlah rute juga dapat menyebabkan konvergensi yang lebih cepat dan peningkatan kinerja jaringan karena lebih sedikit prefiks jaringan berarti bahwa pembaruan antar router dapat dikirim dan diproses lebih cepat.
  
* It can reduce the administrative overhead associated with tracking address assignments. Aggregation can reduce the number of entries in network management and IPAM systems, reducing the amount of overall data network operations personnel and process must track and potentially reducing operational expenditures.
+
* Ini dapat mengurangi biaya administrasi yang terkait dengan penetapan alamat pelacakan. Agregasi dapat mengurangi jumlah entri dalam manajemen jaringan dan sistem IP Address Management (IPAM), mengurangi jumlah keseluruhan personel operasi jaringan data dan proses harus melacak dan berpotensi mengurangi pengeluaran operasional.
  
* It can help create well-defined network and administrative boundaries that allow us to simplify security policy and improve operations performance. Often, network aggregation correlates to well-defined administrative boundaries. This can greatly simplify the definition and configuration of security policy through ACLs and policy documentation. It can also improve network operations efficiency, leading to faster isolation and resolution of issues and problems on the network.
+
* Ini dapat membantu menciptakan jaringan yang terdefinisi dengan baik dan batasan administratif yang memungkinkan kita untuk menyederhanakan kebijakan keamanan dan meningkatkan kinerja operasi. Seringkali, agregasi jaringan berkorelasi dengan batas administratif yang terdefinisi dengan baik. Ini dapat sangat menyederhanakan definisi dan konfigurasi kebijakan keamanan melalui ACL dan dokumentasi kebijakan. Ini juga dapat meningkatkan efisiensi operasi jaringan, yang mengarah ke isolasi dan penyelesaian masalah dan masalah di jaringan dengan lebih cepat.
  
Nibble Boundaries
+
==Batasan Nibble==
A nibble is 4 bits. Since IPv6 addresses are expressed using hexadecimal characters, subnetting exclusively in multiples of four bits has several important benefits for address planning (and operations).
 
  
The first and most obvious of these is that our CIDR notation for any prefix will always be a multiple of four. For example, starting from a /64 (as that’s the smallest typical subnet size):
+
Nibble adalah 4 bit. Karena alamat IPv6 diekspresikan menggunakan karakter heksadesimal, subnetting secara eksklusif dalam kelipatan empat bit memiliki beberapa manfaat penting untuk perencanaan alamat (dan operasi).
  
/64, /60, /56, /52, /48, /44, etc.
+
Yang pertama dan paling jelas dari ini adalah bahwa notasi CIDR untuk awalan apa pun akan selalu menjadi kelipatan empat. Misalnya, mulai dari /64 (karena itu adalah ukuran subnet terkecil yang normal):
  
From an operational standpoint, this makes any subnetting transcription errors in configuration or documentation immediately apparent. For example:
+
/64, /60, /56, /52, /48, /44, dst
  
/53, /47, /39, etc.
+
Dari sudut pandang operasional, ini membuat kesalahan transkripsi subnetting dalam konfigurasi atau dokumentasi segera terlihat. Sebagai contoh:
  
The next benefit is that we have a smaller possible set of subnet groups to account for, as shown in Table 4-1:.
+
/53, /47, /39, dst.
  
Table 4-1. Binary nibbles
+
Manfaat selanjutnya adalah kita memiliki kumpulan grup subnet yang mungkin lebih kecil untuk diperhitungkan, seperti yang ditunjukkan pada Tabel berikut,
n 24n
 
1
 
  
16
+
Table. Binary nibbles
  
2
+
2^4n
 +
1  16
 +
2  256
 +
3  4096
 +
4  65536
 +
5  1048576
 +
6  16777216
 +
7  268435456
 +
8  4294967296
  
256
+
Saat kita mendesain paket alamat kita berdasarkan topologi jaringan, jarang sekali kita memiliki entitas jaringan (VLAN, gedung, unit bisnis, dll.) dalam grup yang lebih besar dari 65536.
  
3
+
Selain itu, sebagian besar perencanaan alamat kita akan difokuskan pada 16 bit ID subnet situs individu (dari /48 hingga /64) atau 16 bit dari keseluruhan tugas organisasi (biasanya dari /32 hingga /48, meskipun mungkin lebih besar untuk perusahaan terbesar). Akibatnya, empat nilai pertama (yaitu, 16, 256, 4096, dan 65536) adalah yang paling sering digunakan dan dengan demikian paling berguna untuk diingat.
  
4096
+
Manfaat terakhir membutuhkan sedikit lebih banyak penjelasan.
  
4
+
== Keterbacaan Prefix IPv6==
  
65536
+
Manfaat terakhir dari mematuhi nibble boundary saat membuat subnet di IPv6 adalah peningkatan keterbacaan prefix IPv6 (atau, dengan kata lain, keterbacaan manusia).
  
5
+
Apa yang kami maksud dengan keterbacaan? Mari kita tunjukkan dengan sebuah contoh. Katakanlah kita telah diberi /48 untuk situs kantor pusat sebuah perusahaan besar.
  
1048576
+
Situs ini memiliki 20 bangunan, dan kita telah merancang rencana kami untuk mengalokasikan satu subnet per bangunan. (Kami telah diberitahu untuk mengantisipasi pertumbuhan yang sangat kecil karena perusahaan berencana untuk memindahkan kantor pusat dalam dua hingga lima tahun ke depan.) Kita akan menyisihkan subnet tambahan untuk infrastruktur antar gedung dengan total 21 subnet.
  
6
+
Jumlah minimum bit yang perlu kita gunakan untuk mendukung 21 subnet adalah 5, yang memberi kita total 32 subnet. Kami memiliki 11 subnet cadangan jika ada kebutuhan untuk menetapkan subnet tambahan. N mewakili 5 bit di bawah ini, sedangkan X tidak ditentukan:
  
16777216
+
2001:db8:abcd:[NNNNNXXXXXXXXXXX]::/53
  
7
+
Perhatikan bahwa sementara ini menyediakan subnet yang cukup, awalan yang dihasilkan tidak segera terbaca karena batas bit tidak sejajar dengan 4 bit yang digunakan untuk mendefinisikan karakter heksadesimal di alamat:
  
268435456
 
 
8
 
 
4294967296
 
 
As we get into our address plan design based on our network topology, it’s uncommon that we’ll have any network entities (VLANs, buildings, business units, etc.) in groups larger than 65536.
 
 
Also, much of our address planning will be focused on either the 16 bits of the individual site subnet ID (from /48 to /64) or the 16 bits of the overall organizational assignment (typically from /32 to /48, though possibly larger for the largest enterprises). As a result, the first four values (i.e., 16, 256, 4096, and 65536) are the most often used and thus most usefully remembered.
 
 
The final benefit takes a bit more explaining.
 
 
Prefix Legibility
 
The final benefit of adhering to the nibble boundary when subnetting in IPv6 is improved prefix legibility (or, to put it another way, human-readability).
 
 
What do we mean by legibility? Let’s demonstrate with an example. Say we’ve been assigned a /48 for the headquarters site of a large enterprise. (We’ll explain in detail why we might get such an assignment in Chapter 5.)
 
 
The site has 20 buildings, and we’ve designed our plan to allocate one subnet per building. (We’ve been told to anticipate very little growth as the company is planning on moving the HQ sometime in the next two to five years.) We’ll set aside an additional subnet for infrastructure between buildings for a total of 21 subnets.
 
 
The minimum number of bits we’d need to use to support 21 subnets would be 5, which gives us a total of 32 subnets. We’ve got 11 subnets to spare in case any need arises to assign additional ones. The Ns represent these 5 bits below, while the Xs are unspecified:
 
 
2001:db8:abcd:[NNNNNXXXXXXXXXXX]::/53
 
 
Note that while this provides sufficient subnets, the resulting prefixes aren’t as immediately legible because the bit boundary doesn’t align with the 4 bits used to define the hexadecimal character in the address:
 
  
 
  2001:db8:abcd:0000::/53
 
  2001:db8:abcd:0000::/53
Line 106: Line 87:
 
  ...
 
  ...
  
Continuing with our example, the abundance of addresses available in IPv6 allows us to use 8 bits (instead of only 5), which makes the hexadecimal representation of the resulting subnets much tidier:
+
Melanjutkan contoh kita, banyaknya alamat yang tersedia di IPv6 memungkinkan kita untuk menggunakan 8 bit (bukan hanya 5), yang membuat representasi heksadesimal dari subnet yang dihasilkan jauh lebih rapi:
 +
 
  
 
  2001:db8:abcd:000::/56
 
  2001:db8:abcd:000::/56
Line 114: Line 96:
 
  ...
 
  ...
  
For each subnet group, only one value is possible for the hexadecimal character that corresponds to the 4-bit boundary in the IPv6 prefix (in this case, a /56). This makes the resulting prefix more immediately readable.
+
Untuk setiap grup subnet, hanya satu nilai yang mungkin untuk karakter heksadesimal yang sesuai dengan batas 4-bit di awalan IPv6 (dalam hal ini, a /56). Ini membuat prefix yang dihasilkan lebih mudah dibaca.
  
Obviously, the use of more bits gives us more subnets: 256 in this case, 21 of which we’ll use immediately along with 235 for future use. But fewer host ID bits also reduces the number of available /64 subnets in each parent subnet. In our above example, we went from 2048 /64s available per /53 to 256 /64s available with a /56.
+
Jelas, penggunaan lebih banyak bit memberi kita lebih banyak subnet: 256 dalam hal ini, 21 di antaranya akan segera kita gunakan bersama dengan 235 untuk penggunaan di masa mendatang. Tetapi bit ID host yang lebih sedikit juga mengurangi jumlah subnet /64 yang tersedia di setiap subnet induk. Dalam contoh kami di atas, kami beralih dari 2048 /64 yang tersedia per /53 menjadi 256 /64 yang tersedia dengan /56.
  
==Visualizing Hierarchy==
+
==Memvisualisasikan Hirarki==
  
As mentioned in the last section, much of our address planning will be focused on either the 16 bits of the individual site subnet ID (from /48 to /64) or the 16 bits of the overall organizational assignment (typically from /32 to /48).
+
Sebagian besar perencanaan alamat kita akan difokuskan pada 16 bit ID subnet situs individu (dari /48 hingga /64) atau 16 bit dari keseluruhan tugas organisasi (biasanya dari /32 hingga / 48).
  
As it turns out, dividing either of these 16-bit groups along their nibble boundaries gives us a very simple way of visualizing the hierarchy available to us when defining our addressing plan. We’ll pick the typical subnet ID range to demonstrate, i.e., /48 to /64 (Figure 4-1).
+
Ternyata, membagi salah satu dari grup 16-bit ini di sepanjang  nibble boundary mereka memberi kita cara yang sangat sederhana untuk memvisualisasikan hierarki yang tersedia bagi kita saat menentukan rencana pengalamatan kita. Kami akan memilih rentang ID subnet umum untuk didemonstrasikan, yaitu, /48 hingga /64, seperti gambar di bawah ini.
  
 
[[File:Ipap 0401.png|center|300px|thumb|Gambar. IPv6 site prefix visualization]]
 
[[File:Ipap 0401.png|center|300px|thumb|Gambar. IPv6 site prefix visualization]]
  
To create an IPv6 subnetting hierarchy from a /48 using the above diagram, simply choose one of the four boxes and then a single path in that box from left to right.
+
Untuk membuat hierarki subnetting IPv6 dari /48 menggunakan diagram di atas, cukup pilih salah satu dari empat kotak dan kemudian satu jalur di kotak itu dari kiri ke kanan.
  
The first box gives us four unique possibilities, as shown in Figure 4-2:
+
Kotak pertama memberi kita empat kemungkinan unik, seperti yang ditunjukkan pada Gambar di bawah ini:
  
 
[[File:Ipap 0402.png|center|300px|thumb|Gambar. IPv6 site prefix visualization (detail 1)]]
 
[[File:Ipap 0402.png|center|300px|thumb|Gambar. IPv6 site prefix visualization (detail 1)]]
  
Box two provides two possible paths (Figure 4-3):
+
 
 +
Kotak dua menyediakan dua jalur yang memungkinkan, seperti gambar di bawah ini,
 +
 
  
 
[[File:Ipap 0403.png|center|300px|thumb|Gambar. IPv6 site prefix visualization (detail 2)]]
 
[[File:Ipap 0403.png|center|300px|thumb|Gambar. IPv6 site prefix visualization (detail 2)]]
  
One path each is provided by the third and fourth boxes (Figure 4-4):
+
Masing-masing satu jalur disediakan oleh kotak ketiga dan keempat, seperti gambar di bawah ini,
  
 
[[File:Ipap 0404.png|center|300px|thumb|Gambar. IPv6 site prefix visualization (detail 3)]]
 
[[File:Ipap 0404.png|center|300px|thumb|Gambar. IPv6 site prefix visualization (detail 3)]]
  
Adding the possibilities up, we end up with only eight paths to choose from.
+
Menjumlahkan semua kemungkinan yang ada, kita akan memiliki delapan jalur untuk dipilih.
  
As it happens, this simple expression of subnetting hierarchy will often prove more than adequate to guide a basic topology for many organizations. It strikes a good balance between the minimum amount of complexity required to instantiate operational efficiency and the simplicity to make and keep the plan extensible and flexible.
+
Seperti yang terjadi, ungkapan sederhana dari hierarki subnetting ini seringkali terbukti lebih dari cukup untuk memandu topologi dasar bagi banyak organisasi. Ini mencapai keseimbangan yang baik antara jumlah minimum kompleksitas yang diperlukan untuk membuat contoh efisiensi operasional dan kesederhanaan untuk membuat dan menjaga agar rencana dapat diperluas dan fleksibel.
  
Let’s take a look at the same figure with actual subnets added for clarity (Figure 4-5):
+
Mari kita lihat gambar yang sama dengan menambahkan subnet aktual untuk kejelasan, seperti gambar di bawah ini,
  
 
[[File:Ipap 0405.png|center|300px|thumb|Gambar. IPv6 site prefix visualization with subnets]]
 
[[File:Ipap 0405.png|center|300px|thumb|Gambar. IPv6 site prefix visualization with subnets]]
  
In this figure, the range of possible values to enumerate the subnets available at that level of hierarchy is bracketed. For example, starting in the upper left-hand corner and moving to the right, we observe that the 16 /52s at that level will be enumerated by modifying the first character of the fourth hextet:
+
Dalam gambar ini, rentang nilai yang mungkin untuk menghitung subnet yang tersedia pada tingkat hierarki tersebut diberi tanda kurung. Sebagai contoh, mulai dari sudut kiri atas dan bergerak ke kanan, kita amati bahwa 16 /52s pada level tersebut akan dihitung dengan memodifikasi karakter pertama dari hextet keempat:
 +
 
  
  2001:db8:1::/52 (or, expanded for clarity, 2001:db8:1:0000::/52)
+
  2001:db8:1::/52 (or, bisa juga di tulis sbb agar lebih jelas, 2001:db8:1:0000::/52)
 
  2001:db8:1:1000::/52
 
  2001:db8:1:1000::/52
 
  2001:db8:1:2000::/52
 
  2001:db8:1:2000::/52
Line 156: Line 141:
 
  2001:db8:1:F000::/52
 
  2001:db8:1:F000::/52
  
From there, each of our /52s could be further subnetted along one of three different paths.
+
Dari sana, masing-masing /52 kita dapat di-subnet-kan lebih jauh di sepanjang salah satu dari tiga jalur yang berbeda.
  
The first path gives us 16 /56s enumerated by the second character (and next 4 bits) of the fourth hextet. Choosing the first /52 from the step above, we get the first group of 16 /56 subnets:
+
Jalur pertama memberi kita 16 /56 yang dihitung oleh karakter kedua (dan 4 bit berikutnya) dari hextet keempat. Memilih /52 pertama dari langkah di atas, kita mendapatkan grup pertama dari 16/56 subnet:
  
 
  2001:db8:1::/56
 
  2001:db8:1::/56
Line 166: Line 151:
 
  2001:db8:1:0F00::/56
 
  2001:db8:1:0F00::/56
  
The second group of 16 /56 subnets would be:
+
Grup kedua dari 16 /56 subnet adalah:
  
 
  2001:db8:1:1000::/56
 
  2001:db8:1:1000::/56
Line 174: Line 159:
 
  2001:db8:1:1F00::/56
 
  2001:db8:1:1F00::/56
  
The second path gives us 256 /60s enumerated by the second and third character (and 8 middle bits) of the fourth hextet. Again choosing the first /52 subnet from our first example, we get the first group of 256 /60 subnets:
+
Jalur kedua memberi kita 256 /60 yang dihitung oleh karakter kedua dan ketiga (dan 8 bit tengah) dari hextet keempat. Sekali lagi memilih subnet /52 pertama dari contoh pertama, kita akan mendapatkan grup pertama 256 /60 subnet:
  
 
  2001:db8:1::/60
 
  2001:db8:1::/60
Line 182: Line 167:
 
  2001:db8:1:0FF0::/60
 
  2001:db8:1:0FF0::/60
  
The second group of 256 /60 subnets would be:
+
Grup kedua dari 256/60 subnet adalah:
  
 
  2001:db8:1:1000::/60
 
  2001:db8:1:1000::/60
Line 190: Line 175:
 
  2001:db8:1:1FF0::/60
 
  2001:db8:1:1FF0::/60
  
The final path gives us 4096 /64s enumerated by the second, third, and fourth characters (and right-most 12 bits) of the fourth hextet. Once more, starting with the first /52 subnet, we get the first group of 4096 /64 subnets:
+
Jalur terakhir memberi kita 4096 /64 yang dihitung oleh karakter kedua, ketiga, dan keempat (dan paling kanan 12 bit) dari hextet keempat. Sekali lagi, dimulai dengan subnet /52 pertama, kita mendapatkan grup pertama dari 4096 /64 subnet:
  
 
  2001:db8:1::/64
 
  2001:db8:1::/64
Line 198: Line 183:
 
  2001:db8:1:0FFF::/64
 
  2001:db8:1:0FFF::/64
  
The second group of 4096 /64 subnets would be:
+
Kelompok kedua dari subnet 4096/64 adalah:
  
 
  2001:db8:1:1000::/64
 
  2001:db8:1:1000::/64
Line 206: Line 191:
 
  2001:db8:1:1FFF::/64
 
  2001:db8:1:1FFF::/64
  
Hopefully, these images (and the method associated with them) give you a better sense of how to visualize and enumerate the subnets and hierarchy options available to you for a site. With a few uses, you’ll quickly be able to mentally map out your options.[72]
+
Mudah-mudahan, gambar-gambar ini (dan metode yang terkait dengannya) memberi pemahaman yang lebih baik tentang cara memvisualisasikan dan menghitung subnet dan opsi hierarki yang tersedia bagi kita untuk sebuah situs. Dengan beberapa penggunaan, kita akan dapat dengan cepat memetakan pilihan kita.
  
 
==Referensi==
 
==Referensi==

Latest revision as of 19:44, 13 November 2022

Sumber: https://www.tutorialspoint.com/ipv6/ipv6_subnetting.htm

Di IPv4, alamat dibuat di kelas-kelas. Alamat IPv4 yang berkelas dengan jelas menentukan bit yang digunakan untuk awalan jaringan dan bit yang digunakan untuk host di jaringan itu. Untuk subnet di IPv4, kita bermain dengan netmask classful default yang memungkinkan kita meminjam bit host untuk digunakan sebagai bit subnet. Ini menghasilkan banyak subnet tetapi lebih sedikit host per subnet. Yaitu, ketika kita meminjam bit host untuk membuat subnet, kita harus berkorban dengan lebih sedikit untuk digunakan sebagai alamat host.

Alamat IPv6 menggunakan 128 bit untuk mewakili alamat yang mencakup bit yang akan digunakan untuk subnetting. Bagian kedua dari alamat (paling tidak signifikan 64 bit) selalu digunakan hanya untuk host. Oleh karena itu, tidak ada kompromi jika kita melakukan subnet jaringan.

IPv6-subnetting.jpg

16 bit subnet setara dengan Jaringan Kelas B IPv4. Dengan menggunakan bit subnet ini, sebuah organisasi dapat memiliki 65 ribu subnet lagi yang sejauh ini, lebih dari cukup.

Jadi awalan routing adalah /64 dan bagian host adalah 64 bit. Kita selanjutnya dapat mensubnet jaringan di luar 16 bit ID Subnet, dengan meminjam bit host; tetapi disarankan agar 64 bit selalu digunakan untuk alamat host karena konfigurasi otomatis memerlukan 64 bit.

Subnetting IPv6 bekerja pada konsep yang sama dengan Variable Length Subnet Masking di IPv4.

/48 prefiks dapat dialokasikan ke organisasi yang memberikan keuntungan memiliki hingga /64 prefiks subnet, yaitu 65535 sub-jaringan, masing-masing memiliki 264 host. Awalan /64 dapat ditetapkan ke koneksi point-to-point di mana hanya ada dua host (atau perangkat berkemampuan IPv6) pada sebuah link.

Summarization dan Agregasi di IPv6

Summarization serta agregasi, keduanya kadang-kadang disebut sebagai supernetting. Ini adalah subjek yang seharusnya sudah tidak asing lagi bagi kita dari merancang, membangun, dan menjalankan jaringan IPv4. Tetapi mungkin ada baiknya untuk meninjaunya dalam konteks diskusi subnetting IPv6 kami saat ini.

Secara sederhana, summarization adalah penggabungan jaringan yang lebih kecil menjadi jaringan yang lebih besar. Ingatlah bahwa hanya jaringan yang berdekatan dengan ukuran yang sama (yaitu, panjang bit) yang dapat diringkas:

/64 + /64 = /63
/63 + /63 = /62
/62 + /62 = /61
dst  ..

Summarization memberikan banyak keuntungan:

  • Ini mengurangi jumlah total rute (dan entri tabel routing) yang harus dipelajari oleh router dalam jaringan dan menyimpan informasi status. Sejauh ini, ini adalah manfaat paling penting dari agregasi jaringan. Dengan mengurangi jumlah rute yang harus dipelajari dan dilacak oleh router, memori dan sumber daya CPU dipertahankan, berpotensi menunda peningkatan atau penggantian router yang mahal. Pengurangan jumlah rute juga dapat menyebabkan konvergensi yang lebih cepat dan peningkatan kinerja jaringan karena lebih sedikit prefiks jaringan berarti bahwa pembaruan antar router dapat dikirim dan diproses lebih cepat.
  • Ini dapat mengurangi biaya administrasi yang terkait dengan penetapan alamat pelacakan. Agregasi dapat mengurangi jumlah entri dalam manajemen jaringan dan sistem IP Address Management (IPAM), mengurangi jumlah keseluruhan personel operasi jaringan data dan proses harus melacak dan berpotensi mengurangi pengeluaran operasional.
  • Ini dapat membantu menciptakan jaringan yang terdefinisi dengan baik dan batasan administratif yang memungkinkan kita untuk menyederhanakan kebijakan keamanan dan meningkatkan kinerja operasi. Seringkali, agregasi jaringan berkorelasi dengan batas administratif yang terdefinisi dengan baik. Ini dapat sangat menyederhanakan definisi dan konfigurasi kebijakan keamanan melalui ACL dan dokumentasi kebijakan. Ini juga dapat meningkatkan efisiensi operasi jaringan, yang mengarah ke isolasi dan penyelesaian masalah dan masalah di jaringan dengan lebih cepat.

Batasan Nibble

Nibble adalah 4 bit. Karena alamat IPv6 diekspresikan menggunakan karakter heksadesimal, subnetting secara eksklusif dalam kelipatan empat bit memiliki beberapa manfaat penting untuk perencanaan alamat (dan operasi).

Yang pertama dan paling jelas dari ini adalah bahwa notasi CIDR untuk awalan apa pun akan selalu menjadi kelipatan empat. Misalnya, mulai dari /64 (karena itu adalah ukuran subnet terkecil yang normal):

/64, /60, /56, /52, /48, /44, dst

Dari sudut pandang operasional, ini membuat kesalahan transkripsi subnetting dalam konfigurasi atau dokumentasi segera terlihat. Sebagai contoh:

/53, /47, /39, dst.

Manfaat selanjutnya adalah kita memiliki kumpulan grup subnet yang mungkin lebih kecil untuk diperhitungkan, seperti yang ditunjukkan pada Tabel berikut,

Table. Binary nibbles

n  2^4n
1  16
2  256
3  4096
4  65536
5  1048576
6  16777216
7  268435456
8  4294967296

Saat kita mendesain paket alamat kita berdasarkan topologi jaringan, jarang sekali kita memiliki entitas jaringan (VLAN, gedung, unit bisnis, dll.) dalam grup yang lebih besar dari 65536.

Selain itu, sebagian besar perencanaan alamat kita akan difokuskan pada 16 bit ID subnet situs individu (dari /48 hingga /64) atau 16 bit dari keseluruhan tugas organisasi (biasanya dari /32 hingga /48, meskipun mungkin lebih besar untuk perusahaan terbesar). Akibatnya, empat nilai pertama (yaitu, 16, 256, 4096, dan 65536) adalah yang paling sering digunakan dan dengan demikian paling berguna untuk diingat.

Manfaat terakhir membutuhkan sedikit lebih banyak penjelasan.

Keterbacaan Prefix IPv6

Manfaat terakhir dari mematuhi nibble boundary saat membuat subnet di IPv6 adalah peningkatan keterbacaan prefix IPv6 (atau, dengan kata lain, keterbacaan manusia).

Apa yang kami maksud dengan keterbacaan? Mari kita tunjukkan dengan sebuah contoh. Katakanlah kita telah diberi /48 untuk situs kantor pusat sebuah perusahaan besar.

Situs ini memiliki 20 bangunan, dan kita telah merancang rencana kami untuk mengalokasikan satu subnet per bangunan. (Kami telah diberitahu untuk mengantisipasi pertumbuhan yang sangat kecil karena perusahaan berencana untuk memindahkan kantor pusat dalam dua hingga lima tahun ke depan.) Kita akan menyisihkan subnet tambahan untuk infrastruktur antar gedung dengan total 21 subnet.

Jumlah minimum bit yang perlu kita gunakan untuk mendukung 21 subnet adalah 5, yang memberi kita total 32 subnet. Kami memiliki 11 subnet cadangan jika ada kebutuhan untuk menetapkan subnet tambahan. N mewakili 5 bit di bawah ini, sedangkan X tidak ditentukan:

2001:db8:abcd:[NNNNNXXXXXXXXXXX]::/53

Perhatikan bahwa sementara ini menyediakan subnet yang cukup, awalan yang dihasilkan tidak segera terbaca karena batas bit tidak sejajar dengan 4 bit yang digunakan untuk mendefinisikan karakter heksadesimal di alamat:


2001:db8:abcd:0000::/53
2001:db8:abcd:0800::/53
2001:db8:abcd:1000::/53
2001:db8:abcd:1800::/53
...

Melanjutkan contoh kita, banyaknya alamat yang tersedia di IPv6 memungkinkan kita untuk menggunakan 8 bit (bukan hanya 5), yang membuat representasi heksadesimal dari subnet yang dihasilkan jauh lebih rapi:


2001:db8:abcd:000::/56
2001:db8:abcd:100::/56
2001:db8:abcd:200::/56
2001:db8:abcd:300::/56
...

Untuk setiap grup subnet, hanya satu nilai yang mungkin untuk karakter heksadesimal yang sesuai dengan batas 4-bit di awalan IPv6 (dalam hal ini, a /56). Ini membuat prefix yang dihasilkan lebih mudah dibaca.

Jelas, penggunaan lebih banyak bit memberi kita lebih banyak subnet: 256 dalam hal ini, 21 di antaranya akan segera kita gunakan bersama dengan 235 untuk penggunaan di masa mendatang. Tetapi bit ID host yang lebih sedikit juga mengurangi jumlah subnet /64 yang tersedia di setiap subnet induk. Dalam contoh kami di atas, kami beralih dari 2048 /64 yang tersedia per /53 menjadi 256 /64 yang tersedia dengan /56.

Memvisualisasikan Hirarki

Sebagian besar perencanaan alamat kita akan difokuskan pada 16 bit ID subnet situs individu (dari /48 hingga /64) atau 16 bit dari keseluruhan tugas organisasi (biasanya dari /32 hingga / 48).

Ternyata, membagi salah satu dari grup 16-bit ini di sepanjang nibble boundary mereka memberi kita cara yang sangat sederhana untuk memvisualisasikan hierarki yang tersedia bagi kita saat menentukan rencana pengalamatan kita. Kami akan memilih rentang ID subnet umum untuk didemonstrasikan, yaitu, /48 hingga /64, seperti gambar di bawah ini.

Gambar. IPv6 site prefix visualization

Untuk membuat hierarki subnetting IPv6 dari /48 menggunakan diagram di atas, cukup pilih salah satu dari empat kotak dan kemudian satu jalur di kotak itu dari kiri ke kanan.

Kotak pertama memberi kita empat kemungkinan unik, seperti yang ditunjukkan pada Gambar di bawah ini:

Gambar. IPv6 site prefix visualization (detail 1)


Kotak dua menyediakan dua jalur yang memungkinkan, seperti gambar di bawah ini,


Gambar. IPv6 site prefix visualization (detail 2)

Masing-masing satu jalur disediakan oleh kotak ketiga dan keempat, seperti gambar di bawah ini,

Gambar. IPv6 site prefix visualization (detail 3)

Menjumlahkan semua kemungkinan yang ada, kita akan memiliki delapan jalur untuk dipilih.

Seperti yang terjadi, ungkapan sederhana dari hierarki subnetting ini seringkali terbukti lebih dari cukup untuk memandu topologi dasar bagi banyak organisasi. Ini mencapai keseimbangan yang baik antara jumlah minimum kompleksitas yang diperlukan untuk membuat contoh efisiensi operasional dan kesederhanaan untuk membuat dan menjaga agar rencana dapat diperluas dan fleksibel.

Mari kita lihat gambar yang sama dengan menambahkan subnet aktual untuk kejelasan, seperti gambar di bawah ini,

Gambar. IPv6 site prefix visualization with subnets

Dalam gambar ini, rentang nilai yang mungkin untuk menghitung subnet yang tersedia pada tingkat hierarki tersebut diberi tanda kurung. Sebagai contoh, mulai dari sudut kiri atas dan bergerak ke kanan, kita amati bahwa 16 /52s pada level tersebut akan dihitung dengan memodifikasi karakter pertama dari hextet keempat:


2001:db8:1::/52 (or, bisa juga di tulis sbb agar lebih jelas, 2001:db8:1:0000::/52)
2001:db8:1:1000::/52
2001:db8:1:2000::/52
...
2001:db8:1:F000::/52

Dari sana, masing-masing /52 kita dapat di-subnet-kan lebih jauh di sepanjang salah satu dari tiga jalur yang berbeda.

Jalur pertama memberi kita 16 /56 yang dihitung oleh karakter kedua (dan 4 bit berikutnya) dari hextet keempat. Memilih /52 pertama dari langkah di atas, kita mendapatkan grup pertama dari 16/56 subnet:

2001:db8:1::/56
2001:db8:1:0100::/56
2001:db8:1:0200::/56
...
2001:db8:1:0F00::/56

Grup kedua dari 16 /56 subnet adalah:

2001:db8:1:1000::/56
2001:db8:1:1100::/56
2001:db8:1:1200::/56
...
2001:db8:1:1F00::/56

Jalur kedua memberi kita 256 /60 yang dihitung oleh karakter kedua dan ketiga (dan 8 bit tengah) dari hextet keempat. Sekali lagi memilih subnet /52 pertama dari contoh pertama, kita akan mendapatkan grup pertama 256 /60 subnet:

2001:db8:1::/60
2001:db8:1:0100::/60
2001:db8:1:0200::/60
...
2001:db8:1:0FF0::/60

Grup kedua dari 256/60 subnet adalah:

2001:db8:1:1000::/60
2001:db8:1:1100::/60
2001:db8:1:1200::/60
...
2001:db8:1:1FF0::/60

Jalur terakhir memberi kita 4096 /64 yang dihitung oleh karakter kedua, ketiga, dan keempat (dan paling kanan 12 bit) dari hextet keempat. Sekali lagi, dimulai dengan subnet /52 pertama, kita mendapatkan grup pertama dari 4096 /64 subnet:

2001:db8:1::/64
2001:db8:1:0100::/64
2001:db8:1:0200::/64
...
2001:db8:1:0FFF::/64

Kelompok kedua dari subnet 4096/64 adalah:

2001:db8:1:1000::/64
2001:db8:1:1100::/64
2001:db8:1:1200::/64
...
2001:db8:1:1FFF::/64

Mudah-mudahan, gambar-gambar ini (dan metode yang terkait dengannya) memberi pemahaman yang lebih baik tentang cara memvisualisasikan dan menghitung subnet dan opsi hierarki yang tersedia bagi kita untuk sebuah situs. Dengan beberapa penggunaan, kita akan dapat dengan cepat memetakan pilihan kita.

Referensi

Pranala Menarik