Difference between revisions of "Cyber Bullying: Taktik"

From OnnoWiki
Jump to navigation Jump to search
 
(11 intermediate revisions by the same user not shown)
Line 1: Line 1:
Penting untuk dipahami bagaimana anak-anak menjadi korban cyberbullying sehingga mudah dikenali dan tindakan bisa dilakukan. Beberapa taktik cyberbullying yang paling umum meliputi:
+
Penting untuk dipahami bagaimana anak-anak menjadi korban cyberbullying sehingga mudah dikenali dan tindakan bisa dilakukan. Beberapa taktik cyberbullying yang paling umum / sering dilakukan antara lain meliputi:
  
* Posting komentar atau rumor tentang seseorang secara online yang jahat, menyakitkan, atau memalukan.
+
* Menulis komentar atau bercerita tentang seseorang secara online yang kasar, menyakitkan, atau memalukan.
 
* Mengancam menyakiti seseorang atau menyuruh mereka bunuh diri.
 
* Mengancam menyakiti seseorang atau menyuruh mereka bunuh diri.
* Posting gambar atau video yang jahat atau menyakitkan.  
+
* Posting gambar atau video yang tidak baik / senonoh atau menyakitkan.  
 
* Berpura-pura menjadi orang lain di online untuk meminta atau mengirim informasi pribadi atau informasi yang salah tentang orang lain.
 
* Berpura-pura menjadi orang lain di online untuk meminta atau mengirim informasi pribadi atau informasi yang salah tentang orang lain.
* Posting nama, komentar, atau konten yang jahat atau penuh kebencian, tentang ras, agama, etnisitas, atau karakter pribadi secara online.
+
* Posting nama, komentar, atau konten yang jahat / kasar atau penuh kebencian, tentang ras, agama, etnisitas, atau karakter pribadi secara online.
* Membuat halaman web yang jahat atau menyakitkan tentang seseorang.
+
* Membuat halaman web yang jahat / kasar atau menyakitkan tentang seseorang.
*Doxing, singkatan dari form dokumen word, adalah bentuk pelecehan online yang digunakan untuk membalas dendam dan untuk mengancam dan menghancurkan privasi individu dengan membuat informasi pribadi mereka dipublikasikan, termasuk alamat, jaminan sosial, kartu kredit dan nomor telepon, tautan ke akun media sosial, dan data pribadi lainnya.
+
* Doxing, singkatan dari form dokumen word, adalah bentuk pelecehan online yang digunakan untuk membalas dendam dan untuk mengancam dan menghancurkan privasi individu dengan membuat informasi pribadi mereka dipublikasikan, termasuk alamat, jaminan sosial, kartu kredit dan nomor telepon, tautan ke akun media sosial, dan data pribadi lainnya.
  
 
==Contoh Taktik Viral==
 
==Contoh Taktik Viral==
  
Karena cyberbullying dapat terjadi dengan cara yang berbeda, contoh berdasarkan pengalaman nyata dapat memberikan pemahaman lebih dalam tentang taktik yang biasanya digunakan. Seiring dengan faktor risiko lainnya, intimidasi dapat meningkatkan risiko perilaku terkait bunuh diri. Selanjutnya, cyberbullying bisa tanpa henti, meningkatkan kemungkinan kecemasan dan depresi. Beberapa negara telah memilih untuk mengadili orang muda yang melakukan pelecehan kriminal, termasuk mendorong seseorang untuk mati karena bunuh diri. Beberapa bentuk cyberbullying adalah bentuk pelecehan yang melampaui batas aktivitas kriminal, dan beberapa taktik terjadi dalam hubungan pacaran dan bisa berubah menjadi kekerasan interpersonal.
+
Karena cyberbullying dapat terjadi dengan cara yang berbeda, contoh berdasarkan pengalaman nyata dapat memberikan pemahaman lebih dalam tentang taktik yang biasanya digunakan. Seiring dengan faktor risiko lainnya, intimidasi dapat meningkatkan risiko perilaku terkait bunuh diri. Selanjutnya, cyberbullying bisa tanpa henti, meningkatkan kemungkinan kecemasan dan depresi. Beberapa negara memutuskan untuk mengadili orang muda yang melakukan pelecehan kriminal, termasuk mendorong seseorang untuk mati karena bunuh diri. Beberapa bentuk cyberbullying adalah bentuk pelecehan yang melampaui batas aktivitas kriminal, dan beberapa kejadian yang terjadi dalam hubungan pacaran akhirnya bisa berubah menjadi kekerasan interpersonal.
  
 
Cerita di bawah ini adalah contoh taktik cyberbullying yang berbeda yang bisa terjadi. Kenyataannya, dengan intervensi yang tepat, cyberbullying  dapat ditangani secara positif untuk mengurangi kerugian dan dampak negatif yang dapat dihasilkan. Bila tidak diatasi, cyberbullying bisa memiliki efek kesehatan mental jangka panjang. Cyberbullying dan intimidasi dapat berdampak negatif terhadap kehidupan semua orang yang terlibat.
 
Cerita di bawah ini adalah contoh taktik cyberbullying yang berbeda yang bisa terjadi. Kenyataannya, dengan intervensi yang tepat, cyberbullying  dapat ditangani secara positif untuk mengurangi kerugian dan dampak negatif yang dapat dihasilkan. Bila tidak diatasi, cyberbullying bisa memiliki efek kesehatan mental jangka panjang. Cyberbullying dan intimidasi dapat berdampak negatif terhadap kehidupan semua orang yang terlibat.
  
  
===Nude photo sharing ===
+
===Sharing Foto Tanpa Busana===
  
A teenage girl sent a nude photo of herself to her boyfriend while they were dating. After they broke up, he shared the photo with other children, who then called her hurtful, derogatory names via text and social media.  
+
Seorang gadis remaja mengirim foto tanpa busana dirinya ke pacarnya saat mereka berkencan. Setelah mereka putus, pacarnya berbagi foto itu dengan anak-anak lain, yang kemudian memanggilnya nama yang menyakitkan dan menghina melalui SMS dan media sosial.
  
===Lies and false accusations===
+
===Pemerasan Video Tanpa Busana===
  
A group of students got into trouble at school for being drunk, and accused a girl who knew nothing about it of reporting them to school officials. They began texting her day and night, and posted hateful, derogatory messages on social media. Other students saw their messages and joined in harassing the girl. She was bullied constantly via text, and in person at school. She eventually shut down her social media accounts and changed her phone number. Still, the bullying at school continued.
+
Seorang anak laki-laki, melakukan online dating menggunakan webcam. Di hadapan webcam anak laki-laki tersebut mulai beradegan tanpa busana. Tanpa di sadari lawan main webcam me-rekam adegan tersebut. Rekaman tersebut di kemudian hari digunakan untuk memeras anak laki-laki tersebut untuk membayarkan sejumlah uang jika tidak akan di sebarkan ke keluarga dan teman-teman-nya.
  
===Bullied for being economically challenged===
+
===Kebohongan dan tuduhan palsu===
  
Students posted mean, negative comments on another classmates’ social media account, commenting on his clothes and sneakers, which were not the more expensive name brands most of them were wearing. They ridiculed him, calling him “poor” and continued the bullying in school. The boy missed many days of school trying to avoid the harassment and embarrassment.
+
Sekelompok siswa mendapat masalah di sekolah karena mabuk, dan menuduh seorang gadis yang tidak tahu apa-apa bahwa dia melaporkannya ke kepala sekolah. Mereka mulai mengirim SMS / chatting ke sang gadis siang dan malam, dan mengirimkan pesan-pesan kebencian dan penghinaan pada media sosial. Siswa lain melihat pesan mereka dan ikut melecehkan gadis itu. Gadis diintimidasi terus-menerus melalui SMS, dan secara langsung di sekolah. Gadis akhirnya menutup akun media sosialnya dan mengganti nomor teleponnya. Meski begitu, intimidasi di sekolah terus berlanjut.
  
===False identity profile===
+
===Di bully karena miskin===
  
A girl’s classmate created a fake social media account in a boy’s name, and began an online relationship with her. Though she had not met him in person, the girl divulged personal information about herself and her family to this “boy”. The classmate who created the fake account then shared the personal information with other children, who used it to bully, shame, and harass the girl.  
+
Murid-murid menuliskan komentar negatif dan jahat / kasar pada akun media sosial teman sekelas lainnya, mengomentari pakaian dan sepatu-nya, yang tidak bermerek / kw dan tidak seperti yang kebanyakan dipakai anak-anak lain. Mereka mengejeknya, memanggilnya "kere" dan melanjutkan intimidasi di sekolah. Anak laki-laki itu akhirnya tidak masuk sekolah untuk menghindari pelecehan dan rasa malu.
  
===Encouraging self-harm or suicide===
+
===Profil identitas yang salah===
  
A young boy with a physical disability and scars on his face was harassed on social media and via text by other students. They called him derogatory names, told him he’d be better off dead. They wrote “why don’t you die?” on his school locker and encouraged him to take his own life.
+
Teman sekelas seorang gadis menciptakan akun media sosial palsu dengan nama anak laki-laki, dan memulai hubungan online dengannya. Meskipun dia tidak langsung bertemu dengannya, gadis itu membocorkan informasi pribadi tentang dirinya dan keluarganya kepada "anak laki-laki" ini. Teman sekelas yang menciptakan akun palsu tersebut kemudian membagikan informasi pribadi tersebut dengan anak-anak lain, yang menggunakannya untuk mem-bully, membuat malu, dan melecehkan sang gadis itu.
  
===Bullied for being gay===
+
Seorang mahasiswi mempunyai banyak teman di media sosial yang tidak dia kenali. Salah satu dari mereka mengcopy berbagai informasi yang ada di media sosial si mahasiswi tersebut. Informasi yang di ambil upload oleh teman tersebut ke web / blog dengan nama si mahasiswi termasuk nomor telepon si mahasiswi. Kemudian di tambahkan informasi tidak baik / jahat, misalnya "Tarif per jam". Si mahasiswi tidak bisa mematikan blog tersebut, dan banyak orang menelepon menanyakan apakah malam nanti ada waktu?
  
A teenage boy who was openly gay began receiving death threats via phone, text, and social media for being gay. Students created an anti-gay social media group and harassed him, posting hateful messages about him. 
+
===Mendorong untuk membahayakan diri sendiri bahkan bunuh diri===
  
===Jealousy bullying===
+
Seorang anak laki-laki dengan cacat fisik dan bekas luka di wajahnya dilecehkan di media sosial dan melalui SMS oleh siswa lain. Mereka memanggilnya nama yang menghina, mengatakan kepadanya bahwa dia akan lebih baik mati. Mereka menulis "mengapa kamu tidak mati?" tempat duduknya dan mendorongnya untuk mengambil nyawanya sendiri.
  
A teenage girl was harassed by other girls in her class for dating a very popular boy. The girls sent her hateful messages via text and social media, and wrote derogatory messages on her school locker. 
+
===Di Bully karena Gay===
  
===Doxing Over Online Gaming===
+
Seorang remaja laki-laki yang secara terbuka mengakui bahwa dia gay mulai menerima ancaman pembunuhan melalui telepon, SMS, dan media sosial karena menjadi gay. Para siswa menciptakan kelompok media sosial anti-gay dan mengganggunya, memposting pesan penuh kebencian tentang dia.
  
A teenage boy posted comments on a public gaming forum, expressing his dislike of certain game features and tactics. Another user disagreed with him in the forum, then searched for the boy’s information online and posted his address, email address, and social media links in another comment. The boy then received multiple emails and messages from strangers threatening to come to his home and assault him, and to block him from games.
+
===Di Bully karena Cemburu===
 +
 
 +
Seorang gadis remaja dilecehkan oleh gadis-gadis lain di kelasnya karena berkencan dengan cowok yang paling populer di sekolah. Gadis-gadis itu mengirim pesan penuh kebencian melalui SMS dan media sosial, dan menulis pesan penghinaan di meja / kursi sekolahnya.
 +
 
 +
===Doxing pada Online Game===
 +
 
 +
Seorang remaja laki-laki mengirim komentar di forum game publik, mengungkapkan ketidaksukaannya terhadap fitur permainan dan taktik tertentu. Pengguna lain tidak setuju dengan dia di forum tersebut, lalu mencari informasi anak laki-laki itu secara online dan memposting alamat, alamat email, dan tautan media sosialnya di komentar lain. Anak laki-laki itu kemudian menerima banyak email dan pesan dari orang asing yang mengancam akan datang ke rumahnya dan menyerangnya, dan menghalanginya dari permainan.

Latest revision as of 06:40, 9 April 2018

Penting untuk dipahami bagaimana anak-anak menjadi korban cyberbullying sehingga mudah dikenali dan tindakan bisa dilakukan. Beberapa taktik cyberbullying yang paling umum / sering dilakukan antara lain meliputi:

  • Menulis komentar atau bercerita tentang seseorang secara online yang kasar, menyakitkan, atau memalukan.
  • Mengancam menyakiti seseorang atau menyuruh mereka bunuh diri.
  • Posting gambar atau video yang tidak baik / senonoh atau menyakitkan.
  • Berpura-pura menjadi orang lain di online untuk meminta atau mengirim informasi pribadi atau informasi yang salah tentang orang lain.
  • Posting nama, komentar, atau konten yang jahat / kasar atau penuh kebencian, tentang ras, agama, etnisitas, atau karakter pribadi secara online.
  • Membuat halaman web yang jahat / kasar atau menyakitkan tentang seseorang.
  • Doxing, singkatan dari form dokumen word, adalah bentuk pelecehan online yang digunakan untuk membalas dendam dan untuk mengancam dan menghancurkan privasi individu dengan membuat informasi pribadi mereka dipublikasikan, termasuk alamat, jaminan sosial, kartu kredit dan nomor telepon, tautan ke akun media sosial, dan data pribadi lainnya.

Contoh Taktik Viral

Karena cyberbullying dapat terjadi dengan cara yang berbeda, contoh berdasarkan pengalaman nyata dapat memberikan pemahaman lebih dalam tentang taktik yang biasanya digunakan. Seiring dengan faktor risiko lainnya, intimidasi dapat meningkatkan risiko perilaku terkait bunuh diri. Selanjutnya, cyberbullying bisa tanpa henti, meningkatkan kemungkinan kecemasan dan depresi. Beberapa negara memutuskan untuk mengadili orang muda yang melakukan pelecehan kriminal, termasuk mendorong seseorang untuk mati karena bunuh diri. Beberapa bentuk cyberbullying adalah bentuk pelecehan yang melampaui batas aktivitas kriminal, dan beberapa kejadian yang terjadi dalam hubungan pacaran akhirnya bisa berubah menjadi kekerasan interpersonal.

Cerita di bawah ini adalah contoh taktik cyberbullying yang berbeda yang bisa terjadi. Kenyataannya, dengan intervensi yang tepat, cyberbullying dapat ditangani secara positif untuk mengurangi kerugian dan dampak negatif yang dapat dihasilkan. Bila tidak diatasi, cyberbullying bisa memiliki efek kesehatan mental jangka panjang. Cyberbullying dan intimidasi dapat berdampak negatif terhadap kehidupan semua orang yang terlibat.


Sharing Foto Tanpa Busana

Seorang gadis remaja mengirim foto tanpa busana dirinya ke pacarnya saat mereka berkencan. Setelah mereka putus, pacarnya berbagi foto itu dengan anak-anak lain, yang kemudian memanggilnya nama yang menyakitkan dan menghina melalui SMS dan media sosial.

Pemerasan Video Tanpa Busana

Seorang anak laki-laki, melakukan online dating menggunakan webcam. Di hadapan webcam anak laki-laki tersebut mulai beradegan tanpa busana. Tanpa di sadari lawan main webcam me-rekam adegan tersebut. Rekaman tersebut di kemudian hari digunakan untuk memeras anak laki-laki tersebut untuk membayarkan sejumlah uang jika tidak akan di sebarkan ke keluarga dan teman-teman-nya.

Kebohongan dan tuduhan palsu

Sekelompok siswa mendapat masalah di sekolah karena mabuk, dan menuduh seorang gadis yang tidak tahu apa-apa bahwa dia melaporkannya ke kepala sekolah. Mereka mulai mengirim SMS / chatting ke sang gadis siang dan malam, dan mengirimkan pesan-pesan kebencian dan penghinaan pada media sosial. Siswa lain melihat pesan mereka dan ikut melecehkan gadis itu. Gadis diintimidasi terus-menerus melalui SMS, dan secara langsung di sekolah. Gadis akhirnya menutup akun media sosialnya dan mengganti nomor teleponnya. Meski begitu, intimidasi di sekolah terus berlanjut.

Di bully karena miskin

Murid-murid menuliskan komentar negatif dan jahat / kasar pada akun media sosial teman sekelas lainnya, mengomentari pakaian dan sepatu-nya, yang tidak bermerek / kw dan tidak seperti yang kebanyakan dipakai anak-anak lain. Mereka mengejeknya, memanggilnya "kere" dan melanjutkan intimidasi di sekolah. Anak laki-laki itu akhirnya tidak masuk sekolah untuk menghindari pelecehan dan rasa malu.

Profil identitas yang salah

Teman sekelas seorang gadis menciptakan akun media sosial palsu dengan nama anak laki-laki, dan memulai hubungan online dengannya. Meskipun dia tidak langsung bertemu dengannya, gadis itu membocorkan informasi pribadi tentang dirinya dan keluarganya kepada "anak laki-laki" ini. Teman sekelas yang menciptakan akun palsu tersebut kemudian membagikan informasi pribadi tersebut dengan anak-anak lain, yang menggunakannya untuk mem-bully, membuat malu, dan melecehkan sang gadis itu.

Seorang mahasiswi mempunyai banyak teman di media sosial yang tidak dia kenali. Salah satu dari mereka mengcopy berbagai informasi yang ada di media sosial si mahasiswi tersebut. Informasi yang di ambil upload oleh teman tersebut ke web / blog dengan nama si mahasiswi termasuk nomor telepon si mahasiswi. Kemudian di tambahkan informasi tidak baik / jahat, misalnya "Tarif per jam". Si mahasiswi tidak bisa mematikan blog tersebut, dan banyak orang menelepon menanyakan apakah malam nanti ada waktu?

Mendorong untuk membahayakan diri sendiri bahkan bunuh diri

Seorang anak laki-laki dengan cacat fisik dan bekas luka di wajahnya dilecehkan di media sosial dan melalui SMS oleh siswa lain. Mereka memanggilnya nama yang menghina, mengatakan kepadanya bahwa dia akan lebih baik mati. Mereka menulis "mengapa kamu tidak mati?" tempat duduknya dan mendorongnya untuk mengambil nyawanya sendiri.

Di Bully karena Gay

Seorang remaja laki-laki yang secara terbuka mengakui bahwa dia gay mulai menerima ancaman pembunuhan melalui telepon, SMS, dan media sosial karena menjadi gay. Para siswa menciptakan kelompok media sosial anti-gay dan mengganggunya, memposting pesan penuh kebencian tentang dia.

Di Bully karena Cemburu

Seorang gadis remaja dilecehkan oleh gadis-gadis lain di kelasnya karena berkencan dengan cowok yang paling populer di sekolah. Gadis-gadis itu mengirim pesan penuh kebencian melalui SMS dan media sosial, dan menulis pesan penghinaan di meja / kursi sekolahnya.

Doxing pada Online Game

Seorang remaja laki-laki mengirim komentar di forum game publik, mengungkapkan ketidaksukaannya terhadap fitur permainan dan taktik tertentu. Pengguna lain tidak setuju dengan dia di forum tersebut, lalu mencari informasi anak laki-laki itu secara online dan memposting alamat, alamat email, dan tautan media sosialnya di komentar lain. Anak laki-laki itu kemudian menerima banyak email dan pesan dari orang asing yang mengancam akan datang ke rumahnya dan menyerangnya, dan menghalanginya dari permainan.